Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pemilu 2024

Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Emil Dardak Buka-Bukaan Soal Plot Twist Deklarasi Anies-Cak Imin

Plot twist deklarasi pasangan bacapres dan bacawapres Anies Baswedan dengan Muhaimin Iskandar masih mengejutkan bagi Partai Demokrat.

Penulis: Fatimatuz Zahroh | Editor: Ndaru Wijayanto
Tribun Jatim Network
Wawancara eksklusif Pemred Harian Surya, bagian dari Tribun Jatim Network, Febby Mahendra Putra (kanan) bersama Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur Emil Elestianto Dardak (kiri), Senin (11/9/2023). 

Kami pun baru tahu Setelah diceritakan secara terbuka terkait kronologi yang disampaikan oleh Bapak sekjen. Jadi nggak ada yang namanya GR atau feta kompli itu sama sekali nggak ada. 

Tapi bahwa ada optimisme itu benar. Karena kita lihat dari nama-nama yang potensial yang meraih respon baik secara survei elektabilitas itu ya Mas Ketum AHY. Jadi bukan karena kita itu ke-gr-an

 

Nah ini untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari kader yang dibawa karena kan kader itu tidak mungkin bertanya langsung ke DPP. Demokrat mau ngapain setelah ini?

Banyak juga tokoh-tokoh agama yang kami bertemu, dan bekonsultasi. Baik yang Alhamdulillah sampai saat ini mau berjuang di garis yang sama dengan Partai Demokrat maupun dengan tokoh-tokoh yang memang memilih untuk berada di garis tengah.

Semuanya ini memandang bahwa Mas AHY memiliki kombinasi yang baik. Pertama sebagai putra asli Jawa Timur linear dengan garis keturunan keluarganya. Bukan nebeng ya. 

Karena contohnya saya ini putra Trenggalek tapi saya tidak lahir di Trenggalek tapi di Jakarta karena ayah saya waktu itu sedang studi di Australia karena mendapatkan beasiswa studi

Sama seperti Mas AHY ya itu ya Pacitan. Dan ke Pacitannya bukan musiman tapi ya memang ke Pacitan terus. Bahkan kalau kita lihat Museum SBY itu sengaja didirikan di Pacitan karena memang keluarga SBY dari Pacitan.

Selain AHY sangat bisa untuk merepresentasikan Jawa Timur, SBY juga Pondok Pesantren Tremas nasabnya. kemudian SBY itu ya tremas nasabnya. Kakek juga kyai artinya bahwa ya kalau disambungkan ya pasti ketemu.

Tidak hanya soal nasab, di era Presiden SBY juga berdiri banyak penguatan NU yang dilakukan. Mulai dari menteri pendidikan kita Muhammad Nuh adalah tokoh NU waktu itu. Hikmatnya Partai Demokrat ini luar biasa kepada NU.

Ada sebuah cerita bagaimana Mas AHY yang saat itu running untuk DKI Jakarta. Pada posisi itu beliau bisa mendapatkan kesempatan untuk mendapatkan manfaat elektoral dari suasana keagamaan saat itu. Tapi Mas AHY memilih untuk tidak mengambil itu. Karena beliau nggak sreg jika memakai senjata itu 

Ini bukan pembicaraan yang bisa diumbar untuk umum. Tapi beliau memang nggak sreg. Saya mendengar ini dari timsesnya langsung bukan dari Mas AHY yang cerita. 

Dan ini inline bahwa mereka sudah memberikan Restu dan menyampaikan secara langsung pada Tim 8 dan pada mas Anies. 

Jadi Kami tidak sependapat kalau dikatakan AHY tidak bisa memberikan support elektoral di Jatim dan di basis NU. 

Semua orang boleh berpendapat tapi kami menyampaikan pendapat dengan menyampaikan logika-logika yang menjadi dasar. Kami berupaya sejernih dan serasional mungkin bahwa kami tidak sependapat dengan hal itu.

 

Setelah Partai Demokrat mencabut dukungan pada koalisi perubahan dan perbaikan bagaimana hubungan Partai Demokrat dengan Partai Nasdem PKB di Jawa Timur? 

Ya tetap seduluran lah. Mas AHY juga telah menyampaikan dalam pidatonya bahwa kita nggak pernah tahu di hari-hari ke depan kita akan bersama lagi untuk kepentingan bangsa.

Ya klise terdengarnya tapi bahwa orang dengan kondisi batin dalam situasi tersebut yang tentu dalam kondisi yang sangat prihatin tapi masih bisa mengumumkan seperti itu menurut saya itu butuh kebesaran hati dan juga ketegaran yang luar biasa.

Kalau Ketum bisa bilang begitu masak iya kita yang di daerah lalu saling baku hantam kan tidak. Jadi ini sudah Saatnya kita move on saatnya kita on the track menyerahkan keputusan soal koalisi kepada majelis tinggi partai. 

Dan yang di daerah fokus bagaimana mengerjakan kerja kerja yang selama ini menyapa masyarakat dan menyampaikan apa yang sudah kita laksanakan selama ini.

 

Lalu apakah Partai Demokrat Jawa Timur hanya menunggu saja atas keputusan DPP nanti? Pilihannya tinggal dua ikut barisan Ganjar atau barisan Prabowo?

Ada yang mengatakan seperti itu tapi kan ada banyak juga plot twist yang we never know juga. Saya tidak terlalu kompeten untuk mengatakan apakah sudah mengerucut. Walaupun ada statement tidak bisa CLBK. 

Tapi kembali lagi saya sebagai DPD pandangan saya, kami lebih memberikan pemetaan karena kami sering ketemu sama tokoh agama tokoh masyarakat kita punya feel kalau misalnya yang ke sini begini yang di situ begitu dala menentukan Jawa Timur ini gimana

Sempat ditanya memang oleh DPP dan Masih proses menyampaikan pandangan. Dan saat menjawab DPP pun Kita tidak pada posisi menyampaikan nama ingin merapat ke siapa. Tapi kita menyampaikan pemetaan. Supaya pemetaan kita dimasukkan dalam mesin analisa majelis tinggi partai.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved