Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

VIRAL Warung Kejujuran dari Iuran Rp5 Ribu Kini Bisa Buat Ternak 4 Sapi & Piknik, Aset Rp50 Juta

Kisah warung kejujuran di lereng Gunung Merapi inipun sampai viral di media sosial Instagram.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
TribunSolo.com/Zharfan Muhana
Warung kejujuran di Dukuh Mbangan RT 027/RW 009, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten 

Adanya warung inipun memberi dampak positif bagi warga masyarakat.

"Dampaknya sangat membantu, untuk kesejahteraan warga masyarakat sekitar sini," kata Suprihatin.

Dari anggota yang terlibat, dibagi tim yang masih berusia produktif untuk kulakan atau belanja di pasar yang berada di bawah.

"Jadi untuk yang usia produktif wajib untuk kulakan, yang membeli kita," jelasnya.

Kini warung kejujuran ini sudah memiliki aset mencapai Rp 50 juta.

"50 bukan hanya sembako, kita juga ada simpan pinjam juga. Tetapi kalau dari sembako toko dijumlah nominal ada juga," pungkas Suprihatin.

Buku catatan yang ada di Warung kejujuran, di Dukuh Mbangan RT 027 RW 009, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten
Buku catatan yang ada di warung kejujuran di Dukuh Mbangan RT 027/RW 009, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten (TribunSolo.com/Zharfan Muhana)

Keuntungan dari pengelolaan warung kejujuran pun dikembalikan lagi untuk kesejahteraan masyarakat.

Sudah 14 tahun berjalan, warung kejujuran ini belum pernah rugi. 

Suprihatin mengatakan bila laba atau keuntungan dibagi setahun sekali.

"Laba setiap tahun kita bagi. Kemarin berbentuk camilan Lebaran, ada juga alat rumah tangga misal wajan, panci, dibagi per KK," ujar Suprihatin.

Selain itu pembagian juga berbentuk wisata bersama.

"Setiap dua tahun sekali kita memang healing lah ibu-ibu biar enggak spaneng," ucap dia sambil tertawa.

"Kegiatan kita paling di kebun, ngarit, (piknik) sekedar hiburan, dan cari suasana lain," imbuhnya.

Selain warung kejujuran, pihaknya juga mengelola simpan-pinjam, juga ternak sapi dari hasil pengembangan warung.

"Bukan hanya sembako, kita juga ada simpan pinjam, juga ternak," ucapnya.

Ternak sapi sendiri dilakukan, dengan mengunakan sistem gaduh.

Sistem gaduh merupakan sistem pemeliharaan ternah dimana pemilik hewan ternak mempercayakan pemeliharaan ternak kepada penggaduh (orang yang dipercayakan memelihara) dengan imbalan bagi hasil. 

"Total ada empat sapi di sistem gaduh, jadi anggota wajib untuk ngopeni," jelasnya.

Gaduh sapi sendiri dilakukan dengan kopyok kertas, dimana yang mendapatkan diwajibkan memelihara sapi tersebut.

"Setiap tahun kopyok, jadi rata, yo nek rekoso dirasakne bareng, (kalau susah dirasakan bersama), ada enaknya dinikmati bareng," tutup Suprihatin.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved