Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Kota Malang

Lika-Liku Pak RW di Malang Bikin Program Entaskan Kemiskinan Lewat Pendidikan, Berawal dari Masjid

Seorang Ketua Rukun Warga di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang membuat program pendampingan kepada keluarga miskin.

Penulis: Benni Indo | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/BENNI INDO
Seorang Ketua Rukun Warga di Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang membuat program pendampingan kepada keluarga miskin agar anggota keluarganya bisa menuntaskan pendidikan. 

Bukan hal yang mudah meyakinkan keluarga agar anak kedua mereka berpisah demi masa depan yang lebih baik. Namun pada akhirnya pihak keluarga menyerahkan anak kedua untuk dipondokan.

"Di pondokan itu, dia melanjutkan pendidikan ke tingkat menengah pertama. Ia juga melanjutkan pendidikan ke tingkat atas kejuruan," terang Mulyani yang juga menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lowokwaru.

Selama berada di pondok, si anak mendapat bantuan pendanaan dari warga. Caranya, warga mencari donatur melalui masjid. Para donatur memberikan dukungan pendanaan sehingga si anak bisa tuntas sekolah di tingkat kejuruan. 

"Setelah lulus, anaknya pernah kerja dengan saya di usaha jasa boga, kemudian memilih pekerjaan selanjutnya di bengkel yang memang keahliannya di sana," ujarnya.

Setelah lulus dari SMK dan mendapatkan pekerjaan, pendampingan masih tetap dilakukan. Kali ini kepada seorang anak kecil yang merupakan cucu dari sepasang suami istri tadi.

"Kami lakukan hal yang sama kepada cucunya itu, atau ponakan si anak yang kami dampingi sampai SMK itu. Kami tempatkan juga di pondok agar mendapatkan pendidikan yang layak. Kali ini pondoknya di Gondanglegi," kata Mulyani.

Berkat kerja para jamaah masjid di lingkungan RW, para donatur masih memberikan dukungan dana untuk pendidikannya.

Kasus lain terjadi di sebuah keluarga yang kepala keluarganya bekerja sebagai juru parkir dan istri buruh sebuah pabrik. Seorang anak pertamanya pernah mencoba melakukan bunuh diri karena sempat frustasi tidak lolos ke sejumlah perguruan tinggi. 

Pihak RW pun memberikan pendampingan mental kepada si anak yang mencoba bunuh diri itu. Si anak diyakinkan bahwa masih ada banyak peluang bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan tinggi.

Yang dilakukan Mulyani bersama warga di luar dugaan. Mereka melakukan lobi-lobi ke sebuah perguruan tinggi swasta sehingga si anak bisa diterima dengan beasiswa.Kata Mulyani, pendampingan yang dilakukan tidak sekadar untuk pendanaan saja namun juga pendampingan mental, termasuk mengupayakan lobi-lobi ke lembaga terkait.

"Akhirnya bisa kuliah di kampus swasta dengan beasiswa. Kami lakukan negosiasi dengan kampus itu karena juga ada sejumlah karyawannya merupakan warga kami," terang Mulyani.

Menurut Mulyani, kemiskinan harus diberantas. Definisi kemiskinan baginya bukan sekadar kemiskinan harta benda, yang paling menakutkan adalah kemiskinan harapan. 

Orang-orang yang miskin materia sangat sering sekali memiliki kemiskinan harapan juga. Mereka terkadang tidak berharap besar menyekolahkan anak-anaknya sampai tuntas. Sekadar lulus saja sudah cukup.

Namun tidak bagi Mulyani. Anak-anak di kampungnya harus sekolah sampai tinggi. Saat ini, ada belasan anak yang didampingi, baik untuk dukungan materi atau mental.

Mulyani ingin memberikan harapan yang besar kepada anak-anak di kampungnya, terutama kepada keluarga yang beranggapan tidak bisa menyekolahkan anak-anaknya. Harapan menuntaskan pendidikan harus terus didengungkan agar angka putus sekolah selesai.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved