Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Madura

Jerih Payah Pengusaha di Pamekasan Sulap Kampung TKI Menjadi Kampung Industri Kretek Tangan

Pengusaha di Pamekasan Sulap Kampung TKI Menjadi Kampung Industri Kretek Tangan

Penulis: Kuswanto Ferdian | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Kuswanto Ferdian
Marsuto Alfianto menceritakan, butuh jerih payah yang tak sebentar untuk menyadarkan masyarakat Larangan Badung agar tidak bekerja ke luar negeri sebagai TKI, kini jadi kampung industri penghasil Sigaret Kretek Tangan di Pamekasan. 

"Alasan saya memilih mendirikan industri rokok SKT ini ingin memberdayakan masyarakat setempat karena banyak yang menganggur dan memilih menjadi TKI, sehingga dengan berdirinya perusahaan ini bisa mengurangi pengangguran," ujarnya.

Pria yang akrab disapa Mas Fian itu bersyukur pekerja linting rokok di perusahaannya mampu membiayai anak mereka hingga perguruan tinggi.

Bahkan ada salah satu pekerjanya yang mampu membiayai anaknya kuliah di Xinjiang Medical University, China.

"Rerata pekerja linting rokok di sini mulai usia 19 tahun - 60 tahun. Saya ingin masyarakat usia produktif di kampung ini tidak bekerja ke luar kota atau luar negeri menjadi TKI," inginnya.

Mas Fian juga berharap, berdirinya perusahaan rokok lingting lokal miliknya itu bisa mengurangi angka kemiskinan dan bisa membantu mengentaskan jumlah pengangguran di Pamekasan.

"Saya juga berharap perusahaan rokok lokal di mana pun tidak melulu mencari untung yang besar, tapi juga berpikir memberikan manfaat terhadap masyarakat setempat, terutama mendukung pertumbuhan ekonomi," pesannya.

Sementara itu, Abdus Somad, pekerja linting rokok di perusahaan JID mengaku bersyukur bisa bekerja sebagai buruh linting rokok di perusahaan tersebut.

Kata dia, berkat bekerja di perusahaan rokok lokal tersebut, ia bisa membiayai pendidikan anaknya kuliah di Xinjiang Medical University, China.

"Memberikan manfaat betul adanya perusahaan rokok lokal di sini. Masyarakat di sini sudah tidak lagi menjadi TKI," kata Abdus Somad.

Menurut pria yang akrab disapa Somad itu, hadirnya perusahaan rokok sigaret kretek tangan di daerahnya tersebut memberikan dampak signifikan, terutama dalam hal pertumbuhan ekonomi.

Pria berkacamata tersebut juga menilai perusahaan JID mampu mengentaskan pengangguran di desa setempat, terutama banyak menyerap pekerja di kalangan muda.

Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Pamekasan, Ahmad Basri Yulianto mengatakan, jumlah perusahaan rokok (PR) berpita cukai di Kabupaten Pamekasan, Madura hingga menjelang akhir tahun 2023 terus bertambah.

Saat ini terdata 70 PR lokal resmi berpita cukai berdiri di Pamekasan.

Dari 70 PR lokal ini rerata bergerak di perusahaan rokok sigaret kretek tangan (SKT).

Kata dia, semakin banyaknya perusahaan rokok lokal, menjadi indikator positif bagi perkembangan perekonomian masyarakat sekitar, karena bisa menyerap banyak tenaga kerja di Pamekasan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved