Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jombang

Tradisi Arak-arakan Kopi di Kampung Adat Segunung Jombang Jadi Penanda Dimulainya Panen Kopi

Tradisi arak-arakan kopi di Kampung Adat Segunung Jombang menjadi penanda dimulainya panen kopi. Tak hanya itu, masyarakat juga berebut gunungan sayur

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Anggit puji
Tradisi arak-arakan kopi penanda dimulainya panen kopi di Kampung Adat Segunung, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Jombang, Jawa Timur, digelar pada Sabtu (27/7/2024). 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Anggit Pujie Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Tradisi arak-arakan kopi penanda dimulainya panen kopi di Kampung Adat Segunung, Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Jombang, Jawa Timur, digelar pada Sabtu (27/7/2024).

Tumpah ruah masyarakat Desa Carangwulung terlihat saat ikut berebut hasil bumi dalam agenda Wiwit Kopi Segunung Kampung Adat Segunung.

Acara yang juga bisa disebut 'Slametan' desa ini, merupakan bentuk syukur masyarakat atas hasil perkebunan yang melimpah.

Dari pantauan TribunJatim.com, ratusan masyarakat tampak antusias mengikuti setiap agenda yang sudah digelar sejak pukul 07.00 WIB.

Wiwit Kopi Segunung ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat atas panen perkebunan kopi yang melimpah.

Sebagai bentuk syukur, biji kopi diletakkan di beberapa tumpeng beserta sayur-sayuran pelengkap lainnya, seperti terong, sawi, kangkung dan sebagainya diarak keliling kampung.

Arak-arakan dilakukan dari kebun kopi menuju Pendopo Balai Ageng Giri Kedaton.

Wadah yang digunakan berupa 'uborampe selametan' buah kopi yang sebelumnya sudah dipetik dan pusaka kampung.

Baca juga: Hari Jadi Kota Kediri ke 1.145 Pemkot Menggelar Upacara Tradisi Manusuk Sima

Makna 'uborampe' merupakan perlengkapan yang dibutuhkan dalam upacara adat, seperti jajan pasar, tumpeng, kemenyan, dan sebagainya.

Tradisi arak-arakan biji kopi ini dianggap masyarakat sekitar sebagai penanda dimulainya panen kopi.

Arak-arak
'uborampe' ini kemudian selesai di latar pendopo.

Setelah itu, barulah digelar prosesi 'slametan' bersama warga desa yang juga bisa dihadiri oleh masyarakat umum. Setelah semua masyarakat berkumpul, doa bersama dilakukan, kemudian 'uborampe' yang diletakkan di latar pendopo lalu dipurak warga alias diperebutkan.

Salah satu warga setempat yang juga ikut dalam agenda Wiwit Kopi Segunung dari awal mengaku memang menanti agenda 'gong' yakni berebut jajanan yang ada di 'uborampe'.

"Alhamdulillah tadi dapat sayur sawi, tomat, kangkung, buncis. Bisa untuk persediaan dapur di rumah," ucapnya saat diwawancarai awak media.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved