Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Terpopuler

JATIM TERPOPULER Siswa SMP Madiun Dihukum Guru hingga Kaki Melepuh - Hasil Mediasi Duel Carok Madura

4 berita Jatim terpopuler, Kamis (5/10/2023). Siswa SMP di Madiun dihukum guru hingga kaki melepuh sampai hasil mediasi duel carok di Sampang Madura.

|
Editor: Elma Gloria Stevani
TribunJatim.com/Hanggara Pratama dan KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI
4 berita Jatim terpopuler, Kamis (5/10/2023) di TribunJatim.com. 

Siswa itu dihukum oknum guru berinisial F lantaran G tidak mengikuti kegiatan kerohanian.

“Jadi anaknya tidak mengikuti kegiatan rohani. Kemudian disuruh (oknum guru) itu lari muter keliling lapangan di lapangan basket,” kata Lismawati, dikutip dari Kompas.com.

Ia mengatakan saat jam istirahat siang, siswa muslim mengikuti shalat zuhur berjamaah.

Sementara siswa non muslim mengikuti kegiatan kerohanian.

Namun siang itu siswa berinisial G tidak mengikuti kegiatan kerohanian sehingga dihukum oknum guru berinisial F.

Baca juga: Tak Terima Anaknya Dicubit, Ortu Laporkan Pak Guru ke Polisi, Kepsek sampai Nangis-nangis Minta Maaf

Lismawati menegaskan apa yang dilakukan oknum guru berinisial F salah.

Terlebih dirinya sudah berulang kali menyampaikan kepada kepala sekolah agar para guru tidak melakukan hukuman fisik kepada siswa.

“Sebenarnya kami sudah mewanti-wangi agar pihak sekolah tidak memberikan hukuman fisik. Baru seminggu yang lalu sudah ingatkan kepada kepsek agar menyampaikan ke guru tidak memberikan hukuman fisik dalam bentuk apapun. Dan di sini ada kesalahan, yaitu caranya (menghukum) tadi salah,” jelas Lismawati.

Ia meminta saat anak melanggar aturan dihukum dalam bentuk edukasi seperti disuruh membaca atau merangkum buku.

Lalu bagaimana sikap kepala sekolah atau kepsek?

Simak berita selengkapnya

2. Reaksi Tak Terduga Bupati Sugiri saat Kepsek SMPN 1 Ponorogo Pilih Mundur Buntut Tarik Iuran

Imam Mujahid saat menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Kepala Sekolah SMPN 1 Ponorogo, Rabu (4/10/2023). Keputusan itu disampaikannya saat Bupati Sugiri Sancoko memberikan arahan kepada seluruh kepsek SMP Negeri Ponorogo
Imam Mujahid saat menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Kepala Sekolah SMPN 1 Ponorogo, Rabu (4/10/2023). Keputusan itu disampaikannya saat Bupati Sugiri Sancoko memberikan arahan kepada seluruh kepsek SMP Negeri Ponorogo (tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum)

Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko sempat terkejut ketika Imam Mujahid maju menemui dirinya saat menyampaikan pengarahan kepada Kepala SMP Negeri se Ponorogo, Rabu (4/10/2023).

Rupanya Imam Mujahid resmi mengundurkan diri sebagai Kepala Sekolah SMPN 1 Ponorogo, Rabu (4/10/2023).

Pengunduran diri ini akibat viralnya kasus tarik iuran untuk beli mobil Innova, komputer dan alat musik.

Sesaat setelah menyampaikan pengunduran diri, Imam Mujahid sudah mau keluar dari Aula SMPN 2 Ponorogo.

Namun oleh orang nomor satu di bumi reog melarang untuk Imam Mujahid keluar.

“Menanggapi mundurnya Imam mujahid Pertama saya terharu. Satu-satunya di Ponorogo berani melakukan hal yang luar biasa,” ujar Kang Giri—sapaan akrab—Sugiri Sancoko.

Dia mengatakan Imam Mujahid ini memberi contoh. Padahal, dia sendiri belum mengkaji apapun perihal viralnya kejadian SMPN 1 Ponorogo yang menarik sumbangan kepada siswa.

Baca juga: BREAKING NEWS - Kepsek SMPN 1 Ponorogo Mundur Buntut Tarik Iuran, Minta Maaf Sudah Bikin Kegaduhan

“Beliau arif, bijaksana dan mundur. Perkara nanti kami loloskan atau tidak kami lihat (kami kaji). Menjadi pembelajaran bersama semua orang yang jelas,” kata Kang Giri.

Sebelumnya, Kepala SMPN 1 Ponorogo Imam Mujahid mengundurkan diri, Rabu (4/10/2023).

Ini setelah viralnya penarikan sumbangan untuk membeli mobil, alat musik dan komputer.

Pengunduran diri disampaikan Imam Mujahid saat Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko mengumpulkan seluruh kepala SMP Negeri se bumi reog di aula SMPN 2 Ponorogo.

Di tengah-tengah orang nomor satu di bumi reog menyampaikan pengarahan, Imam Mujahid maju.

Dia membawa map berwarna merah yang di dalamnya ada amplop berisi surat pengunduran diri.

“Hari ini saya menjadi penyebab tercemarnya Ponorogo. Saya dengan tulus hati mengundurkan diri sebagai kepala SMPN 1 Ponorogo,”  ujar Imam Mujahid di depan kepala SMPN se Ponorogo dan Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko.

Baca juga: Daftar Barang yang Diminta Kepsek SMP di Ponorogo, Tiap Siswa Kena Rp 1,7 Juta, Wali: Tidak Penting

Kepala SMPN 1 Ponorogo, Imam Mujahid saat menyampaikan pengunduran diri, Rabu (4/10/2023)
Kepala SMPN 1 Ponorogo, Imam Mujahid saat menyampaikan pengunduran diri, Rabu (4/10/2023) (tribunjatim.com/Pramita Kusumaningrum)

Baca juga: Hasil Hearing DPRD dan SMPN 1 Ponorogo soal Tarik Sumbangan Beli Mobil, Wakil Ketua DPRD: Ditunda

Dia mengatakan ini berawal sesuatu yang viral. Dia pun meminta maaf karena telah membuat kegaduhan beberapa waktu belakangan.

“Saya ikhlas daripada menjadi kegaduhan. Saya mohon maaf kepada semuanya,” kata Imam Mujahid dengan suara bergetar.

Kemudian Imam Mujahid menyerahkan map berwarna merah berisi amplop surat pengunduran diri kepada Sugiri Sancoko.

Surat pengunduran foto itu diterima oleh Sugiri Sancoko.

Sebelumnya, Sebuah postingan tentang penarikan sumbangan oleh salah satu SMP Negeri Favorit di Ponorogo viral di media sosial.

Postingan itu diupload oleh akun instagram @infoponorogo. Dalam postingannya, ada muncul sebuah surat tarikan sumbangan. Di dalam foto tersebut ada point-point yang ditarik sumbangan.

Baca juga: Reaksi Kadindik Soal SMPN 1 Ponorogo Minta Sumbangan Wali Murid untuk Beli Mobil: Saya WA Kepseknya

Ada 3 point, pertama adalah pengadaan alat musik berjumlah Rp 94.080.000.

Kemudian pengadaan peremajaan mobil sekolah (Inova 2019) berjumlah Rp 265 juta dan pengadaan komputer sebanyak 34 unit senilai Rp 195.500.000.

Total yang harus ditanggung adalah Rp 554.580.000 lalu dikurangi dengan penjualan mobil lama sebesar Rp 45.000.000.

Hadi yang ditanggung Rp 509.580.000 dibagi 288 siswa berjumlah Rp 1.769.375.

Tidak hanya di instagram, surat penarikan sumbangan tersebut juga menyebar di WhatsApp.

Surat penarikan sumbangan yang menyebar di WhatsApp utuh tanpa potongan.

Wali murid, diberikan 3 pilihan. Yang membedakan hanya pada harga mobil Inova. Pada pilihan pertama mobil Inova 2017 dengan harga Rp 225 juta.

Pilihan kedua mobil Inova 2018 denhan harga Rp 240 juta dan pilihan ketiga Inova 2019 denhan harga Rp 265 juta.

Pada pilihan pertama per siswa dibebani Rp 1,590.556. Pilihan kedua Rp 1.682.569 dan pilihan ketiga Rp 1.769.375  . 

Dalam surat yang menyebar di WhatsApp terpampang jelas ditandatangani oleh Ketua Komite, Bendahara Komite dan Kepala SMPN 1 Ponorogo.

“Memang benar surat itu.  Dan kalau saya pribadi ada point peremajaan mobil sebenarnya tidak terlalu urgent,” ujar salah satu wali murid SMPN 1 Ponorogo berinisial PR, Jumat (29/9/2023) .

Dia mengatakan bahwa peremajaan mobil tidak tepat sasaran. Misal untuk membeli komputer itu, PR secara pribadi tidak terlalu mempersoalkan. Dia menilai jika membeli komputer bisa digunakan semua.

“Kalau mobil kan tidak mungkin bisa dipakai semua. Jadi saya merasa keberatan diperemajaan mobil. Komputer okelah bisa dipakai semua murid bisa,” terangnya. 

Apalagi, kata dia, mobil yang diminta adalah mobil merk Toyota jenis Inova. Pun dia mempertanyakan apakah benar-benar akan digunakan untuk sekolah atau lainnya.

“Kalau nanti dipakai apa saya pribadi tidak tahu. 200 murid,  mobil satu apa bisa dipakai? Kebijakan tidak ada yg populis Kalau Inova tidak populis. Apa harus Inova?,” tanyanya.

Dia berharap kebijakan tersebut ditinjau ulang. Karena saat kesepakatan, ratusan wali murid memang diundang.

Namun menurutnya tidak membuat kesepakatan dari nol.

 

Simak berita selengkapnya

3. Percaya Dukun, Janda Lumajang Diajak Ritual Gandakan Uang ke Pantai Selatan, Ingin Kaya Malah Merana

ILUSTRASI ritual gandakan uang yang merugikan janda Lumajang
ILUSTRASI ritual gandakan uang yang merugikan janda Lumajang (kompas.com)

ST (61) bersama istrinya M (51) ditangkap Satreskrim Polres Lumajang lantaran diduga menjadi pelaku kasus dugaan penggelapan berkedok ritual penggandaan uang.

Usai melakukan serangkaian penyelidikan, polisi menangkap pelaku yang merupakan warga Pronojiwo, Lumajang tersebut di Blitar pada Selasa (2/10/2023).

"Benar kita telah menangkap kedua pelaku kasus dugaan penggelapan uang. Jadi pelaku ini memperdayai korbannya dengan alih-alih dapat menggandakan uang asalkan melakukan berbagai ritual yang disarankan oleh pelaku," ujar Kasatreskrim Polres Lumajang, AKP Dhedi Ardi Putra ketika dikonfirmasi Rabu (4/10/2023).

Secara kronologis, Dhedi menjelaskan kasus ini bermula dari laporan seorang warga berinisial MM warga Pronojiwo, Lumajang mengaku menjadi korban penggelapan uang dari seorang guru spiritualnya (dukun).

Mulanya, ibu rumah tangga tersebut bercerita kepada pelaku jika dirinya sedang mengalami masalah keuangan. Korban diketahui mengalami masalah itu semenjak bercerai dengan suaminya.

Cerita tersebut awalnya dicurahkan korban ke tetangganya. Kemudian tetangganya tersebut mengarahkan korban agar lebih baik bercerita ke seseorang yang dikenal berpengalaman dalam memecahkan masalah.

Alhasil, saran tersebut mengantarkan korban bertemu dengan para pelaku. Pertemuan itu pertama kali dilakukan pada Juli tahun 2021 silam.

Baca juga: Kadung Beli Jenglot Buat Pesugihan, Pria Ditipu Dukun Pengganda Uang Abal-abal, Rugi Rp17 Juta

"Saat perkenalan tersebut tersangka menawarkan menawarkan kepada korban akan membantu menyelesaikan masalah keuangan yang dialami korban. Caranya yakni, tersangka menyuruh korban untuk mencari dan memberikan uang yang nantinya uang tersebut akan menjadi banyak," ujar Dhedi.

Di sebuah rumah kontrakan yang ditinggali tersangka bersama dengan istrinya, tersangka menjelaskan skema ritual yang harus dijalankan.

Tersangka menunjukkan dua buah kardus tempat rokok bagian atasnya terlihat tumpukan uang kertas nominal Rp 100.000. 

Lalu ada wadah sejenis tempeh yang berisi banyak uang kertas pecahan Rp 100.000 berselimut kain kafan putih berserta beberapa perhiasan emas.

Tersangka kemudian mengatakan kepada korban apabila semua uang dan perhiasan itu bisa menjadi milik korban bilamana korban bisa memberikan uang yang dibutuhkan tersangka.

"Korban diwajibkan meminum air putih yang disediakan tersangka. Lalu menyertakan uang dan apabila semakin banyak uang yang disertakan kepada tersangka, maka nilai uang yang akan diperoleh korban juga semakin banyak," tutur Dhedi.

Korban pun akhirnya bersedia menyertakan uang yang ia miliki hingga akhirnya terkumpul sebanyak Rp 80 juta rupiah. Korban menyetorkan uang tersebut secara bertahap beberapa bulan sekali.

Baca juga: Menipu Bisa Gandakan Uang Pakai Bambu Petok, Dukun Palsu Lamongan Keruk Rp 107 Juta dari Korbannya

"Di sela-sela waktu itu, korban juga diajak ritual ke laut pantai Selatan oleh pelaku untuk kepentingan ritual ini," sebutnya.

Merasa apa yang dilakukan tak kunjung mendapat hasil, korban pun tersadar apa yang dilakukannya ada yang tidak beres. Apalagi korban sudah merogoh kocek hingga puluhan juta Rupiah. 

"Korban akhirnya melapor ke Polsek Pronojiwo, mendapatkan laporan itu kami melakukan penyelidikan," kata Dhedi.

Penyelidikan membuahkan petunjuk jika tersangka bersama istrinya sedang berada di Kabupaten Blitar.

Simak berita selengkapnya

4. Hasil Mediasi Duel Carok di Sampang Madura, Dihadiri Tokoh Masyarakat Dua Desa di Polres Sampang

Jalannya mediasi yang melibatkan beberapa pihak di Mapolres Sampang, Madura, Rabu (4/10/2023).
Jalannya mediasi yang melibatkan beberapa pihak di Mapolres Sampang, Madura, Rabu (4/10/2023). (TribunJatim.com/Hanggara Pratama)

Polres Sampang, Madura menerjunkan sejumlah personil ke area Tempat Kejadian Perkara (TKP) insiden berdarah, pertikaian di Desa Pekalongan, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura untuk meminimalisir terjadinya kericuhan susulan.

Namun, untuk kondisi saat ini dipastikan aman dan kondusif. Terlebih telah digelar pertemuan antara para orang tua, tokoh masyarakat dari Desa Banyuamas dan Desa Pakalongan di Polres Sampang, Rabu (4/10/2023). 

Bahkan, dalam kesempatan itu juga dihadiri Kapolres Sampang, Dandim 0828 Sampang, dan Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Sampang.

"Pertemuan untuk dimediasi agar permasalahan ini diselesaikan secara kekeluargaan," kata Kasi Humas Polres Sampang Ipda Sujianto. 

Akan tetapi, sejauh ini untuk hasil mediasi masih belum bisa ditentukan. Sehingga dilanjutkan musyawarah kembali oleh sejumlah pihak yang bersangkutan.

Baca juga: KRONOLOGI Duel Carok di Sampang, Pj Kades Dilarikan ke RS, Berawal Pasangan Sejoli Tak Direstui

"Musyawarahnya dilanjutkan kembali di salah satu tokoh masyarakat setempat soal teknis penyelesaiannya," pungkasnya. 

Untuk diketahui, perkelahian dua kelompok warga dengan dilengkapi senjata tajam tersebut terjadi pada (3/10/2023) sekitar 19.30 wib.

Akibatnya, 7 orang yang terlibat perkelahian semuanya mengalami luka akibat sayatan senjata tajam sehingga dilarikan ke RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang. 

Kronologi kejadian

Polisi ungkap fakta dan kronologi lengkap insiden bentrok antar kelompok warga Desa Banyumas dan Pakalongan, Kecamatan/Kabupaten Sampang, Madura pada (3/10/2023) malam.

Ternyata, peristiwa tersebut bukanlah bentrok antar warga dari Desa Banyumas dan Pakalongan, di mana letaknya masih tetangga desa.

Sebab, sumber perselisihan terjadi bermula dari pasangan sejoli inisial F (pria) dan N (perempuan) yang tidak direstui oleh saudara dari N hingga berakhir perkelahian. Keduanya merupakan warga Desa Banyumas.

Baca juga: Duel Carok Antar Kelompok di Sampang Madura, 7 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

"Tapi untuk perkelahiannya terjadi di rumah paman si F di Desa Pekalongan, yakni kediaman Pj Kades Gunung Maddah berinisial M," kata Kasi Humas Polres SampangIpdaSujianto, Rabu (4/10/2023).

Dijelaskan, awal mula insiden itu terjadi saat F dan N pergi berpacaran ke kawasan Kecamatan Kota Sampang, namun dibuntuti oleh kakak dari si N hingga kembali ke Desa Banyumas.

Tiba di suatu tempat, kakak si N menyegat mereka berdua lalu mengintrogasi F dengan sesekali memukulnya. Namun F tak terima sehingga wadul ke kakaknya.

"Pada malam itu juga, F bersama kakaknya menghampiri kakak si N untuk membuat perhitungan dan terjadilah pertikaian," terangnya.

"Berhubung pihak dari kakak si N ini sebanyak 4 orang, mereka mundur dan pengejaran terjadi hingga F bersama kakaknya lari ke rumah pamannya di Desa Pakalongan," imbuhnya.

Saat di rumah pamannya, M selaku Pj Kades Gunung Maddah, ke dua belah pihak berkelahi menggunakan Senjata Tajam (Sajam).

Akibatnya mereka sama-sama mengalami luka hingga dilarikan ke RSUD dr Mohammad Zyn Sampang. 

Simak berita selengkapnya

---

Berita Jatim dan Berita Viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com

 

 

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved