Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pengakuan Murid SMP Asahan Trauma Sekolah, Di-Bully Sejak Kelas 7 Tak Dibela Guru? 'Mereka Jijik'

Murid SMP di Asahan, Sumatera Utara curhat trauma sekolah. Jadi korban bully enam temannya. Tak dibela guru?

|
Editor: Hefty Suud
worldofbuzz.com
Ilustrasi bullying - Curhat murid SMP dibully teman-temannya hingga trauma sekolah. Sikap gurunya disorot. 

Kondisi Firman yang ternyata didiagnosa memiliki kecerdasan di bawah rata-rata membuat publik semakin iba.

Karenanya, khalayak pun berlomba-lomba memberikan donasi dan hadiah kepada Firman.

Melalui Satria Bagus, masyarakat mengirimkan donasi dan bantuan kepada Firman.

Terlebih Firman diduga tergolong dalam masyarakat kurang mampu.

Hal itu terlihat dari penampakan rumahnya yang sangat sederhana dengan lantai masih dari tanah dan tembok dari kayu.

Dapat banyak donasi, Satria Bagus langsung membelikan kebutuhan pokok seperti beras, minyak, gula, kopi, hingga deterjen cuci.

Firman mendapat banyak hadiah
Firman mendapat banyak hadiah

"Ini dari kakak-kakak di TikTok," ujar Satria Bagus.

"Makasih ya Kak," imbuh Firman.

"Ini dari kakak-kakak semua, saya berikan semua, buat Firman," pungkas Satria Bagus.

"Semoga tambah rezekinya, sehat," ujar ayah Firman.

Tak diberi kebutuhan pokok, Firman juga mendapatkan uang.

Selain itu, Firman pun diberikan hadiah mahal dari Ardian Kurniawan Santoso.

Pria yang kerap memberikan bantuan kepada orang yang membutuhkan itu baru-baru ini mendatangi rumah Firman.

Ia lantas membelikan sepeda untuk Firman.

Diberikan sepeda mahal, Firman semringah dan langsung tersenyum di depan hadiahnya tersebut.

Pemkab Semarang Bersuara

Kisah Firman yang viral belakangan mendapat atensi dari Pemkab Semarang.

Dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Kepala Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga ( Disdikbudpora) Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Sukaton Purtomo Priyatmo angkat bicara terkait kisah Firman.

Ia dan timnya langsung menelusuri kejadian Firman pindah ke SLB.

"Saya sudah cek ke Pakis Kecamatan Bringin, itu kejadian sekira dua tahun lalu. Dan anak tersebut adalah siswa inklusi, memang kemudian pindah sekolah. Tapi informasinya sekarang sudah keluar," ungkap Sukaton dilansir pada Kamis (1/6/2023).

Lebih lanjut, Sukaton pun membantah isu Firman pindah ke SLB karena dibully.

Diungkap Sukaton, Firman mengalami kesulitan dalam beradaptasi dan menerima pelajaran.

"Bahkan selama kelas satu tidak bisa menulis dan membaca," ungkap Sukaton.

Oleh sebab itu gurunya pun tidak memberi nilai hingga menyebabkan Firman tidak naik kelas di tahun ajaran 2019/2020.

"Orangtua diberi tahu kondisinya. Lalu diberi pemahaman, tetap sekolah negeri atau pindah ke SLB," kata Sukaton.

"Teman-temannya hanya menyampaikan soal siswa tersebut yang tidak bisa baca tulis, sementara yang lain sudah bisa," sambungnya.

Artikel ini telah tayang di TribunNewsmaker.com

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved