Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Nelangsa Cara Kakek Nenek Bertahan Hidup sebelum Tewas karena Tak Dijenguk Anak, Tetangga: Berupaya

Terungkap cara kakek dan nenek yang tak dijenguk anak bertahan hidup sebelum ditemukan tewas membusuk.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Facebook
Nelangsa Cara Kakek Nenek Bertahan Hidup sebelum Tewas karena Tak Dijenguk Anak, Tetangga: Berupaya 

TRIBUNJATIM.COM - Terungkap cara kakek dan nenek yang tak dijenguk anak bertahan hidup sebelum ditemukan tewas membusuk.

Sebelumnya, mayat pasutri lansia bernama Hans Tomasoa (83) dan Rita Tomasoa (73) di dalam rumahnya di kawasan Desa Singajaya, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor.

Temuan jasad mendiang pasutri lansia yang biasa disapa Opa dan Oma itu pertama kali diungkap warga setempat.

Tetangga menyebut Oma dan Opa yang tewas membusuk itu jarang dijenguk tiga anaknya.

"Ketiga anak laki-laki beliau jarang sekali berkunjung atau mengajak Oma dan Opa tinggal bersama mereka," kata tetangga bernama Gandi dalam unggahan Youtube-nya.

Kini, jenazah Opa dan Oma telah dimakamkan atas bantuan jemaat gereja dan tetangga.

Terbaru terungkap cara Hans Tomasoa dan Rota Tomasoa bertahan hidup tanpa bantuan 3 anaknya.

Hans Tomasoa merupakan mantan pelaut, usianya 83 tahun.

Sedangkan istrinya, Rita Tomasoa Wattimena adalah mantan penyiar radio RRI.

Informasinya, Rita Tomasoa mengalami stroke.

Hans Tomasoa lah yang selalu merawatnya.

Baca juga: Jarang Dikunjungi Anak, Pilu Pasutri Lansia Tewas Membusuk di Rumah 5 Hari, Tetangga Kuak Sosoknya

"Diduga dalam keadaan sakit," kata Kapolsek Jonggol Kompol Wagiman.

Padahal Hans dan Rita memiliki 3 orang anak laki-laki. 
 
"Keterangan saksi demikina, sudah lama dia tingga di situ, berdua saja," kata Kompol Wagiman.

Sayangnya hingga kini polisi masih belum menemukan kejelasan atas keberadaan anak-anak Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.

"Kita nyari informasi juga belum ketemu," kata Kompol Wagiman.

Menurut Kompol Wagiman, Hans dan Rita masih memiliki seorang adik yang sering menjenguk ke Jonggol.

"Dia punya adik, tinggal di Jakarta," katanya.

Bahkan jenazah Hans Romasoa dan Rita diurus oleh orang lain.

"Pemakaman dari pihak gereja sama adiknya," katanya, melansir dari TribunBogor.

Baca juga: Keberadaan 3 Anak Pasutri Lansia Tewas Membusuk di Rumah Bogor Kini Dicari, Polisi Kuak Fakta Lain

Selama hidup berdua tanpa diurus anak, Hans Tomasoa dan Rita mampu bertahan hidup.

Adiknya dan tetangga serta jemaat gereja lah yang peduli mengurus Hans dan Rita hingga bisa bertahan hidup.

"Pihak gereja kadang menengok ke situ," katanya.

Seorang yang mengenal mereka lainnya, Dian Dede Ronawati bercerita, biasanya jika memerlukan sesuatu Hans Tomasoa selalu menelepon.

"Biasanya Opa akan menelepon gereja kalau memerlukan sesuatu. Tetapi kali ini tidak ada telepon," katanya di postingan Facebook.

Hans dan Rita biasanya menerima makanan dari warga dan jemaat gereja.

"Pernah bergantian mengantarkan makanan antar warga dan Presbiter SP3, sebelum akhirnya keluarga menyerahkan ke tetangga untuk memasakkan makanan untuk Oma dan Opa," jelasnya.

Tak hanya membantu kebutuhan sehari-hari saja, pihak gereja juga sampai membersihkan rumah Hans Tomasoa dan Rita Tomasoa.

"Kami sudah berupaya yang terbaik dalam memperhatikan dan menjaga oma dan Opa termasuk membersihkan rumah beliau. Mungkin minggu kemaren adalah waktu Tuhan bagi Oma dan Opa," katanya.

Atas kasus miris yang dialami Opa dan Oma di atas, publik merasa pilu lantaran di akhir hayatnya mendiang tak mendapatkan kasih sayang serta bakti dari anaknya.

Perihal bakti tersebut, Ustaz Adi Hidayat pun sempat mengurai ceramahnya yang berkenaan dengan orang tua.

Dalam tausiyahnya di konten Youtube-nya, Ustaz Adi Hidayat meminta kaum muslimin senantiasa berbakti kepada orang tua, terutama ibu.

Sebab diungkap Ustaz Adi Hidayat, hidup Anda akan celaka jika tak berbakti kepada orang tua.

"Kepada ibu ya sikapnya anak terhadap ibu, kecewa itu biasa, tapi jangan sampai kekecewaan itu melahirkan sikap yang bertentangan dengan nilai syariat yang berpotensi melahirkan kedurhakaan. Apalagi sama ibu, masalahnya bisa panjang, bukan hanya di dunia, bisa sampai alam kubur, akhirat," ungkap Ustaz Adi Hidayat.

Lebih lanjut, Ustaz Adi Hidayat pun mengungkap ayat Quran yang menerangkan perihal bakti kepada orang tua, yakni QS Al Isra ayat 23:

۞ وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا ۚ إِمَّا يَبْلُغَنَّ عِندَكَ ٱلْكِبَرَ أَحَدُهُمَآ أَوْ كِلَاهُمَا فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفٍّ وَلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُل لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيمًا

Wa qaḍā rabbuka allā ta'budū illā iyyāhu wa bil-wālidaini iḥsānā, immā yabluganna 'indakal-kibara aḥaduhumā au kilāhumā fa lā taqul lahumā uffiw wa lā tan-har-humā wa qul lahumā qaulang karīmā

Artinya: Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

Baca juga: Digaji Rp 2 Juta, Guru Muhidin Ngarit usai Ngajar Demi Hidupi Anak, Kini Bangga Sang Putri Masuk UGM

Diulas Ustaz Adi Hidayat, adalah wajar jika ada momen beda pendapat antara anak dan orang tua terlebih jika orang tua sudah sepuh.

Tapi jangan sampai hal tersebut membuat anak jadi durhaka kepada orang tua.

"Kalau keduanya (orang tua) masih ada, menjelang masa sepuh, akan ada sikap di antara orang tua itu yang Anda tidak sepakat, tapi jangan sampai menjadikan Anda kurang bakti," imbuh Ustaz Adi Hidayat.

Dalam ceramahanya itu, Ustaz Adi Hidayat meminta kepada kaum muslimin agar mengingat betapa susah payahnya ibu mengandung kita.

Karenanya, jangan sampai ada kata-kata kasar yang keluar dari mulut kita kepada ibu.

"Ketika seorang perempuan mengandung, itu rasanya ke mana-mana, rasanya tidak nyaman. Itu sembilan bulan 10 hari dibawa, nah situasi itu dibawa ke anaknya untuk berpikir. Jadi kalau kamu mau marah, kamu berpikir dulu. Apalagi sampai membentak, berkata yang kasar, karena ibumu saat mengandungmu enggak pernah bentak kamu," pungkas Ustaz Adi Hidayat.

Pun ketika sukses, kaum muslimin harus ingat bahwa ada doa orang tua di balik kejayaan karir Anda.

"Bahkan ketika engkau sukses pun, orang tua tidak minta, kamu enggak sadar saham kamu itu 30 persen, sisanya punya orang tua. Ketika kamu sukses, kamu jangan lupakan, mungkin saham terbesar kesuksesan kamu itu adalah doa ibu kamu yang berdoa menangis tiap malam. Itu keberkahan bapak kamu yang kerja. Kalau belum bisa ngasih sesuatu, minimal doakan yang baik," ucap Ustaz Adi Hidayat.

"Karena itu, kecewa, tidak nyaman (kepada orang tua), itu biasa. Tapi jangan sampai kekecewaan itu menghilangkan sifat kasih dan sayang yang tertanam sejak di rahim," sambungnya.

Wallahu A'lam Bishawab.

Baca juga: Tangis Penjual Gorengan di Sidoarjo Anak Ubah Drastis Nasib Keluarga, Firasat Dosen ITB Tak Meleset

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved