Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jatim

Nasib Terkini Pria Jember yang Pernah Dituduh Dukun Santet, Dikirim ke Tempat Khusus

Inilah nasib terkini pria Jember yang pernah dituduh dukun santet. Kini dia dikirim ke tempat khusus.

Editor: Januar
Kompas.com/Dok Polsek Kalisat
Pertemuan Muspika Kalisat, Jember menyelesaikan tuduhan ilmu santet pada salah seorang warga 

Saat ini, Bahri hanya ingin menjalani aktifitas dengan tenang di sisi umurnya dan bisa diterima kembali bermasyarakat tanpa tuduhan dan fitnah.

"Bisa diampuni dan berkumpul lagi dengan masyarakat dan dikuburkan (saat meninggal dunia), hanya itu," kata dia dengan nada terbata-bata dan mata berkaca kaca.

Sementara itu, Kepala Dusun Krajan II Desa Kalisat Rauzi menambahkan untuk kebutuhan makan tertuduh, sudah disiapkan oleh pemerintah desa.

"Tidak perlu masak, sudah dibelikan sama bapak kepala desa, ngeteh dan cuci baju sendiri. Kadang-kadang bajunya baru dijemur pada pukul 2 sore, setelah perangkat desa pulang," katanya.

Rauzi mengungkapkan sebenarnya tertuduh sudah pasrah dan siap untuk ditempatkan dimana saja. Sebab yang bersangkutan merasa, tidak memiliki saudara gara gara dituduh dukun santet.

"Ngomongnya seperti itu. Soalnya di Dusun Tengah sudah nolak dan Dusun Utara I juga sudah nolak. Bahkan istrinya juga tidak pernah datang menjenguk," ungkapnya.

Pemdes Kalisat juga mencoba memberikan kemanan ekstra terhadap tertuduh. Bahkan, katanya, yang bersangkutan dilarang keluar dari Balai desa tanpa ijin.

"Jadi kalau mau keluar dari kantor desa, harus pamit dengan saya. Kemarin pamit mau cukur, ya sudah saya diantar dengan perangkat kantor desa sini," tutur Rauzi.

Setiap malam, kata Rauzi, para perangkat desa bergantian untuk menemani tertuduh sebagai teman curhat agar yang bersangkutan tidak jenuh.

"Saling dongeng-dongengan dan setiap minggu kesehatan pak Bahri juga dikontrol oleh teman-teman perangkat desa," paparnya.

Rauzi mengungkapkan sebenarnya tertuduh pernah punya niatan untuk kabur dari kantor desa dan kembali ke kampung halamannya.

"Pernah ngomong seperti itu. Tapi saya bilang kalau mau kabur ke mana?, wong rumahnya sudah dibangun sama keponakannya. Saya bilang, Satu-satunya jalan ya harus keluar dari Desa Kalisat," katanya.

Namun, kata dia, rencana kabur tersebut tidak jadi dilakukan oleh pak Bahri. Karena tertuduh merasa kasihan dengan perangkat desa dan juga polisi.

"Nanti kebingungan dan disalahkan. Jadi sekarang pak Abdul Bahri pasrah sudah, mau dibawa kemanapun siap," ucapnya.

Rauzi mengakui sebagian warga di Desa Kalisat yang jauh dengan daerah kota, memang masih percaya dengan klenik. Bahkan, saat mengalami sakit perut dikiranya kena serangan santet.

Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved