Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terpopuler

VIRAL TERPOPULER Ucapan Pedas Bu Dosen UIN Bikin Kuli Sakit Hati - Sekdes Hidup Masih Numpang Mertua

4 berita viral terpoopuler, Minggu 27 Agustus 2023: Ucapan pedas bu dosen UIN bikin kuli sakit hati hingga curhat sekdes hidup masih numpang mertua.

Editor: Elma Gloria Stevani
Tribunnews.com dan ISTIMEWA
4 berita viral terpoopuler, Minggu 27 Agustus 2023 di TribunJatim.com. 

TRIBUNJATIM.COM - Selama dua hari terakhir, ada banyak peristiwa terjadi di Tanah Air dan mancanegara.

Peristiwa membahagiakan atau kabar kurang menyenangkan yang dialami masyarakat Indonesia dalam segmen berita viral terpopuler berdasarkan berita yang tengah hangat diperbincangkan.

Di akhir bulan Agustus, serangkaian kabar mengejutkan datang dari seorang pria yang bekerja sebagai kuli bangunan ini tega membunuh seorang wanita bu dosen UIN Solo, Wahyu Dian Silviani (34).

Pelaku (23) pun kini terancam hukuman mati karena tega melakukan pembunuhan berencana.

Rupanya sang kuli bangunan sakit hati dengan ucapan pedas dari sang bu dosen UIN Solo.

Dwi Feriyanto pun membunuh bu dosen UIN Solo lalu tutupi jasad korban pakai kasur.

Kemudian ada pula berita soal belasan emak-emak yang melakukan penggerebekan sarang narkoba di Jambi pada Juli 2023 lalu, mendapat teror.

Ya, usai mereka menggerebek sarang narkoba tersebut, kini belasan emak-emak mendapatkan teror dari sosok misterius.

Belasan emak-emak ini kemudian ngadu ke polisi setelah merasa nyawa mereka terancam.

Lebih lanjut soal seorang Sekretaris Desa (Sekdes) yang belakangan menjadi sorotan akibat curhatannya mengenai perekonomian keluarga.

Sekdes hidup masih numpang mertua kini harus panik karena dikejar-kejar pinjol.

Ternyata hal itu imbas 5 bulan belakangan ia tak pernah digaji sampai terlilit pinjaman online atau pinjol.

Sekdes hidup masih numpang mertua itu menceritakan kerasnya ia harus bertahan dengan menafkahi anak dan istrinya.

Kondisi ini kemudian menjadi ramai diperbincangkan.

Hingga kabar terakhir soal sosok wanita pelaku prank sedekah palsu ke tukang becak di Solo, Tukiman.

Sang tukang becak mengaku sudah dua kali dirinya terkena prank sedekah palsu yang isinya koran tersebut.

Tukiman pun mengungkap kesehariannya selama jadi tukang becak di Solo yang serba terbatas.

Ia pun gemetar saat dapat amplop tebal, namun ternyata isinya sampah.

Tanpa berlama-lama, yuk simak ulasan berita viral terpopuler berikut ini:

1. Ucapan Pedas Bu Dosen UIN Bikin Kuli Sakit Hati, Ending Tewas Dibunuh, Jasad Ditutup Pakai Kasur

Kuli bunuh bu dosen UIN Solo gegara sakit hati sama ucapannya
Kuli bunuh bu dosen UIN Solo gegara sakit hati sama ucapannya (ISTIMEWA)

Pria yang bekerja sebagai kuli bangunan ini tega membunuh seorang wanita bu dosen UIN Solo, Wahyu Dian Silviani (34).

Pelaku (23) pun kini terancam hukuman mati karena tega melakukan pembunuhan berencana.

Rupanya sang kuli bangunan sakit hati dengan ucapan pedas dari sang bu dosen UIN Solo.

Dwi Feriyanto pun membunuh bu dosen UIN Solo lalu tutupi jasad korban pakai kasur.

Baca juga: Sebelum Dibunuh Si Pacar Jepangnya, Josi Sempat Curhat Pilu ke Ibu, Kini Pelaku Ngaku Lupa Ingatan

Melansir Tribun Jateng, Dwi Feriyanto yang bekerja sebagai kuli ini bekerja merawat rumah korban di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo.

Sakit hati dijadikan alasan dan menjadi motif pelaku tega menghabisi nyawa bu dosen UIN Solo, Wahyu Dian Silviani. 

Rasa sakit hati tersebut bermula saat korban meninjau rumah miliknya yang sedang dibangun oleh pelaku dan tiga orang temannya.

"Pelaku sedang memasang batu bata di rumah tinggal korban tersebut, pelaku D bersama rekan kerjanya tiga orang," terang Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit, pada Jumat (25/8/2023).

"Dan saat itu, korban meninjau rumah miliknya yang sedang dibangun oleh pelaku," tambahnya.

Korban melakukan pengecekan terhadap pekerjaan yang dilakukan pelaku dan teman-temannya.

Saat mengecek, korban mengucapkan kata-kata yang membuat korban sakit hati, sekitar pukul 08.30 WIB.

"Tukang kok amatiran," setidaknya itu kata-kata yang diucapkan korban yang masih diingat pelaku.

Kata-kata bu dosen UIN Solo itu pun membuat pelaku merasa sakit hati.

Pelaku menilai, dirinya sudah bekerja dengan baik.

Kemudian pelaku merasa dongkol dan ingin melampiaskan dendamnya tersebut dengan cara menghabisi nyawa korban pada malam harinya.

"Pelaku sempat tidak berani untuk menghabisi korban," terangnya.

"Selang dua hari, tepatnya Rabu (23/8/2023) malam, pelaku sudah berniat untuk menghabisi nyawa korban," imbuhnya.

Pelaku lalu mengambil pisau yang ia bawa dari rumah.

Kemudian pelaku memakai sarung tangan medis serta menggunakan buff untuk menutupi wajah pelaku.

Lalu di malam itulah, pelaku beraksi membunuh bu dosen.

Baca juga: Anak Bantai Ibu Lalu Aniaya Ayah, Sakit Hati Gegara 1 Kalimat, Warga Dobrak Pintu Dengar Teriakan

Setelah membunuh bu dosen, pelaku menutupi korban dengan kasur.

Kepada wartawan, pelaku mengaku, dirinya memang sengaja menutupi jenazah korban dengan kasur.

Hal ini agar dia tidak terlihat dari depan rumah.

Apalagi posisi pembunuhan korban ini dilakukan di ruang tengah rumah tersebut.

"Tujuan ditutup kasur biar tidak kelihatan dari depan," kata D, saat konferensi Pers Polres Sukoharjo, Jumat (25/8/2023).

Selain itu saat melakukan pembunuhan ini, dia menggunakan pisau yang sudah dia bawa dari luar.

"Pisau ini dibawa dari lokasi proyek bangunan sebelumnya," kata Kapolres Sukoharjo, AKBP Sigit.

Setelah melakukan aksinya membunuh korban, pelaku kemudian mebuang pisau tersebut ke sungai di kawasan Blimbing, Gatak, Sukoharjo.

Selain itu dia juga membakar baju korban untuk menghilangkan barang bukti.

Pembakaran baju korban dilakukan di sekitar TKP.

Proses evakuasi jenazah seorang perempuan berinisal W (34) di sebuah rumah di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (24/8/2023). (Istimewa)
Proses evakuasi jenazah seorang perempuan berinisal W (34) di sebuah rumah di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, Kamis (24/8/2023). (Istimewa)

Polisi pun melakukan penggeledahan rumah di Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Sukoharjo, Jumat (25/8/2023). 

Penggeledahan ini dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Sukoharjo, AKP Teguh Prasetyo.

Mereka melakukan penggeledahan pukul 14.50 WIB.

AKBP Sigit mengatakan, pihaknya dapat mengungkap kasus ini setelah mencari beberapa petunjuk.

Dari petunjuk yang didapat mengarah ke pelaku Dwi Feriyanto.

"Setelah tadi pagi dini hari kita cek dan ricek semuanya, ternyata bukan temen dekat, bukan pacar, dan bukan yang istilahnya kenal nomor HP, enggak," kata dia, Jumat (25/8/2023).

"Ternyata, setelah selidiki, yaitu yang diduga (pelaku) kerja dengan korban juga, membangun, memperbaiki rumah korban," tambahnya.

"Korban mengatakan, hasil kerjanya (pelaku) jelek, juga dikatain tolol," kata AKBP Sigit, Jumat (25/8/2023). 

Berdasarkan kata inilah, pelaku lantas tak terima dan merencanakan untuk menghabisi korban. 

Akibat perbuatannya, pelaku terancam pasal Pasal 340 KUH Pidana atau Pasal 338 KUH Pidana atau Pasal 339 KUH Pidana atau Pasal 365 ayat (3) KUH Pidana dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati.

Baca juga: Sakit Hati Dibully, Siswa SMA Tikam Teman Sendiri di dalam Kelas, Ayah Korban Bantah Anak Perundung

Korban merupakan dosen berprestasi yang kini telah lolos dalam program Beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) ke luar negeri.

Pada Jumat (25/8/2023), korban wawancara LPDP ke luar negeri karena sudah lolos beasiswa dengan nilai International English Language Testing System (IELTS) tertinggi.

Pihak UIN Raden Mas Said Surakarta pun merasa kehilangan.

Mereka membenarkan jika jasad seorang perempuan yang ditemukan tak bernyawa pada Kamis (24/8/2023), merupakan dosennya.

Korban yang bernama Wahyu Dian Silviani ini merupakan dosen di Program Studi Ilmu Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI).

Kampus mengaku kehilangan atas kematian dosen berprestasi tersebut.

Dekan FEBI UIN RM Said Surakarta, Rahmawan Arifin mengungkapkan, korban merupakan dosen berprestasi yang kini telah lolos dalam program beasiswa LPDP ke luar negeri.

"Iya, korban betul Dosen Program Studi Ilmu Lingkungan, namun demikian beliau mengabdi di FEBI."

Simak berita selengkapnya

2. Sosok Wanita Pelaku Prank Sedekah Palsu ke Tukiman, Sang Tukang Becak Gemetar Sudah Tertipu 2 Kali

Siapa sosok wanita pelaku prank sedekah palsu ke Tukiman tukang becak di Solo?
Siapa sosok wanita pelaku prank sedekah palsu ke Tukiman tukang becak di Solo? (TikTok/mlipirdolansolo)

Siapa sebenarnya sosok wanita pelaku prank sedekah palsu ke tukang becak di Solo, Tukiman?

Sang tukang becak mengaku sudah dua kali dirinya terkena prank sedekah palsu yang isinya koran tersebut.

Tukiman pun mengungkap kesehariannya selama jadi tukang becak di Solo yang serba terbatas.

Ia pun gemetar saat dapat amplop tebal, namun ternyata isinya sampah.

Baca juga: Apesnya Pria Kena Gendam Saldo ATM Bablas, Diimingi Dapat Rp 994 Juta Ternyata Zonk: Aku Tak Sadar

Melansir Tribun Jabar, diketahui peristiwa tersebut terjadi di depan Puskesmas Gajahan, Solo.
 
Dituliskan dalam narasi video, kronologi peristiwa prank amplop berisi sampah terjadi sekitar pukul 1.00 WIB dini hari, Minggu (20/8/2023).

Awalnya ada mobil yang berhenti di depan tukang becak Tukiman yang sedang tertidur.

Dari mobil tersebut keluar seorang wanita yang sengaja membangunkan tukang becak tersebut.

Lalu wanita misterius tersebut memberikan sebuah amplop.

Namun begitu dibuka, amplop tersebut ternyata isinya sampah berupa potongan kertas koran.

Dari video viral tersebut, tak sedikit netizen yang mengecam aksi pelaku tersebut karena dinilai sebagai aksi penghinaan.

Ada juga sejumlah netizen yang merasa iba, mengasihani nasib tukang becak yang jadi korban diduga prank amplop berisi sampah tersebut.

Belakangan terungkap tukang becak yang diduga jadi korban prank tersebut adalah Tukiman.

Tukiman merupakan seorang lansia berusia 72 tahun warga Gemolong, Kabupaten Sragen, Solo, Jawa Tengah.

Rupanya peristiwa prank serupa ini telah dialami Tukiman sampai dua kali.

Hal ini diungkapkan Tukiman saat menceritakan kronologi kejadian dirinya kena prank diberi amplop berisi sampah tersebut.

Tukiman menceritakan, awal mula prank sedekah palsu tersebut terjadi di depan Puskesmas Gajahan, Kecamatan Serengan, Solo, Jawa Tengah.

Ia menyebut, ada dua orang menaiki mobil tiba-tiba berhenti pada Minggu (20/8/2023), sekitar pukul 01.00 WIB.

Saat itu Tukiman yang sudah tertidur pulas di becaknya.

Namun ia tiba-tiba dibangunkan oleh dua orang laki-laki dan perempuan.

Diceritakan Tukiman, dua orang tersebut memberikan sebuah amplop putih kepadanya.

Mereka juga mengatakan kepada Tukiman bahwa amplop putih yang mereka berikan sedekah dari orang tuanya.

Baca juga: Tukiman Si Tukang Becak Gemetar Dapat Sedekah Amplop Tebal Isinya Koran, Saya Buka Orangnya Pergi

"Kejadiannya malam Minggu. Kalau tidak salah pukul 24.00 WIB, ya pukul 01.00 WIB. Ini sedekah saya, sedekah ibu saya."

"Perempuan dan laki-laki yang memberi amplop," ujar Tukiman, dikutip dari Kompas.com.

"Saya tidur dibangunkan. Ini sedekah saya, sedekah ibu saya," imbuhnya.

"Bilangnya seperti itu saat beri amplop," sambung pria yang sudah 30 tahun mangkal di depan Puskesmas Gajahan.

Tidak ada rasa curiga dalam diri Tukiman.

Mendapat rezeki dadakan tersebut ,Tukiman sempat gemetar karena melihat amplop yang diberikan kedua orang tersebut terlihat tebal.

Tukiman juga mengaku belum pernah membawa uang banyak dalam amplop.

Sehingga ia merasa bingung ketika menerima amplop putih dari orang tersebut.

"Kulo pun deg-degan (saya sudah deg-degan), soalnya banyak bingung mau buat apa. Kebanyakan isinya," ungkap Tukiman.

"Saya terus terang memang belum pernah pegang uang banyak. Saya saja buat makan saja uangnya pas-pasan apalagi dikasih uang banyak," tambah dia.

Tukiman Si Tukang Becak Gemetar Dapat Sedekah Amplop Tebal Isinya Koran, 'Saya Buka Orangnya Pergi'
Tukiman si tukang becak gemetar dapat sedekah amplop tebal ternyata isinya koran (KOMPAS.com/Labib Zamani - Instagram/mlipirdolansolo)

Tukiman kemudian membuka amplop putih yang diberikan orang bermobil tersebut.

Namun betapa terkejutnya Tukiman setelah melihat isi amplop tersebut yang ternyata hanya berupa potongan kertas koran.

"Saya buka amplopnya isinya kertas koran dipotong-potong."

"Pas saya buka amplop itu, orangnya sudah pergi," terang dia.

Tukiman mengaku, kejadian yang dialaminya merupakan yang kedua kali.

Sebelumnya Tukiman pernah terkena aksi prank sebuah amplop berisi potongan kertas koran.

"Dulu juga pernah kena prank dikasih amplop orang laki-laki dan perempuan."

"Kejadiannya juga malam-malam. Saya pas tidur di becak dibangunkan," ungkap Tukiman.

Baca juga: Telanjur Semringah Diberi Pengemudi Mobil Amplop, Tukang Becak Kecewa Tahu Isinya Kertas, Diprank

Tukiman sendiri masih aktif mencari nafkah meski di usianya yang sudah terbilang senja.

Lewat becaknya itulah, Tukiman dapat menafkahi keluarga kecilnya sehari-hari.

Dilansir dari Kompas.com, Tukiman memiliki seorang anak.

Penghasilannya dari menarik becak diperolahnya tidak menentu.

Padahal dirinya harus mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga di rumah.

"Kadang dapat Rp10.000, kadang Rp50.000. Kadang tidak pernah. Jadi tidak mesti (hasilnya)," ungkap Tukiman.

Tukang becak diberi amplop dikira uang segepok, ternyata isinya koran bekas.
Tukang becak diberi amplop dikira uang segepok, ternyata isinya koran bekas (TikTok/mlipirdolansolo)

Sementara itu akhirnya terungkap sosok pemberi sedekah palsu ke tukang becak di Solo yang videonya viral di media sosial.

Belakangan diketahui pemberi sedekah palsu ke seorang tukang becak tua di Solo tersebut rupanya orang berada.

Terungkap pula apa yang mendasari sosok pemberi amplop palsu ke tukang becak itu melakukan hal demikian.

Usianya masih muda, sosok pemberi sedekah palsu ke tukang becak di Solo ternyata menaiki mobil.

Melansir Tribun Jateng, sosok pemberi sedekah palsu ke tukang becak itu adalah seorang wanita, usianya masih muda.

Wanita tersebut menuturkan, amplop putih yang diberikannya merupakan sedekah untuk pengemudi becak.

Ia juga minta didoakan agar senantiasa sehat bersama keluarga.

Simak berita selengkapnya

3. Gerebek Sarang Narkoba di Jambi, Belasan Emak-emak Kini Cemas Diteror, Rumah Dilempari Kotoran

Emak-emak yang gerebek sarang narkoba di Jambi kini gelisah diteror
Emak-emak yang gerebek sarang narkoba di Jambi kini gelisah diteror (YouTube/Tribunnew)

Kini belasan emak-emak yang melakukan penggerebekan sarang narkoba di Jambi pada Juli 2023 lalu, mendapat teror.

Ya, usai mereka menggerebek sarang narkoba tersebut, kini belasan emak-emak mendapatkan teror dari sosok misterius.

Belasan emak-emak ini kemudian ngadu ke polisi setelah merasa nyawa mereka terancam.

Lantas seperti apa ancaman yang diterima emak-emak ini?

Baca juga: VIRAL Emak-emak Lebih Cepat Gerebek Lapak Judi Tembak Ikan Ketimbang Polisi, Kapolres Jujur Malu 

Diketahui belasan emak-emak tersebut menggerebek basecamp narkoba di eks lokalisasi Pucuk, di RT 05, Payo Sigadung, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barang, Jambi, Juli 2023.

Kini mereka membuat laporan polisi karena diteror, diduga oleh bandar narkoba.

Emak-emak yang tinggal di Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alambarajo, Kota Jambi, ini tiba di Mapolresta Jambi sekitar pukul 13.00 WIB, Kamis (24/8/2023).

Mereka menjalani pemeriksaan satu persatu di ruangan Satresnarkoba Polresta Jambi terkait intimidasi yang dialami.

"Kami ramai-ramai datang lapor ke polisi karena menerima ancaman dari diduga bandar setelah penggerebekan basecamp narkoba," ucap warga RT 05 di Mapolresta Jambi, Wati.

Dia mengatakan, dua hari usai penggerebekan sarang narkoba, ada seorang berinisial D yang diduga bandar, datangi dirinya.

D mempertanyakan soal mengapa Wati menghancurkan basecamp narkoba tersebut.

"Saya bilang tidak tahu apa-apa. D langsung pergi dan berkata, 'Awas ya'," ujar Wati menirukan ucapan D.

Sepekan kemudian, Wati kembali bertemu dengan D di jalan.

D kemudian melontarkan makian kepada Wati.

Tidak hanya itu, Wati juga menyebut, rumah tetangganya selama empat hari dilempari kotoran manusia oleh orang tak dikenal, pada malam hari.

"Kami menduga kejadian ini berhubungan dengan penggerebekan basecamp, karena itu terjadi setelah basecamp tutup."

"Padahal sebelumnya tidak pernah terjadi," ungkap Wati.

Dengan adanya sejumlah teror, Wati berharap, pihak kepolisian segera menangkap D.

Warga khawatir karena D masih saja berkeliaran di sekitar rumah mereka.

Baca juga: Malunya Kapolres Binjai Tahu Emak-emak yang Gerebek Lokasi Judi di Desa Tandam: Ini Jadi Momentum

Sementara Sekretaris RT 05, Didin mengatakan, emak-emak yang datang ke kantor polisi berjumlah 15 orang.

"Ya, hari ini kita berikan keterangan dan menjadi saksi."

"Kami juga melapor karena ada warga yang diancam dan rumahnya dilempari kotoran," kata Didin.

Rumah yang dilempari kotoran merupakan milik warga bernama Rosti.

Selanjutnya polisi mengatakan, akan segera menindaklanjuti laporan tersebut.

Aksi emak-emak gerebek dan bubarkan markas narkoba di Kota Jambi
Aksi emak-emak gerebek dan bubarkan markas narkoba di Kota Jambi (YouTube/Tribunnews - TribunJambi.com)

Sebelumnya sksi emak-emak gerebek markas narkoba di Jambi pada Sabtu (22/7/2023) siang, pukul 14.00 WIB, sempat viral di media sosial (medsos).

Salah satu rumah yang diduga markas narkoba terletak di RT 5 Payo Sigadung, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Alam Barang, Kota Jambi.

Aksi emak-emak ini rupanya geram karena mereka sudah lapor polisi tapi tak segera ditindak.

Kini setelah viral, Polresta Jambi tangkap empat orang dan bakar tiga markas narkoba.

Saat dijumpai awak media, salah satu emak-emak yang ikut dalam aksi tersebut, S (38) mengatakan, aksi tersebut dilakukan lantaran warga Payo Sigadung tempat eks lokalisasi ini sudah geram.

Mereka jengkel dengan aktivitas transaksi narkotika di sana dan banyak barang warga sekitar sering hilang dicuri.

"Warga sudah resah, karena warga sekitar banyak kehilangan barang, ada motor, mesin air, handphone, laptop."

"Kehilangan itu tidak hanya di RT kami saja, tapi ada juga ke RT tetangga sejak basecamp sabu itu dibuka," kata S.

Basecamp para penyabu tersebut, menurut warga sudah lama beraktivitas bahkan kurang lebih setahun.

Namun pihak kepolisian tak kunjung menangkap para penyalahgunaan narkoba tersebut meski sudah dilaporkan oleh masyarakat.

"Kurang lebih sudah setahun lebih mereka buka di sini, kami sudah melapor tapi tidak ada tanggapan," ujarnya.

Emak tersebut menjelaskan, saat melakukan penggerebekan, warga menemukan, sabu, alat hisap sabu, plastik kecil dalam jumlah yang banyak, serta uang tunai senilai Rp20 juta lebih.

Selain itu satu orang diamankan dan sudah diserahkan ke pihak kepolisian setelah para emak-emak melakukan aksi penggerebekan.

"Awalnya kami bae, udah sekitar 30 menit baru polisi datang. Ada satu orang pria diamankan itu, ada juga banyak alat hisap sabu dan uang tunai Rp20 juta lebih," ujarnya.

Markas narkoba di eks lokalisasi Payo Sigadung, Jambi, yang dibubarkan emak-emak (TribunJambi.com/Rifani)
Markas narkoba di eks lokalisasi Payo Sigadung, Jambi, yang dibubarkan emak-emak (TribunJambi.com/Rifani)

Saat menggerebek, emak-emak melihat ada sekitar 20 orang pria yang berada di dalam basecamp.

Terdapat delapan kamar sebagai tempat para pengguna menghisap sabu, bahkan ada pula sekitar lima atau empat orang pekerja untuk memfasilitasi para pengguna.

"Saat kita masuk, banyak orang di dalam dan motornya ada juga di dalam mereka nyabu."

"Mereka berhamburan kabur pas kami masuk, ada yang langsung bawa motor, ada yang nyelamatin uang puluhan juta."

"Kami dak mungkin nak nangkap lanang galo kami ibu-ibu," jelasnya.

Selain itu sejumlah emak-emak tersebut menghitung sejumlah uang yang didapat dari tanggan pekerja.

Mereka juga melemparkan alat hisap serta plastik sabu yang kosong, ke luar basecamp tersebut.

Menurutnya, keresahan masyarakat tersebut makin menjadi-jadi karena banyaknya remaja ABG ikut mondar-mandir ke dalam Basecamp sabu tersebut.

Bahkan putaran narkotika di basecamp tersebut cukup besar karena selalu dipenuhi para pengguna.

"Apalagi liat anak SMP SMA bolak-balik masuk ke dalam (basecamp) ada yang bonceng tiga, kan kita kasihan, resah dan mengebuh-ngebuh perasannya," sebut S.

Baca juga: Satu Keluarga di Bungah Gresik Kompak Edarkan Narkoba, Akui Dapat Barang Haram dari Lapas Porong

Dia menegaskan, bahwa tidak semua tempat eks lokalisasi Payo Sigadung merupakan pemakaian narkoba.

Bahkan para pengguna datang dari berbagai wilayah di Kota Jambi.

"Walaupun ini tempat lokalisasi, tapi di sini tidak semua pengguna narkoba," tegasnya.

Kawasan Payo Sigadung dulunya memang dikenal sebagai lokalisasi pekerja seks komersial (PSK).

Namun lokalisasi ini ditutup oleh Wali Kota Jambi, H Syarif Fasha.

Dari pantauan Tribun Jambi dan sejumlah awak media pada Minggu (23/7/2023) sore, basecamp tersebut kini telah terpasang garis polisi dan tidak ada satu orang pun di dalamnya.

Polresta Jambi menindak terhadap tempat penyalahgunaan narkoba yang marak terjadi di wilayah hukum Polresta Jambi, Minggu (23/7/2023).
Polresta Jambi menindak terhadap tempat penyalahgunaan narkoba yang marak terjadi di wilayah hukum Polresta Jambi, Minggu (23/7/2023). (TribunJambi.com/Rifani Halim)

Sementara itu Kapolresta Jambi, Kombes Pol Eko Wahyudi mengatakan, aksi penggrebekan basecamp narkoba tersebut dilakukan satu jam sebelum ada enam warga di sana yang ditangkap terkait narkoba.

Simak berita selengkapnya

4. Curhat Pilu Sekdes Hidup Masih Numpang Mertua, 5 Bulan Tak Digaji Sampai Terlilit Pinjol: Boro-boro

Curhat sekretaris desa yang terlibat pinjol akibat gaji tak dibayarkan sudah 5 bulan, hidupnya pilu rumah saja masih numpang.
Curhat sekretaris desa yang terlibat pinjol akibat gaji tak dibayarkan sudah 5 bulan, hidupnya pilu rumah saja masih numpang. (Kompas.ID, Tribunnews.com)

Seorang Sekretaris Desa (Sekdes) belakangan menjadi sorotan akibat curhatannya mengenai perekonomian keluarga.

Sekdes hidup masih numpang mertua kini harus panik karena dikejar-kejar pinjol.

Ternyata hal itu imbas 5 bulan belakangan ia tak pernah digaji sampai terlilit pinjaman online atau pinjol.

Sekdes hidup masih numpang mertua itu menceritakan kerasnya ia harus bertahan dengan menafkahi anak dan istrinya.

Kondisi ini kemudian menjadi ramai diperbincangkan.

Nasib pilu dialami sebagian perangkat desa di Kabupaten Serang.

Hampir selama 5 bulan ini mereka belum menerima gaji.

Seperti contoh AN, sebagai sekretaris desa di wilayah Kecamatan Tunjung Teja.

Alhasil, untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bersama keluarganya, dirinya pun harus terjerat pinjaman online (pinjol).

Tak hanya itu, rata-rata kondisi tersebut sudah cukup lama terjadi dan yang lebih parah memang pada saat ini, yakni hingga 5 bulan belum gajian.

Baca juga: Pantas Kades di Blora Bisa Bangun Masjid Rp 5 M Pakai Uang Sendiri, Bisnisnya Terkuak, Minta Dibantu

Adapun gaji yang mestinya didapat sebagai Sekdes adalah Rp 2,7 juta per bulan.

Nasib pilu dialami AN, perangkat desa di Kecamatan Tunjung Teja, Kabupaten Serang, Provinsi Banten.

Pasalnya AN harus terjerat pinjaman online (pinjol) ilegal dan mendapatkan ancaman.

Keputusan untuk melakukan pinjaman online dikarenakan gajinya sebagai Sekretaris Desa (Sekdes) selama 5 bulan belum dibayarkan.

Ilustrasi pinjaman online - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat mewaspadai pinjaman online ilegal atau pinjol ilegal, 2021.
Ilustrasi pinjaman online - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meminta masyarakat mewaspadai pinjaman online ilegal atau pinjol ilegal, 2021. (Istimewa/TribunJatim.com)

Rekan-rekannya sesama perangkat desa di Kabupaten Serang juga terpaksa meminjam uang ke pinjol.

"Ada memang sampai terjerumus ke pinjol, termasuk saya pribadi."

"Sampai hari ini saya diteleponin aplikasi."

"Setidaknya walaupun kecil, kalau gaji rutin bisa mengaturnya," ujar AN seperti dilansir Tribun Jatim dari TribunJateng.com, Jumat (25/8/2023).

AN menjelaskan, sejak 2019 penghasilan tetapnya tidak teratur dibayarkan oleh Pemkab Serang.

Atas kondisi tersebut membuat dirinya harus memutar otak untuk bisa membiayai hidup sehari-hari bersama istri dan satu orang anak.

Baca juga: Nasib Pasutri di Banyuwangi Tak Sanggup Diteror Pinjol, Berakhir Pilu Tewas Bersama, Sering Cekcok

"Kerja tiga bulan, gaji dibayarnya hanya sebulan."

"Kan bingung kami," kata AN.

Menurutnya, dengan gaji Rp 2,7 juta per bulan sebagai Sekdes membuatnya tidak bisa punya rumah dan kini hanya bisa hidup menumpang di rumah mertuanya.

"Rumah masih numpang di mertua, boro-boro mau bikin rumah, buat hidup sehari-hari saja masih minjem ke pinjol," ucap AN.

Diungkapkan AN, perangkat desa lainnya bahkan ada yang rela berutang ke tetangga, ke warung untuk makan sehari-hari.

Baca juga: Karyawan Minimarket Nekat Akhiri Hidup seusai Terjerat Pinjol, Teman Bongkar Chat Terakhir: Ya Allah

Ketika mendapatkan gaji sudah langsung habis untuk membayar utang-utangnya.

"Ada yang pinjem ke tetangga, pokoknya berbagai cara dilakukan untuk bertahan hidup."

"Nah, ketika pas gaji cair para perangkat desa enggak pegang uang, habis buat bayar utang," ungkapnya.

Untuk itu, AN meminta Pemkab Serang dapat membayar gaji 5 bulan dan mensejahterakan perangkat desa.

ILUSTRASI Uang
ILUSTRASI Uang (THINKSTOCKS/FITRIYANTOANDI)

Perangkat Desa di Kabupaten Serang, Banten akan melakukan aksi unjuk rasa pada Jumat (25/8/2023) di depan Kantor Bupati Serang.

Aksi ribuan perangkat desa dari 326 desa itu menuntut Pemkab Serang segera memberikan penghasilan tetap (Siltap) atau gaji selama 5 bulan dibayarkan.

Selain itu, mereka juga menuntut agar Penghasilan dan Tunjangan Tetap Kepala Desa dan Perangkat Desa harus dibayarkan rutin tiap bulan, peningkatan kesejahteraan kepala desa dan perangkat desa

Kemudian, operasional desa yang bersumber dari Bagi Hasil Pajak Retribusi Daerah (BHPRD) segera realisasikan sepenuhnya.

Serta, regulasi dan kebijakan tentang penghasilan dan tunjangan tetap supaya diubah atau diperjelas.

Baca juga: Polisi Jember Selidiki Dugaan Korupsi Tanah Kas Desa Pemdes Pondokdalem: Periksa Saksi

Kabid Pemerintahan Desa DPMD Kabupaten Serang, Adie Ulumudin membenarkan ada Siltap perangkat desa  yang belum dibayarkan sampai 5 bulan.

Menurutnya, hal itu terjadi karena kondisi keuangan pemerintah daerah yang belum stabil.

Selain itu, penyebab lain keterlabatan pembayaran Siltap karena adanya desa yang belum melakukan kas opname atau pemeriksaan kondisi keuangan di rekening kas desa.

"Ada beberapa desa tertentu bahkan sampai saat belum menerima Siltap dari Januari 2023 karena memang belum memenuhi kewajibannya melaporkan kas opnamenya," kata Adie.

"Mulai bulan depan Siltap akan disalurkan secara rutin, tapi setelah pemenuhan persyaratannya, kewajibannya juga dijalankan," tandas dia.

Baca juga: ALASAN Dusun di Kediri yang Larang Pemerintah/TNI/Polri Masuk, Kades Kuak Aturan Keramat: Hormati

Kemungkinan besar macetnya keuangan para perangkat desa yang tidak dibayar itu bisa jadi karena para pejabat desa yang tak bertanggung jawab.

Seperti yang pernah dilakukan seorang Kepala Desa yang menikahi istri kelimanya beberapa waktu lalu.

Kades itu menikah dengan uang yang diperuntukkan bagi masyarakat.

Mantan kepala desa (kades) yang terjerat korupsi di Banten tersebut mengakui perbuatannya.

Mantan Kades di Banten yang telah memiliki empat orang istri itu hendak menikah untuk kelima kalinya.

Ternyata, Aklani si mantan kades di Banten menikah dengan menggunakan dana korupsi.

Bahkan demi memenuhi kebutuhan pribadi dan memperkaya dirinya itu, sang kades sampai tak memberikan jatah gaji bagi staf desanya.

Jaksa penuntut umum (JPU) mendakwa Aklani, mantan Kepala Desa (Kades) Lontar, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten, telah korupsi anggaran dana desa tahun 2015-2021 senilai Rp 925 juta.

Jaksa menyebut bahwa uang hasil korupsi itu dipakai terdakwa untuk berfoya-foya di tempat hiburan malam.

Aklani juga menafkahi 4 orang istri dan 20 orang anak.

"Secara melawan hukum telah mencairkan anggaran Dana Desa, Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Daerah serta Bantuan Keuangan Provinsi pada Desa Lontar Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang Tahun Anggaran 2020," kata Jaksa Subardi saat membacakan dakwaan di Pengadilan Tipikor Serang, Senin (31/7/2023), seperti dikutip Tribun Jatim dari Kompas.com

"Namun pekerjaan atau kegiatan tidak dilaksanakan," sambung Subardi di hadapan majelis hakim yang diketuai Dedy Adi Saputra.

Baca juga: VIRAL TERPOPULER: Sekte Aliran Sesat di Gegerkalong Bandung - Bos Rumah Sakit Viral Pukul Balita

Subardi menyebut, pekerjaan yang tidak dilaksanakan atau fiktif yakni pekerjaan rabat beton di RT. 03, RW 04 dan RT 19 RW 05 Desa Lontar senilai masing-masing Rp 71.350.000,00 dan  Rp 213.372.000,00.

Kemudian, kegiatan pemberdayaan masyarakat desa berupa kegiatan pelatihan service handphone fiktif dengan anggaran senilai Rp 43.673.250.00.

Selain itu, kegiatan penyelenggaraan desa siaga Covid-19 pada Tahun 2020 yang tidak dilaksanakan senilai Rp 50.000.000,00.

Tak hanya kegiatan fiktif, honor atau gaji staf desa dan tunjangan anggota BPD senilai Rp 27.900.000,00 juga tidak dibayarkan.

Siimak berita selengkapnya

---

Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved