Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Pria Tak Bersalah Dipenjara 48 Tahun Lalu Dapat Ganti Rp 2,7 M, Pilu Kini Sakit Kanker setelah Bebas

Seorang pria tak bersalah dipenjara 48 tahun lamanya. Ia baru dibebaskan dari tuduhan di umur 71 tahun.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
via Grid.ID
ILUSTRASI: Pria Tak Bersalah Dipenjara 48 Tahun Lalu Dapat Ganti Rp 2,7 M, Pilu Kini Sakit Kanker setelah Bebas 

TRIBUNJATIM.COM - Nasib pria ini begitu pilu.

Seorang pria tak bersalah dipenjara 48 tahun lamanya.

Ia baru dibebaskan dari tuduhan di umur 71 tahun.

Ia mendapat ganti rugi Rp 2,7 miliar, namun musibah kembali menimpanya.

Pria itu bernama Glynn Simmons asal Amerika Serikat.

Glynn Simmons merupakan narapidana terlama di Amerika Serikat yang dibebaskan dari tuduhan.

Dia dipenjara selama 48 tahun, 1 bulan, dan 18 hari.

Hakim Distrik Oklahoma County, Amy Palumbo, mengatakan bahwa Simmons tidak bersalah atas tuduhan yang ditujukan kepadanya, seperti dilansir dari The Guardian, Kamis (21/12/2023) via Kompas.com.

“Pengadilan menyimpulkan dengan bukti yang jelas dan meyakinkan bahwa pelanggaran yang menyebabkan Simmons dihukum dan dipenjarakan tidak dilakukan olehnya.”

Baca juga: Terlanjur Bonyok Dituduh Curi Uang, Kuli Bangunan di Bondowoso Jadi Korban Salah Tangkap Polisi

Keputusan Palumbo yang menyatakan Simmons tidak bersalah merupakan hal yang jarang terjadi dalam sistem peradilan pidana AS.

Dalam sistem peradilan pidana, pengadilan harus menentukan apakah terdakwa terbukti bersalah atau tidak tanpa keraguan.

Terdakwa tidak perlu membuktikan dirinya tidak bersalah untuk dinyatakan tidak bersalah tanpa keraguan.

Keputusan Palumbo membuat Simmons memenuhi syarat untuk mendapatkan kompensasi dari negara sebesar 175.000 dollar Amerika atau hampir senilai Rp 2,7 miliar.

Baca juga: Nasib Polisi Pukuli Pria Agar Ngaku Maling, Sumpal Sandal di Mulut Padahal Salah Tangkap, Dipecat?

Pengacara Simmons, Joe Norwood, mengatakan kepada Associated Press bahwa keputusan tersebut juga memungkinkan Simmons untuk mengajukan gugatan federal terhadap penegak hukum dan entitas pemerintah yang terlibat dalam penuntutannya.

Namun, proses pengajuan gugatan tersebut bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Saat ini, Simmons mengandalkan sumbangan dari kampanye GoFundMe online untuk memenuhi kebutuhannya, sambil menjalani pengobatan kanker yang baru terdiagnosis setelah dia dibebaskan dari penjara.

Dilansir dari Mirror, pada usia 22 tahun, Simmons dihukum karena tuduhan pembunuhan tingkat pertama dalam kasus perampokan toko minuman keras di Edmond, Oklahoma, pada Desember 1974.

Dia dan Don Roberts dinyatakan bersalah atas pembunuhan Carolyn Sue Rogers, seorang pegawai yang ditembak di kepala oleh dua perampok.

Simmons dan Roberts diidentifikasi oleh polisi setelah mereka menyelidiki dua saudara laki-laki, Leonard dan Delbert Patterson yang terlibat dalam pembunuhan lain. Simmons dan Roberts pun dimasukkan ke dalam barisan tersangka oleh polisi.

Diketahui, Patterson bersaudara ini terlibat dalam pembunuhan yang berbeda.

Polisi melakukan pemeriksaan terhadap orang-orang yang pernah menghadiri pesta yang dihadiri Patterson bersaudara di Oklahoma City, termasuk Simmons dan Roberts.

Jaksa penuntut mengandalkan kesaksian seorang wanita yang terluka dalam perampokan tersebut, yang mengidentifikasi Simmons dan Roberts sebagai pelaku. Namun, kesaksian wanita tersebut kemudian berubah.

Simmons sedari awal membantah tuduhan tersebut, mengatakan dia berada di tempat lain pada saat pembunuhan terjadi.

Namun sayang, dia dan Roberts tetap dijatuhi hukuman pada tahun 1975.

Baca juga: Klarifikasi Kapolres Lamongan Soal Kasus Salah Tangkap Warga Bojonegoro, 9 Anggota Diperiksa Polda

Awalnya, mereka dijatuhi hukuman mati, tetapi hukuman itu akhirnya dikurangi menjadi penjara seumur hidup pada tahun 1977.

Roberts mendapat bebas bersyarat pada tahun 2008. Namun Simmons tetap dipenjara sampai Palumbo akhirnya membebaskannya pada bulan Juli.

Masih dari The Guardian, vonis pembunuhan Glynn Simmons dibatalkan pada bulan Juli setelah seorang hakim di Oklahoma memutuskan bahwa jaksa penuntut menahan beberapa bukti dalam kasus ini, termasuk laporan polisi yang mendokumentasikan bagaimana seorang saksi mungkin telah mengidentifikasi tersangka alternatif.

Pria berusia 71 tahun itu dibebaskan dari penjara, dan jaksa penuntut negara bagian kemudian mengatakan bahwa mereka tidak akan mengadilinya kembali dalam kasus ini karena tidak ada lagi bukti fisik.

Meskipun demikian, pihak berwenang tidak secara resmi mengakui bahwa Simmons tidak terlibat dalam pembunuhan yang membuatnya dipenjara selama lebih dari 48 tahun.

Implikasinya, Simmons dianggap dipenjara secara tidak adil karena pelanggaran serius terhadap prosedur hukum dan bukan karena dia tidak bersalah.

Simmons kemudian mengajukan apa yang dikenal sebagai pernyataan tidak bersalah, dan hakim negara bagian Oklahoma, Amy Palumbo, mengabulkannya.

Baca juga: Nasib Pria Dipenjara Hampir 18 Tahun Padahal Tak Bersalah, Dapat Kompensasi Rp44 M, Keluarga Lega

Sebelumnya, seorang pria AS secara resmi dinyatakan tidak bersalah setelah menjalani 24 tahun penjara karena kejahatan yang tidak pernah dilakukannya.

Pria bernama Montoyae Dontae Sharpe tersebut mendapatkan grasi dari Gubernur North Carolina Roy Cooper pada Jumat (12/11/2021).

Sharpe awalnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas tuduhan pembunuhan tingkat pertama dalam transaksi narkoba yang dilaporkan beberapa tahun lalu. 

“Saya telah dengan hati-hati meninjau kasus Montoyae Dontae Sharpe dan saya memberinya Pengampunan Tidak Bersalah,” kata Cooper dalam sebuah pernyataan.

“Sharpe dan orang lain yang telah dihukum tidak pantas mendapatkan ketidakadilan itu,” sambung Cooper sebagaimana dilansir People.

Kini, Sharpe dapat meminta kompensasi hingga 750.000 dollar AS (Rp 10 miliar) untuk hukuman yang salah terhadapnya.

People melaporkan, kemalangan yang menimpa Sharpe dimulai pada 1995.

Sharpe, yang saat itu berusia 19 tahun, dijatuhi hukuman penjara seumur hidup atas kasus pembunuhan terhadap George Radcliffe.

Radcliffe adalah seorang pria berusia 33 tahun yang ditemukan tewas tertembak di pikapnya setahun sebelumnya, menurut The New York Times.

Dalam persidangan kala itu, seorang gadis berusia 15 tahun bernama Charlene Johnson bersaksi bahwa dia melihat Sharpe menembak Radcliffe dalam pertarungan karena narkoba.

Beberapa pekan setelah persidangan itu, Johnson kemudian mencabut kembali kesaksiannya.

Harapan Sharpe untuk membatalkan hukumannya akhirnya terdengar 2019 dalam dua sidang pembuktian.

Baca juga: Nasib Penjual Roti Dihajar Warga karena Dituduh Lecehkan Bocah, Ternyata Salah Paham: Buka Resleting

Setelah sidang kedua pada 22 Agustus 2019, Hakim Brian Collins Jr menemukan, Johnson bersaksi bahwa dia tidak ada di sana pada saat penembakan.

Selain itu, kesaksian Johnson kala itu di pengadilan didasarkan pada apa yang dia lihat di televisi dan apa yang dikatakan para penyelidik kepadanya.

Collins juga menemukan bahwa petugas forensik yang bersaksi di persidangan kala itu, Mary Gilliland, hanya mengetahui kesaksian dari Johnson jauh sebelum persidangan selesai.

Sharpe akhirnya bisa menghirup udara bebas setelah seorang hakim memutuskan dia bisa dibebaskan pada 22 Agustus 2019.

Kini, setelah dia menerima kabar bahwa dia mendapatkan ampunan tidak bersalah dari Gubernur North Carolina, Sharpe mengaku lega.

“Sekarang nama keluarga saya telah dibersihkan, itu mengangkat beban dari pundak saya,” kata Sharpe.

“Kebebasan saya masih belum lengkap. Ketahuilah bahwa sistem kita korup dan perlu diubah Saya bersyukur bahwa saya mendapatkan hak saya dan bersyukur bahwa orang lain akan mendapatkan milik mereka. Itu yang penting sekarang,” tambah Sharpe.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved