Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Guru di Lamongan Botaki 19 Siswi

Babak Baru Kasus Guru di Lamongan Botaki 19 Siswi, KPAI Dalami Sanksi, Identitas Bukan Orang Biasa?

Kini guru di Lamongan yang botaki 19 siswi sampai trauma itu dipersoalkan KPAI, identitasnya diurai, benarkah berdarah biru?

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun-Medan.com, Tribunnews.com
Guru di Lamongan botaki 19 siswi kini dibicarakan soal identitasnya, babak baru kini harus dialami oleh sang guru setelah disoroti KPAI. 

Seharusnya, menurut Munif, pendisiplinan dilakukan oleh guru bimbingan konseling (BK).

Tampang guru di Lamongan botaki 19 siswi
Tampang guru di Lamongan botaki 19 siswi (Tribun Medan)

REP, kata Munif, sementara sebagai staf di Diknas Lamongan dalam rangka pembinaan.

Sehingga kini ia tidak memiliki jabatan atau non job.

Iapun mengaku menyayangkan tindakan guru tersebut.

Sedangkan oknum guru yang menurut Munif dalam proses pembinaan belum bisa dipastikan sampai kapan.

Ada ramai slentingan yang menyebut bahwa REP bergelar R.R atau Raden Roro yang disematkan untuk orang-orang dengan kalangan tak biasa.

Baca juga: Akhir Nasib Guru Lamongan Botaki 19 Siswi Berhijab karena Lepas Ciput, Kasek Datangi Rumah: Sayang

Meski begitu, belum diketahui secara pasti fakta terkait slentingan yang beredar tersebut.

Seperti dikutip TribunJatim.com dari TribunJateng.com, R.R bisa jadi merujuk kepada sosok yang memiliki gelar kelompok masyarakat tertentu.

REP oknum guru yang mencukur botak siswi di sekolah diketahui ternyata punya darah biru bergelar kerajaan R.R. atau Raden Roro.

Hingga saat ini Tribun Jatim masih berusaha mengklarifikasi fakta terkait hal tersebut.

Baca juga: Nasib Bu Guru di Lamongan Botaki 19 Siswi, Kini Tak Lagi Mengajar, Kepsek: Saya Meneteskan Air Mata

Dalam proses mediasi pada Kamis (24/8/2023), harto mengungkap hanya ada 10 orangtua siswi yang hadir, dari semua orangtua siswi yang menjadi korban pembotakan yang diundang ke sekolah.

EN kemudian menyampaikan permintaan maaf atas tindakannya dan memberi penjelasan kepada orangtua siswi yang hadir terkait tindakannya.

"Sudah damai melalui mediasi pada tanggal 24 Agustus 2023 kemarin, orangtua siswi (korban pembotakan) menyadari perilaku anaknya serta apa yang telah dilakukan Bu EN dan mereka semua (para orangtua) menerima. Tadi (hari ini) pembelajaran di sekolah juga sudah berlangsung normal seperti biasa, malah ada yang jadi petugas upacara," kata Harto. 

Baca juga: Nasib Bu Guru yang Botaki Belasan Siswi di Lamongan, Karir Bertahun-tahun Sirna

Kini, pihak sekolah juga mendatangkan psikiater untuk menghilangkan trauma 19 siswi yang dibotaki oleh oknum guru EN.

"Kemarin setelah kejadian, memang ada wacana mendatangkan psikiater bagi anak-anak. Kemudian kami keliling cari psikiater, lumayan susah juga cari psikiater di Lamongan ini," ujar Harto.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved