Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Orang Tua Cerai, Kisah Ridho Bocah SD Surabaya Jualan Pentol Sendirian di Pinggir Jalan Jadi Sorotan

Orang tuanya cerai, Ridho bocah SD Surabaya jualan pentol sendirian di pinggir jalan.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TikTok/ayokulineryuk
Kisah bocah SD di Surabaya jualan pentol sendirian karena orang tua sudah cerai 

TRIBUNJATIM.COM - Imbas orang tuanya yang sudah cerai, seorang bocah SD Surabaya berjuang jualan pentol sendirian di pinggir jalan.

Bocah yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar di Surabaya tersebut menuai haru berjuang mencari nafkah sendirian.

Bocah SD yang diketahui bernama Ridho ini tetap terlihat ceria dan semangat meski kondisinya beda dari anak lain.

Inilah kisah Ridho, bocah berusia 12 tahun di Surabaya yang menjadi sorotan netizen.

Baca juga: Bantah Nikah Dini, Bocah di Madura Ngaku Cuma Tunangan & Didukung Ortu, Kejaksaan Turun Tangan

Kisahnya viral di media sosial setelah diunggah oleh akun TikTok @ayokulineryuk, Rabu (1/11/2023).

Awalnya pemilik akun @ayokulineryuk melihat sebuah gerobak bertuliskan 'Pentol Gisel' di pinggir jalan.

Ia pun menghampiri gerobak pentol tersebut dan akan membelinya.

Akan tetapi ia tidak melihat penjual pentol di sekitar gerobak.

Hanya ada seorang bocah mengenakan kaos putih tengah duduk sembari memainkan ponsel.

Kemudian pria yang juga perekam video tersebut bertanya keberadaan penjual pentol ke si bocah.

"Dek, yang jualan mana?" tanya pria perekam video.

Rupanya bocah yang berdiri di hadapannya mengaku bahwa dirinya lah penjual Pentol Gisel tersebut.

"Saya (yang jualan)," jawab bocah yang diketahui bernama Ridho tersebut.

"Lho kamu yang jualan?" tanya pria perekam video lagi, mengutip Tribun Jabar.

Untuk bertahan hidup, Ridho mengaku harus berjuang mencari nafkah sendiri hingga malam hari.

Ridho ternyata murid SDN Gadel II di Surabaya.

Bocah berusia 12 tahun ini setiap harinya berjualan pentol di depan Kantor Kelurahan Putat Jaya, Surabaya.

Ia berjualan sendirian dari pukul 17.00-21.00 WIB.

Ridho mengaku, pekerjaannya ini demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai sekolah.

Pada pria perekam video, Ridho mengaku, orang tuanya sudah berpisah alias cerai.

Baca juga: Banting Setir Jualan Cilok, Sidik Eduard Akui Sepi Job Syuting, Kaget Saat Viral & Dipuji Publik

"Orang tuamu ke mana, kok sampai jualan?" tanya pria perekam video.

"Sudah cerai," jawabnya sembari tersenyum.

Meski dalam kondisi sulit, namun Ridho tetap terlihat ceria.

Hal ini terbukti dari senyumnya yang selalu merekah saat berbincang dengan perekam video.

Tutur bahasa Ridho pun juga sopan.

Sikap Ridho itu pun mencuri perhatian publik dan banyak yang memujinya.

Kini video Ridho tersebut telah ditonton lebih dari 6,3 juta kali dan ribuan komentar netizen.

@ari***.
yg lain broken home milih hidup suram,,salah pergaulan lha ini bocil milih menatap masa depan cerah,, sehat sllu dek ya moga laris manis daganganya.

@pacc***.
dia jualan pun rapih menurht aku, rambut ga kusut, badannya bersih
semoga selalu dilancarkan ya dek cari uangnya, bisa jadi orang sukses.

@elm***.
loh arek Iki ,ini temannya ankku dlu sering main ke kost ku main SM ankku kdng depan rumah ,anknya emng baik murah senyum nyapaan anknya.

@mel***.
vibesnya positip banget..ceria..tulus..insya Allah calon pemimpin masa depan.

@win***.
tonggoku iku mas...korban perceraian.

Sementara itu kisah bocah berusia 14 tahun rela pontang-panting jualan roti sepulang sekolah di Jalan Sudirman juga jadi sorotan.

Seperti apa kisah bocah penjual roti tersebut selengkapnya?

Setiap harinya, bocah laki-laki tersebut harus jualan roti di kawasan Jalan Sudirman, selepas waktu sekolah.

Setiap hari ia pontang-panting sekolah dan berdagang demi mengumpulkan pundi-pundi rupiah.

Meski usianya masih muda, ia rela pulang malam setiap hari, asalkan bisa membawa uang.

Seorang konten kreator pun membagikan momen saat remaja ini sedang menjajakan roti dagangannya.

Awalnya konten kreator ini melihat seorang remaja laki-laki yang masih menggunakan seragam sekolah dengan jaket berwarna abu-abu.

Bocah tersebut tampak begitu sibuk menenteng kursi dan kotak berisi makanan di Terowongan Kendal, Sudirman, Jakarta Pusat.

Ketika ditemui, remaja tersebut ternyata hendak menjajakan roti dagangannya kepada orang-orang yang lewat.

Sontak konten kreator tersebut bertanya, apakah ia mulai berdagang dari sekolah, atau hanya di lokasi itu saja.

"Kalau misalnya kamu sekolah, bawa dagangan itu ke sekolah juga?" tanya konten kreator tersebut dalam video yang diunggah di akun Tiktok @hyenabags.id.

"Enggak, nunggu ibu ke sekolah. Entar ibu datang ke sekolah ngasih ginian (dagangan), saya langsung jualan," jawab remaja tersebut.

Baca juga: Keliling Jualan Cobek, Mbah Endang Rela Bawa Dagangan Berat sampai Ngos-ngosan, Untung Cuma Rp5 Ribu

Diketahui remaja tersebut ialah bernama Muhammad. 

Melansir Tribun Jakarta, ia kini baru duduk di bangku kelas dua SMP dan tinggal di kawasan Kramat Sentiong, Jakarta Pusat.

Ada maksud mulia di balik perjuangan Muhammad dalam mencari uang selepas pulang sekolah.

Ia bercerita, dirinya sudah mulai berjualan sejak masih Sekolah Dasar (SD).

Ketika itu, ia hanya menjual es mambo untuk menambah uang tabungan.

"Saya sempat berhenti (jualan) pas kelas tujuh, tetapi jualan lagi kelas delapan ini," kata Muhammad pada Tribun Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Saat duduk di bangku SMP, Muhammad mulai menjajakan roti buatan ibunya.

Karena desakan ekonomi, ia rela membantu sang ibu mencari uang untuk keperluan sehari-hari.

Ketika ibunya sibuk membuat roti, Muhammad menyibukan diri dengan kegiatan sekolah.

Selepas itu, ibunya akan datang ke sekolah Muhammad membawa roti buatannya, untuk kemudian dibawa oleh remaja tersebut untuk berjualan.

Kata Muhammad, hal itu ia lakukan dengan setulus hati tanpa paksaan dari orang tuanya.

Terlebih ia merupakan seorang anak tunggal.

"Saya enggak tega kalau ngelihat Umi kerja (jualan), nanti sampai Umi dapet kerjaan yang lumayan, baru deh."

"Tapi saya pun tetep mau jualan bantuin Umi," ungkap Muhammad.

Muhammad, remaja usia 14 tahun rela pontang-panting jualan roti pulang sekolah, ternyata punya maksud mulia
Muhammad, remaja usia 14 tahun rela pontang-panting jualan roti pulang sekolah, ternyata punya maksud mulia (TikTok/hyenabags.id)

Sebagai anak laki-laki, Muhammad nyatanya tidak tega melihat perjuangan ibunya yang begitu keras.

Kata Muhammad, biasanya ia berjualan roti di kawasan Sudirman sepulang sekolah hingga kisaran azan magrib.

Tetapi beberapa waktu lalu, ia bahkan juga sempat mengamen.

Muhammad mengamen setelah berjualan roti dan rela pulang ke rumah hingga larut malam.

"Tapi kata Umi enggak usah ngamen lah, sedapetnya aja enggak apa-apa," ungkapnya bercerita.

Bagi Muhammad, sekadar bisa membantu dan meringankan beban ibunda itu sudah cukup membahagiakan.

Muhammad ternyata punya maksud mulia dalam membantu sang Ibu untuk menjalani kerasnya kehidupan.

Selain sekadar meringankan beban ibunya, Muhammad juga ingin menjadi seorang hafiz Quran serta mengajak ibunya pergi umrah dan haji.

Dengan ketulusannya tersebut, ia berharap urusannya bisa lebih dimudahkan oleh Allah agar bisa mencapai cita-citanya.

Roti yang dijual Muhammad sendiri ada beragam jenisnya, harganya mulai Rp3 ribu hingga Rp5 ribuan.

Tak jarang, dagangannya tak habis dijual dan ia harus membawa sisa dagangan kembali ke rumah.

Namun hal ini tidak membuat Muhammad patah semangat.

Pernah suatu ketika, saat ia sedang berjualan di kawasan Jalan Sudirman, seorang konten kreator datang menghampirinya.

Ia membuat konten media sosial yang merekam kegiatannya.

Sontak hal ini membuat Muhammad langsung menjadi viral di sosial media TikTok, hingga seluruh teman-teman di sekolahnya pun tahu.

"Awalnya tahunya saya ngamen doang sih waktu itu. Nah, yang tahu saya jualan cuma beberapa anak aja."

"Tapi semenjak ada video itu, jadi thau semua," kata Muhammad bercerita pada Tribun Jakarta.

Walau begitu, ia tidak pernah malu mengakui kegiatannya di depan teman-temannya.

"Mereka cuek, tapi ada beberapa yang salut," imbuhnya.

Kata Muhammad, dari banyaknya teman yang tahu bahwa dirinya pedagang roti, beberapa d iantaranya ada yang salut dengan perjuangannya dalam membantu sang ibu.

Namun beberapa lainnya justru cenderung cuek.

Tetapi hal ini tidak begitu penting untuk dirinya.

Bagi Muhammad, bisa membantu meringankan beban ibunya sudah cukup membuat bahagia.

Ia pun mengaku tulus melakukan hal tersebut demi membantu ibunya tanpa ada paksaan apapun.

"Saya yang mau (jualan), karena enggak tega juga kalau ngelihat Umi kerja (jualan). Sampai Umi dapet kerjaan yang lumayan, baru deh. Tapi saya tetep mau jualan si bantuin Umi."

"Umi banyak banget perjuangannya buat saya," kata Muhammad.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved