Kilas Balik Peristiwa G30S
Kesaksian Warga Bojonegoro Lihat Jasad-Jasad Terapung di Bengawan Solo & Tetangga Hilang Tanpa Jejak
Pembantaian orang-orang Partai Komunis Indonesia dan terduga PKI mulai akhir 1965, terjadi di banyak daerah. Salah satunya, di Kabupaten Bojonegoro
Penulis: Yusab Alfa Ziqin | Editor: Sudarma Adi
"Katanya, mereka dibunuh di hutan itu. Ada lubang besar di hutan itu untuk membuang-mengubur jasad mereka," imbuhnya.
Lebih lanjut, Basri mengemukakan, rerata orang-orang Kelurahan Ledok Kulon yang menjadi korban G30S merupakan warga Kelurahan Ledok Kulon pinggiran. Atau, di tepi Bengawan Solo.
"Wilayah itu disebut-sebut sebagai basis PKI dan sedikit PNI (Partai Nasionalis Indonesia, red)," terangnya.
Kelurahan Ledok Kulon bagian tengah, ungkap dia, disebut-sebut basisnya Partai Masyumi dan Nahdlatul Ulama (NU). Sehingga, warga Ledok Kulon bagian tengah ini tak banyak jadi korban.
"Waktu itu, yang menjadi sasaran kan orang-orang PKI dan ada juga PNI. Tapi yang PNI tidak banyak," jelasnya.
Lebih dari itu, kata Basri, tak semua orang yang dibawa lalu dibunuh merupakan orang-orang PKI atau underbouw PKI. Sebab, yang dibunuh itu ada juga yang sekadar dituduh ikut PKI.
"Orang yang dituduh PKI, banyak. Namun, ada juga yang selamat dari pembunuhan," imbuhnya.
Suprapto, salah satu warga Kelurahan Ledok Kulon mengaku bapaknya dituduh sebagai anggota PKI. Beruntung, bapaknya yang pedagang tahu itu tak menjadi korban genosida pasca G30S.
"Justru saya yang menjadi korban. Kalau saya ingat, masih sakit hati saya," jelas pria akrab disapa Prapto itu.
Pada akhir 1970-an, cerita Prapto, dia mendaftar sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Setelah melalui aneka tes, dia dinyatakan lolos. Namun, pada sensor ke-PKI-an, dia mendapat kendala.
"Saya terdata anak keluarga PKI karena bapak saya dicatat tentara sebagai PKI. Saya pun gagal jadi PNS," kecewanya.
Sepulang dari tes PNS itu, kenang Prapto, dia langsung mengadu ke bapaknya. Dia juga menyesalkan bapaknya, mengapa dulu bapaknya itu mau dituduh dan mau dicatat sebagai PKI oleh tentara.
"Bapak saya menjawab, hal itu dilakukan karena terpaksa. Supaya tak ada kejadian tak diinginkan," jelas Prapto.
Lebih dari itu, Prapto mendapat informasi dari bapaknya bahwa yang mula-mula menuduh bapaknya sebagai PKI waktu itu adalah salah satu perangkat Kelurahan Ledok Kulon.
"Ketika perangkat kelurahan itu meninggal dunia, saya ikut bertakziah di kuburannya bersama orang-orang," ungkapnya.
jasad-jasad terapung
Kilas Balik Peristiwa G30S
orang-orang PKI
Ledok Kulon
G30S/PKI
G30S
Bengawan Solo
genosida
Bojonegoro
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Cekcok Lawan Debt Collector Tak Mau Kendaraan Diambil, Wanita Ternyata Naik Mobil Rental |
![]() |
---|
Kelas Nyaris Ambruk 30 Tahun Tak Pernah Renovasi, Kepsek Pindahkan Siswa SDN Belajar di Musala |
![]() |
---|
Jamaah Larut dalam Suasana Haru di Kajian yang Dipandu Oki Setiana Dewi Bertajuk Restart Your Heart |
![]() |
---|
Pria Ngaku TNI Tampar Pedagang Sayur yang Pasang Bendera One Piece, Oknum: Bendera Cina ini |
![]() |
---|
Bupati Blitar Rijanto Apresiasi Jurnalis Peduli Lingkungan Jaga Kelestarian Candi Gambar Wetan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.