Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Niat Asli Maling di Surabaya yang Tertidur di Rumah Korban, 'Bisikan', Pengakuan Keluarga Tak Diduga

Video maling di Surabaya tertidur di rumah korbannya viral di media sosial baru-baru ini. Polisi pun mengungkap fakta di balik video viral tersebut.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Instagram @jatiminframe
Niat Asli Maling di Surabaya yang Tertidur di Rumah Korban, Pengakuan Keluarga Tak Diduga 

Soal ini, Kapolsek Tambaksari Polrestabes Surabaya, Kompol Ari Bayu Aji mengatakan, kejadian tersebut bermula saat si pemilik rumah melihat seorang laki-laki dewasa seorang diri tertidur di lantai dua rumahnya, sekitar pukul 06.30 WIB. 

Si terduga pelaku itu tertidur dalam posisi tubuh tertelungkup dengan kepala berbantal sebuah kresek plastik berisi tumpukan pakaian yang dijemur oleh si pemilik rumah di lantai dua. 

Lantaran panik, pihak pemilik rumah berteriak 'maling' seraya keluar rumah mencari bantuan kepada pihak keamanan permukiman setempat.

Sehingga, lanjut Kompol Ari Bayu Aji, kegaduhan tersebut menimbulkan rasa simpati warga lain di permukiman tersebut. 

"Selanjutnya terduga pelaku diamankan di Pos Satpam sebelah rumah korban dan anggota Polsek Tambaksari membawa pelaku Polsek Tambaksari," ujarnya saat dihubungi TribunJatim.com.

Saat diinterogasi, ungkap Kompol Ari Bayu Aji, terduga pelaku itu diketahui berinisial HS.

Pria itu berada di lantai dua teras rumah warga, setelah memanjat dari pagar samping rumah korban, sekitar pukul 00.00 WIB. 

Alasannya memanjat dan mengemasi pakaian yang dijemur oleh si pemilik rumah di lantai dua, karena HS mengaku mendapatkan sebuah bisikan aneh dalam benaknya, sesaat sebelum menjalankan aksinya. 

"Motivasi pelaku melakukan hal tersebut karena mendapatkan bisikan pada kepalanya untuk naik ke bangunan yang tinggi, sedangkan baju yang diambil rencana akan digunakan sendiri," katanya. 

Lantaran pengakuan HS terbilang aneh, Kompol Ari Bayu Aji mengatakan, pihaknya melakukan pemeriksaan dan penggalian informasi lebih mendalam kepada pihak anggota keluarga HS. 

Baca juga: Rumah Mewah di Surabaya Dirampok, Pemilik Heran Cara Maling Masuk: Pagar Tinggi, Gembok Tidak Rusak

Ternyata, berdasarkan pengakuan anggota keluarga, HS memiliki kecenderungan gangguan kesehatan mental. 

Kondisi perekonomian keluarga HS yang terkategori menengah ke bawah, tidak dapat mengakses fasilitas kesehatan yang layak dan cukup untuk merawat kesehatan mental HS. 

"Dari keterangan keluarga, HS mempunyai gejala, kejiwaan sering mendengar adanya bisikan di kepalanya, akan tetapi keluarga terkendala sebagai masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)," jelasnya. 

Kompol Ari Bayu Aji menambahkan, pihaknya melakukan upaya Restorative Justice terhadap HS dengan melibatkan partisipasi dari pengurus RT, RW, pihak anggota keluarga HS dan pihak korban atau si penghuni rumah. 

Sehingga, HS akhirnya dikembalikan kepada pihak keluarga untuk dilakukan penanganan kesehatan mental dengan merujuknya ke fasyankes mental di Kota Surabaya. 

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved