Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Mengulik Tren Makanan Kekinian dan Peluang Bagi UKM Lewat Workshop Sinergitas Penguatan Usaha KUKM

Pelaku UMKM juga dapat mengembangkan bisnisnya secara lebih kreatif, di antaranya melalui pengembangan menu kuliner kekinian

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Ndaru Wijayanto
TRIBUNJATIM.COM/NURIKA ANISA
Workshop Sinergitas Penguatan Usaha KUKM yang berkolaborasi bersama Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur di The Southern Hotel Surabaya, Senin (8/7/2024). 

TRIBUNJATIM.COM, SURABAYA- Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) juga dapat mengembangkan bisnisnya secara lebih kreatif, di antaranya melalui pengembangan menu kuliner kekinian.

Salah satunya dengan membuat menu cromboloni yang pernah viral dan digandrungi masyarakat.

Anggota Komisi B DPRD Prov Jatim Agatha Retnosari mengatakan, minat cromboloni pun cukup banyak, sehingga UMKM dapat beradaptasi terhadap tren seperti membuat makanan kekinian cromboloni menjadi salah satu menu baru.

“UMKM harus ada terobosan, perubahan menu maupun diversifikasi macam-macam menu. Cromboloni juga bisa dikembangkan lebih kreatif lagi dan tidak hanya berhenti dari yang ada di resep, jadi rasanya lebih macam-macam. Misal cromboloni dengan otentik Indonesia,” ucapnya.

Hal tersebut diungkapkan pada kegiatan Workshop Sinergitas Penguatan Usaha KUKM yang berkolaborasi bersama Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur di The Southern Hotel Surabaya, Senin (8/7/2024).

Kegiatan tersebut diikuti 50 peserta, yang turut serta membuat dessert cromboloni dipandu oleh pemateri Endang Tri Pujiastuti.

Pelatihan ini disebut sebagai salah satu upaya menumbuhkan UMKM baru di Jawa Timur.

Sekaligus meningkatkan skill para pelaku usaha yang sudah ada sehingga dapat mendongkrak omset penjualan.

Baca juga: Sempat Diprotes Ormas, Festival Kuliner Non Halal di Mall Kini Kembali Dibuka, Disuruh Tertutup Kain

“Dengan pelatihan ini maka target saya terhadap 10 ribu UMKM baru dapat tercapai dan UMKM yang sudah ada naik kelas karena mereka meng-update skill mereka,” ucapnya.

Disebutnya, potensi UMKM di Indonesia sangat besar karena pelakunya rajin-rajin dan mau belajar serta memiliki antusiasme tinggi.

Selama proses itu, hal yang sangat dibutuhkan adalah pendampingan dari pemerintah dalam mewadahi semangat para UMKM untuk bisa lebih maju lagi.

“UMKM bisa besar kalau pendampingan dari pemerintah juga kuat, jika tidak, maka UMKM akan stagnan tidak akan bisa berkembang padahal 90 persen unit usaha itu dikuasai UMKM. UMKM menyumbang 56 persen untuk Jawa Timur dan terbukti di masa sulit UMKM bisa bertahan,” ucapnya.

Salah satu yang dibutuhkan adalah pendampingan pemerintah kepada pelaku UMKM dalam mendaftakan merk.

Baca juga: Diskop UKM Jatim Bersama Agatha Retnosari Gelar Workshop, Dorong Pelaku UMKM Go Digital

Agatha menyebut, hal ini penting. Tidak hanya pendampingan proses mendaftarkan merk namun hingga pelaku UMKM mendapatkan merk.

“Sehingga semakin banyak UMKM yang sudah mendaftarkan produk, saat produknya tinggi mereka tidak dapat somasi dan harus ganti merk. Fasilitasilah mereka sampai mendapatkan merk,” sebut Agatha.

Sementara Kepala Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha Diskop & UKM Jatim Susanti Widyastuti menyebut, kegiatan ini ditujukan untuk menjadikan pelaku UMKM berdaya saing dan memiliki kemampuan di pasar modern.

Dengan pelatihan ini disebut telah menumbuhkan 1.100 wirausaha baru dalam rentang waktu bulan Juni hingga Juli 2024.

“Ini mendorong UKM berdaya saing, memiliki kemampuan di pasar modern dan berkualitas bagus makanya banyak produk yang butuh inovasi. Salah satunya makanan kekinian yang banyak disukai konsumen,” ucapnya yang hadir mewakili Kepala Diskop UKM Jatim Andromeda.

Baca juga: Krista Exhibitions Siap Gelar Pameran EastFood 2024 di Surabaya, Siap Tumbuh Kembangkan UMKM Kuliner

Untuk bisa memasuki pasar modern, disebutnya, adalah memiliki sertifikasi dan standarisasi produk.

Kemudian Nomor Induk Berusaha, yang menjadi penting bagi pelaku UKM dalam mengembangkan usahanya.

Selain itu, juga beradaptasi pada tren. Tren produk maupun promosi atau pemasaran secara digital.

“Kegiatan ini untuk mengembangkan kualitas dan kapasitas UKM di Surabaya, yang ke 11 dari 22 kegiatan yang diperuntukan untuk UKM. Sehingga UKM bisa menjadi wirausaha baru,” ucapnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved