Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kota Batu

Rekomendasi Akademisi Soal Tanah Gerak di Dusun Brau Kota Batu, Harus Ditanami Pohon Jenis ini

Akademisi Bidang Geoteknologi Politeknik Negeri Jakarta, mengharuskan agar di wilayah tersebut ditanami pohon-pohon besar.

Penulis: Dya Ayu | Editor: Sudarma Adi
TribunJatim.com/Dya Ayu
Halaman sekolah SD SMP Satu Atap Dusun Brau Desa Gunungsari yang mengalami tanah gerak dan akan di relokasi. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Dya Ayu 

TRIBUNJATIM.COM, BATU - Setelah meninjau dan melihat hasil pengukuran yang telah dilakukan timnya beberapa waktu yang lalu di lokasi tanah gerak Dusun Brau Desa Gunungsari Kota Batu, Akademisi Bidang Geoteknologi Politeknik Negeri Jakarta, mengharuskan agar di wilayah tersebut ditanami pohon-pohon besar.

Pasalnya menurut Akademisi Bidang Geoteknologi Politeknik Negeri Jakarta, Putera Agung, di lokasi tanah gerak yang menyebabkan bangunan diatasnya retak, ditemukan akuifer yang besar di bawah lapisan tanah yang ada di Dusun Brau Desa Gunungsari Kota Batu.

Akuifer merupakan lapisan yang terdapat di bawah tanah yang mengandung air dan dapat mengalirkan air. Lapisan akuifer mengandung formasi batu-batuan yang mampu melepaskan air dalam jumlah yang banyak.

Untuk itu rekomendasi yang dikeluarkan, wilayah di sana harus dikembalikan seperti kondisi awal. Termasuk dengan menanami pohon-pohon besar.

Baca juga: Cari Solusi, Pj Wali Kota Batu Ajak Ahli Geoteknologi Tinjau Lokasi Tanah Gerak di Gunungsari

“Jadi tanaman yang ditanam bersifat meredam atau mereduksi tekanan air pori yang besar itu. Seperti cemara, banyak jenisnya dan juga pinus. Seperti halnya ketika kita pegang selang terus dihambat, tekanan airnya jadi besar, itu terjadi di sana, tekanan yang besar ini menggerakkan lapisan atas,” kata Putera Agung, Kamis (21/3/2024).

Lebih lanjut Putera Agung menjelaskan, kondisi di wilayah tersebut sudah tergolong membahayakan untuk dijadikan tempat tinggal ataupun mendirikan bangunan di atasnya. Sehingga pihaknya merekomendasikan agar gedung SD-SMP Satu Atap yang setiap tahunnya selalu terdampak tanah gerak untuk direlokasi.

“Jadi di bawahnya ini ada akuifer yang besar sekali, tetapi tidak didukung oleh kondisi tanah yang bagus juga. Semarang sudah berubah perilakunya karena dulu kan banyak pohon-pohon besar, keseimbangan alam terjaga ketika ada tekanan yang besar, tekanan air pori akan dihisap lagi oleh tanaman dan tanaman yang menetralisir. Tapi ketika membangun infrastruktur dibuka semuanya, disitu tidak terjadi keseimbangan, bayangkan lapisan bawah tekanannya besar, yang diatas sudah dibuka perilakunya berbeda dan itu mengubah kadar air tanah,” jelasnya.

Baca juga: Ancaman Gerakan Tanah di Desa Gunungsari Kota Batu, Lahan Sawah dan Bangunan Sekolah Retak

Sayangnya kini di wilayah tersebut telah menjadi pemukiman dan terdapat fasilitas umum seperti bangunan sekolah, sehingga terjadi hilangnya keseimbangan alam. 

Sementara itu warga Dusun Brau Desa Gunungsari Kota Batu, Siti Kholifah mengatakan jika bencana tanah gerak sudah menjadi langganan bagi warga termasuk rumahnya yang juga menjadi korban tanah gerak hingga retak.

“Setiap tahun kurang lebih 1-1,5 centi meter retaknya. Sudah biasa jadi tidak takut. Apalagi tidak ada bunyi, tahu-tahu retak lebar. Meskipun ditambal atau dibenerin, tapi tetap saja retak,” tutur Siti Kholifah

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved