Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dulu Jaya Jadi Pencipta Lagu Legendaris, Nasib Suhardelis Kini Jualan Kopi di Warung Pinggir Jalan

Kisah pencipta lagu legendaris ini menjadi sorotan karena nasibnya kini memprihatinkan. Ia kini jualan kopi di warung pinggir jalan.

Penulis: Arie Noer Rachmawati | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com
Kisah pencipta lagu legendaris ini menjadi sorotan karena nasibnya kini memprihatinkan. Ia kini jualan kopi di warung pinggir jalan. 

Lagu pertama yang dia ciptakan berjudul Pantun Batandak, dinyanyikan Suhardelis dan Milla, yang merupakan artis Kampar.

Suhardelis pencipta lagu asal Kampar, Riau, saat ditemui di warung kopinya di Desa Balam Jaya, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Sabtu (12/10/2024).
Suhardelis pencipta lagu asal Kampar, Riau, saat ditemui di warung kopinya di Desa Balam Jaya, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Sabtu (12/10/2024). (KOMPAS.com/Idon Tanjung)

Lagu tersebut bercerita tentang seorang pria yang jatuh cinta pada wanita yang sudah bertunangan.

Suhardelis mengatakan, lagu itu diciptakan saat sedang musim berladang padi di kampungnya. Saat itu, warga yang bekerja di ladang sering berbalas pantun.

"Dulu kami di ladang itu sering berbalas pantun. Karena saya hobi main gitar, saya coba merangkai kata-kata dan jadilah lagu dengan judul Pantun Batandak," kata pria berkacamata itu.

Setelah itu, Suhardelis kembali menciptakan lagu berjudul Mo'okanlah.

Seiring waktu, Suhardelis bertemu dengan seorang artis Kampar bernama Rio Astar, yang kini telah meninggal dunia.

Beberapa lagu ciptaan Suhardelis dianggap layak untuk dipopulerkan.

Selain enak didengar, lagu-lagunya mengandung makna mendalam tentang kehidupan masyarakat Kampar.

Suhardelis mulai merekam lagu-lagunya.

Awalnya, rekaman menggunakan kaset pita. Lagu Pantun Batandak semakin dikenal masyarakat Kampar dan Riau.

Suhardelis kemudian merekamnya dalam format CD dan membuat video klip.

Baca juga: Baru Laku Rp30 Ribu, Penjual Es Teh Ketakutan Dipalak Oknum Karang Taruna, Uang Jualan Dirampas

"Waktu itu saya ketemu wartawan TVRI namanya Mahyudin. Dia bilang, 'Ayo kita buat album'. Jadi, kami buatlah album Pantun Batandak," kata Suhardelis.

Melihat banyaknya peminat, pria yang memiliki enam anak ini semakin semangat menciptakan Logu Ocu.

Beberapa lagu baru yang dia ciptakan saat itu antara lain Pasau Kampa, Nasib Pamotong, Ghatok Batin, dan Silagho Kasio.

Dalam proses mencipta lagu, Suhardelis pernah menghabiskan waktu tiga hari untuk menyelesaikan lagu Silagho Kasio.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved