Berita Surabaya
Beragam Manfaat Berenang untuk Bayi: Ajari Pernapasan, Gerak Motorik hingga Stimulasi di Air
Beberapa bayi sudah punya refleks berenang dengan gaya sederhana. Namun tetap saja mereka harus diperkenalkan dan mengikuti cara berenang yang aman.
Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Taufiqur Rohman
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Nur Ika Anisa
TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA - Beberapa bayi sudah mempunyai refleks berenang dengan gaya sederhana.
Namun tetap saja mereka harus diperkenalkan dan mengikuti cara berenang yang aman.
Hal ini diamini oleh Sella, perempuan asal Surabaya yang saat ini menjadi instruktur kelas renang khusus bayi di Aquababies Indonesia cabang Surabaya.
Menurutnya, prinsip mengajari berenang kepada bayi adalah mengenalkan dan membuatnya terbiasa di air.
“Saya pernah mengajari bayi usia 11 hari, tetap sama orang tuanya,” ungkapnya ditemui TribunJatim, belum lama ini.
Dalam penanganan mengajarkan berenang pada bayi, setiap instruktur di Aquababies menghandle maksimal lima anak dalam setiap pertemuan. Sella pun demikian.
Setiap pertemuan, orang tua turut terlibat berenang bersama untuk memegang maupun memeluk sang buah hati.
Hal ini disebut sebagai salah satu pemanasan dan meningkatkan ikatan antara orang tua dan bayi. Sembari beradaptasi dengan suhu air kolam renang.
Selanjutnya, bayi akan diajak tummy time atau sesi latihan tengkurap pada bayi. Ketika tummy time ini bayi akan belajar mengangkat kepalanya.
“Warming upnya di dalam air, berpelukan dengan orang tuanya sambil mengenalkan suhu air."
"Newborn juga kami pakaikan wetsuit yang agak tebal, kemudian diajarin posisi tiduran, tummy time di air jadi mereka belajar memperkuat otot leher kayak disangga dan sesuai motorik bayi dan kurikulum juga,” kata Sella.
Secara bertahap selama 30 menit, bayi juga diajarkan tentang pernafasan melalui komando sebelum kemudian disiram air. Komando tersebut dinilai sebagai salah satu sosialisasi sejak dini.
“Komando aba-aba itu juga untuk mengenal namanya dan siap-siap disiram air pakai cup. Itu sudah dari usia 0, jadi belajar stimulasi motorik, bonding dengan orang tua dan intruksi,” ujarnya.
Selain itu, dalam tahap selanjutnya bayi diajarkan menyelam di dalam air. Tahapan ini dilakukan sesuai dengan perkembangan bayi.
Dalam kategori baby memiliki empat level. Di level pertama bayi akan diayunkan oleh orang tuanya di dalam air selama maksimal empat detik tahan nafas.
“Awal-awal satu detik dulu, perlahan dua, tiga sampai empat detik. Bayi level empat ada yang sudah kuat tahan 8-10 detik usia di bawah 1 tahun,” jelasnya.
Belajar berenang bersama orang tua ini akan dilakukan hingga bayi memasuki usia balita pada level satu hingga tiga di usia maksimal empat tahun.
Sella menjelaskan, pada level berikutnya yaitu pre-aquakiddies yakni untuk anak usia empat hingga lima tahun.
Masa ini adalah persiapan level untuk tidak lagi bersama orang tua. Anak-anak dilatih secara pelan-pelan untuk tidak didampingi orang tua saat berenang.
“Kalau sudah oke nanti anak-anak dihandle coach saja, orang tua sudah tidak menemani lagi,” jelas perempuan yang pernah menjadi guru TK tersebut.
Sella mengatakan banyak manfaat yang didapatkan saat bayi mulai terbiasa mengenal air atau berenang. Tentunya hal ini disesuaikan dengan perkembangan motorik.
Pada tahap bayi baru lahir 0-6 bulan, berenang dapat membantu bayi bisa tengkurap, bolak balik badan, kemudian membantu perkembangan motorik atau kesehatan fisik.
Selain itu, menstimulasi bisa merangkak seperti belajar keluar dari kolam renang.
Tidak hanya di kolam, orang tua juga disarankan untuk melatih anak saat di rumah dengan cara membantu gerakan kaki saat merangkak atau posisi naik turun kasur.
Dari pengalaman Sella, latihan ini membantu proses pertumbuhan anak-anak didiknya untuk cepat berjalan. Apalagi gerakan renang yang diajarkan kepada anak-anak cukup beragam.
“Di kurikulum kami khusus bayi baru lahir diajarin mulai dari pernafasan, gerak motorik, stimulasi di air."
"Kami juga ajari cara safety itu sudah kami ajari sejak 6 bulan. Bayi juga punya memori jadi bisa menyerap ilmu itu sejak dini,” katanya.
Dalam persiapan mengajak bayi berkenalan dengan aktivitas renang, Sella menyarankan sesekali menurunkan suhu air saat bayi mandi di rumah.
Sehingga saat di dalam kolam renang, bayi tidak kaget.
Begitu pun dengan aktivitas keramas, orang tua sebaiknya meminta ijin atau memberi komando saat akan menyiramkan air saat keramas.
Hal ini untuk mengenalkan air dengan lembut dan anak-anak tidak kaget di air.
“Kalau di balita lebih banyak latihan di koordinasi tangan dan kaki. Konsisten tangan kanan dan kiri juga,” ucapnya.
Dalam level bayi baru lahir, ia meminta orang tua untuk tetap meminta ijin kepada anak saat melatih berenang atau bermain air selain itu juga membatasi latihan menyelam saat di rumah.
Maksimal tiga kali menyelam dalam beberapa detik saja.
“Ajarkan safety juga jadi misal di pinggir kolam bisa langsung cari pegangan dan putar badan, permisi dulu ke anak kalau mengajak berenang,” ujar perempuan yang tiga tahun menjalani instruktur renang anak.
Melatih anak berenang tidak lah mudah. Butuh pendekatan kepada anak-anak dalam mengenalkan air. Penanganannya pun beragam sesuai perkembangan motorik anak.
Selain itu, kepercayaan penuh dengan orang tua harus terjalin. Sebab rasa percaya dari orang tua turut menambah kenyamanan sang buah hati.
“Kalau bayi itu ada fase mood atau orang tua yang takut atau kurang percaya. Nah itu selain dekatin anaknya juga kepercayaan orang tuanya,” ungkapnya.
Hal berbeda saat anak menginjak usia balita. Pada usia ini kognitif anak mulai berkembang yang terkadang juga mengalami rewel.
Sella mengatakan tak sedikit yang tinggal kelas sebab proses dan karakter anak berbeda-beda.
Hal ini menjadi tantangan bagi para instruktur renang bayi.
Sebab setiap anak berbeda-berbeda, pada tahap ini kesabaran tidak hanya untuk instruktur namun juga orang tua dalam menemani sang buah hati.
“Untuk bayi prematur penanganan sama, kami tidak membedakan. Pengajaran atau kurikulum sesuai usia bayi dan motoriknya. Anak autis juga supaya lebih fokus dan meluapkan energinya di air,” ujarnya.
Perempuan yang hobi renang ini mengatakan juga mengajak sang anak dalam aktivitas renang sejak usia 45 hari.
“Sekarang sudah 2.5 tahun di balita level dua itu sudah lepas sendiri dengan alat bantu,” tutupnya.
Sebelum terjun mengajari berenang untuk bayi, Sella sempat mengikuti training dengan pemandu dari Amerika dan mendapatkan sertifitat sebagai guru renang, guru renang anak dan sertifikat perlindungan keamanan.
Ikuti berita seputar Surabaya
5 Tempat Wisata Hits di Surabaya Wajib Dikunjungi, Atlantis Land hingga Adventure Land Romokalisari |
![]() |
---|
Sosok Suami Tumini yang 15 Tahun Tinggal Ponten Umum, Nasib Kini Harus Pindah, Bakal Dapat Bantuan |
![]() |
---|
Nasib Pengantin Nyaris Gagal Nikah Gegara Ditipu WO hingga Rugi Rp 74 Juta, Sosok Pelaku Terungkap |
![]() |
---|
Beda Cara Eri Cahyadi & Dedi Mulyadi Bina Anak Nakal, Jabar Ada Barak Militer, Surabaya Buka Asrama |
![]() |
---|
Lokasi Jan Hwa Diana Sembunyikan 108 Ijazah Eks Karyawan Terjawab, Terancam Hukuman 4 Tahun Penjara |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.