Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Surabaya

Marcha Sharapova Rusli Berdayakan ABK Kembangkan Ecoprint, Asah Kreativitas dan Peduli Lingkungan

Marcha Sharapova Rusli berdayakan anak berkebutuhan khusus (ABK) untuk kembangkan ecoprint, asah kreativitas di bidang fesyen, juga peduli lingkungan.

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Ahmad Zaimul Haq
Marcha Sharapova Rusli (tengah) bersama anak-anak dari Sekolah Insani Tunas Mandiri Sidoarjo menunjukkan koleksi busana ecoprint karya para anak berkebutuhan khusus di Triple S Surabaya, Senin (14/10/2024). 

Kegiatan yang dimulai dari workshop ini kemudian menjadi ekstrakurikuler permanen berkat antusiasme para siswa dan dukungan dari sekolah.

“Aku sempat bertemu dengan pihak sekolah, berdiskusi supaya anak-anak ini punya peluang dalam belajar lingkungan dan budaya. Jadi memilih ecoprint batik karena praktiknya tidak susah,” ungkapnya.

Pihaknya bersama sekolah ABK memanfaatkan kembali bahan limbah untuk menciptakan sesuatu yang indah dan bermakna.

Melalui teknik ecoprint batik, anak-anak bisa berkreasi dengan menyenangkan terkait pembuatan motif.

Selain itu, Marcha mendesain busana dan menjual produk hasil karya ABK mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 400 ribu.

“Rencana semua keuntungan aku kasih ke mereka (Sekolah Insani Tunas Mandiri) lebih ke memberikan kebutuhan insfrastruktur,” ujarnya.

Kepala Sekolah Insani Tunas Mandiri Sidoarjo, Tety Agustina bersama Panca Heru Prasetyo sebagai guru kewirausahaan menjelaskan, pembuatan ecoprint batik melibatkan sekitar 20 anak dari lebih 60 siswa.

Mereka menata daun pada selembar kain primis atau katun yang sudah dicelupkan ke air tawas, dikeringkan, dan ditunjung atau diberi bubuk khusus agar dapat mengikat warna daun.

Setelah itu, menyusun daun-daun seperti pakis, daun tabebuya, jarak, pepaya jepang, dan daun jati pada lembaran kertas tersebut.

“Hampir 20 anak yang ikut membuat ecoprint batik, mereka macam-macam, ada yang tunarungu dan tunagrahita,” ujar Tety Agustina.

Dilanjutkan, proses ecoprint menggunakan teknik kukus.

Kain yang sudah ditempel daun tersebut digulung rapat, kemudian dikukus minimal selama dua jam.

Proses peletakan motif ecoprint tersebut berlangsung satu hari, kemudian dikeringkan dan didesain oleh Marcha.

Tampilan produk busana ini berupa baju outer, rok, dress, dan aksesori kepala seperti topi.

“Motif daunnya ditaruh sekreatifnya anak-anak, mereka sangat antusias. Motifnya mereka kita bebaskan supaya punya kreasi,” ucap Panca Heru.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved