Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sosok Guru Ngaji Diusir dari Kampung Tanpa Istri dan Anak, 10 Murid Murung Jadi Pelampiasan Hasrat

Seorang guru ngaji diusir dari kampung tanpa istri dan anaknya. Guru ngaji itu ketahuan menjadikan 10 murid sebagai pelampiasan hasratnya.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Freepik
ILUSTRASI: Sosok Guru Ngaji Diusir dari Kampung Tanpa Istri dan Anak, 10 Murid Murung Jadi Pelampiasan Hasrat 

Namun saat dibicarakan kembali, ada anak yang murung.

"Informasi yang saya terima 10 anak, misalnya baris mungkin ada yang fatal nyenggol sengaja," kata dia.

Baca juga: Nasib Guru Dono Ikut Tes sebelum Mendadak Dipecat, Terkuak Cuma Formalitas, Tak Tahu Ada Pembersihan

Dia mengatakan, S sudah beberapa bulan lalu membuka kelas mengaji dan diikuti belasan anak di bawah usia 12 tahun.

Disinggung mengenai mengapa tidak dilaporkan ke pihak kepolisian, dia menyebut para orangtua korban khawatir terhadap psikologi anak.

"Tidak (dilaporkan), kalau pelaku dilaporkan. Dan anak ditanya-tanya, sehingga anak ketakutan," kata dia.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam memberikan izin untuk belajar, dan mengawasi perilaku anak. 

Sebelumnya, ON, seorang guru ngaji di Desa Salem, Kecamatan Pondoksalam, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat diduga mencabuli para santri.

Akibat aksi pencabulan tersebut, sejumlah warga desa merusak sebuah bangunan Pondok Pesantren Miftahul Huda, yang berlokasi di wilayah tersebut.

Menurut Cucu, salah satu kerabat korban, ia bersama warga lain geram karena pelaku melakukan hal yang tidak terpuji kepada para santri.

"Awalnya ya itu kan muridnya, di masjid ini murid dia, suruh ngaji, kok heran ada peristiwa ini, sama dia (pelaku) malah diperkosa, dicabuli," ujar Cucu kepada wartawan di lokasi, Sabtu (9/12/2023) sore.

Baca juga: Uang Rp 2.000 Jadi Siasat Licik Mbah Jon Cabuli Anak-anak, Gudang Kosong di Pasuruan Saksi Bisu

Menurut pantauan Tribunjabar.id di lokasi kejadian, kaca rumah yang menjadi pondok pesantren itu rusak setelah dilempari dengan batu oleh massa.

Batu dan tanah pun terlihat berserakan di dalam ruangan yang digunakan para santri untuk mengaji.

Masih kata Cucu, kejadian ini diduga sudah dilakukan sejak lama dan baru diketahui sekarang.

Tak tanggung-tanggung, ia mengatakan, korban yang saat ini sudah mengaku ada 10 orang semuanya berjenis kelamin perempuan.

"(Aksi tidak terpuji) itu dilakukan sejak korban umur kelas 4 SD sampai sekarang sekolah SMP kelas 3," katanya.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved