Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Wisata Gunung Bromo Ditutup Total

Karma Setimpal Kru Prewedding dan Pengantin Penyebab 50 Hektar Area Bromo Terbakar, Denda Rp 1,5 M

Inilah karma setimpal yang dialami kru prewedding dan pengantin yang sebabkan 50 hektar area di Bromo terbakar, tak luput dari hukuman penjara.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Jatim, Kompas.com
Begini karma setimpal enam saksi yang dipanggil kepolisian atas kasus kebakaran di Bromo 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah akhirnya karma setimpal yang diperoleh kru prewedding dan sejoli pengantin yang memicu kebakaran di kawasan wisata Gunung Bromo.

Hukuman setimpal kini dialami oleh orang-orang tak bertanggungjawab yang memicu kebakaran 50 hektar area di Gunung Bromo.

Kebakaran tersebut dipicu aktivitas foto prewedding sembari menyalakan flare dari enam pengunjung, Rabu (6/9/2023) siang.

Akibatnya, sekitar 50 hektar area di kawasan Gunung Bromo menjadi korban dilalap api.

Setelah Wisata Gunung Bromo ditutup total akibat kebakaran, kini kepolisian menaikkan status 6 orang pengunjung satu di antaranya jadi tersangka.

Satu dari enam orang yang melakukan aktivitas foto prewedding sembari menyalakan flare di Padang Savana kawasan Gunung Bromo, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, resmi ditetapkan sebagai tersangka.

Tersangka diketahui berinisial AWEW (41) warga Kabupaten Lumajang.

Tersangka merupakan seorang manajer atau penanggungjawab Wedding Organizer (WO).

Jasa AWEW disewa oleh pasangan pengantin HP (39) warga Kota Surabaya dan PMP (26) asal Palembang, hingga akhirnya melakukan sesi foto prewedding di Padang Savana.

Tiga orang lain yang mengikuti foto, MGG (38) dan ET (27) sebagai crew prewedding serta juru rias ARVD (34) warga Kota Surabaya.

Baca juga: Kenakan Masker, 6 Pengunjung yang Diduga Picu Kebakaran di Kawasan Bromo Tiba di Polres Probolinggo

Tersangka mengakui lima buah flare asap dan satu buah korek kompor merah adalah miliknya.

Bukan hanya itu, tersangka tidak mengantongi Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi).

Flare asap itulah yang menjadi biang kebakaran Padang Savana.

Lima orang lainnya masih berstatus saksi. Polres Probolinggo masih mendalami peran dan alat bukti lain dari lima saksi itu.

Polres Probolinggo mengamankan enam pengunjung yang diduga membuat ulah hingga menyebabkan area sekitar Padang Savana, kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur, terbakar. Keenam pengunjung tersebut telah tiba di Mapolres Probolinggo, Kamis (7/9/2023) sekitar pukul 12.00 WIB.
Polres Probolinggo mengamankan enam pengunjung yang diduga membuat ulah hingga menyebabkan area sekitar Padang Savana, kawasan Gunung Bromo, Jawa Timur, terbakar. Keenam pengunjung tersebut telah tiba di Mapolres Probolinggo, Kamis (7/9/2023) sekitar pukul 12.00 WIB. (Tribun Jatim Network/Danendra Kusuma)

Polisi mengamankan enam orang dari lokasi kebakaran.

Mereka adalah pasangan pengantin dan kru wedding organizer.

Petugas juga menyita barang bukti lima selongsong flare, korek api, pakaian prewedding, serta kamera.

Polisi selanjutnya menetapkan penanggung jawab atau manajer prewedding berinisial AWEW (41) sebagai tersangka.

"Kami mengamankan enam orang, salah satunya AWEW yang dinaikkan statusnya menjadi tersangka kasus kebakaran lahan," kata Kapolres.

Selain menggunakan flare hingga menyebabkan kebakaran, AWEW juga tak mengantongi surat izin masuk kawasan konservasi.

Baca juga: Penyebab Kebakaran Lahan sehingga Gunung Bromo Ditutup Total, Aktivitas Prewedding, BBTNBTS Bersikap

AWEW dijerat Pasal 50 ayat 3 huruf D jo Pasal 78 ayat 4 UU Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana diubah dalam Pasal 50 ayat 2 huruf b Jo Pasal 78 ayat 5 UU Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU RI Nomor 2 Tahun 2022 tentang Ciptaker menjadi UU dan atau Pasal 188 KUHP.

Karma setimpal kini harus dijalani para kru serta pasangan pengantin.

"Terancam hukuman penjara paling lama 5 tahun dan denda paling banyak Rp 1,5 miliar," tutur Wisnu.

Kebakaran akibat flare prewedding ini terjadi tak lama setelah hutan dan lahan di Bromo terbakar selama lima hari.

Kebakaran sebelumnya terjadi sejak Rabu (30/8/2023) dan dipastikan padam pada Minggu (3/9/2023).

Baca juga: Kebakaran Hanguskan Rumah, Gudang Buah dan Kandang Ayam di Ponorogo, Kecugian Capai Ratusan Juta

Kepala Bagian Tata Usaha TNBTS Septi Eka Wardhani mengatakan, mulanya titik awal kebakaran terjadi di Blok Bantengan, Desa Ranupane, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang.

Namun, api meluas sampai Blok Watu Gede, Blok Jantur, kawasaan wisata B29 atau yang dikenal dengan negeri di atas awan dan kawasan wisata P30 Kabupaten Probolinggo.

Kebakaran saat itu diduga dipicu gesekan ranting pohon kering yang memantik api.

"Angin yang cukup kencang, juga karena kondisi vegetasi sangat kering di musim kemarau ini," katanya, Kamis (31/8/2023).

Kebakaran tersebut dipicu aktivitas foto prewedding sembari menyalakan flare enam pengunjung, Rabu (6/9/2023) siang.

Kapolres Probolinggo, AKBP Wisnu Wardana mengatakan peristiwa kebakaran bermula saat enam pengunjung menggelar foto prewedding di Bukit Teletubbies blok Padang Savana.

Dalam kegiatan itu terdapat sesi foto menggunakan flare asap.

"Ada 5 flare asap yang digunakan untuk sesi foto prewedding," katanya, Kamis (7/9/2023).

Wisnu melanjutkan, saat sesi foto berlangsung, rupanya hanya empat flare yang bisa menyala.

Sedangkan satu flare gagal dinyalakan dan timbul letupan.

"Letupan flare ini lah yang membakar Padang Savana. Dalam sekejap api membesar dan merambat ke area lain. Saat ini luasan area yang terbakar mencapai 50 hektare," jelasnya.

Baca juga: Pengakuan 6 Pengunjung Diduga Picu Kebakaran di Bromo, Nyalakan, Kapolres Kuak Nasib Kru Prewed

Pihak kepolisian mendapat laporan kebakaran kawasan Gunung Bromo pada pukul 11.30 WIB.

Usai mendapat laporan, Personel Polsek Sukapura lantas diterjunkan ke lokasi.

"Petugas sudah mendapati Padang Savana sudah terbakar hebat. Saat ini, personel kami, TNBTS, masyarakat Tengger, relawan, dan sejumlah instansi lain masih berjibaku memadamkan api. Meski angin berhembus kencang semoga kebakaran tak makin meluas," ujarnya.

"Kami mengimbau pada semua pihak. Baik itu pengelola, wisatawan, masyarakat untuk bersama-sama menjaga kelestarian kawasan TNBTS. Karena ini merupakan aset nasional yang harus kita jaga bersama," imbuhnya.

Kepala Seksi TNBTS Wilayah 1, Didit Sulistyo menyayangkan tindakan enam pengunjung itu.

Sebab, tindakan mereka merugikan atau merusak kawasan konservasi.

"Api sudah menjalar luas sampai ke titik yang jalannya terjal dan sulit dilalui. Untuk luasan area yang terbakar saat ini sudah mencapai 50 hektare. Semoga tidak meluas. Terkait kerugian belum bisa kami taksir. Kami fokus pemadaman," jelasnya.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved