Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Bojonegoro

Suhu Udara di Bojonegoro Makin Terik, Capai 38-40 Derajat Celicius, DLH Beber 2 Penyebabnya

Di musim pancaroba saat ini, sinar matahari siang hari di Kabupaten Bojonegoro semakin terik. Menyengat kulit, menggerahkan badan.

Penulis: Yusab Alfa Ziqin | Editor: Sudarma Adi
TRIBUNJATIM.COM/YUSAB ALFA ZIQIN
Simpang empat Plelen perkotaan Bojonegoro nampak terik, Kamis (17/10/2024) siang. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Yusab Alfa Ziqin

TRIBUNJATIM.COM, BOJONEGORO - Di musim pancaroba saat ini, sinar matahari siang hari di Kabupaten Bojonegoro semakin terik. Menyengat kulit, menggerahkan badan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bojonegoro Dandy Suprayitno mengakui itu. Beberapa hari terakhir, suhu udara siang hari di Kabupaten Bojonegoro memang memanas.

Biasanya, kata Dandy sapaannya, suhu udara siang hari di Kabupaten Bojonegoro ada di angka 36-38 derajat celcius. Beberapa hari terakhir, terpantau meningkat jadi 38-40 derajat celcius.

"Peningkatan suhu udara ini salah satunya dipicu Fenomena Ekuinoks," ujarnya, Kamis (17/10/2024) siang.

Baca juga: Pengembangan Wilayah Selatan Bojonegoro Masuk Prioritas Pembangunan Wahono-Nurul

Fenomena Ekuinoks itu, terang alumni Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) ini, merupakan fenomena kedudukan matahari tepat berada di garis khatulistiwa.

Selain Fenomena Ekuinok tersebut, terang Dandy, kondisi lingkungan di Kabupaten Bojonegoro tentu juga menjadi pemicu meningkatnya suhu udara siang hari wilayah setempat.

"Saat ini sudah banyak hutan yang gundul. Vegetasi-vegetasi juga semakin berkurang," jelasnya.

Dandy meneruskan, DLH Bojonegoro terus mengatensi suhu udara siang hari di Kabupaten Bojonegoro yang memanas ini. Pihaknya telah berupaya merealisasikan aneka progam guna mengatasinya.

"Salah satunya kami terus menggalakkan program penanaman pohon. Untuk penghijauan," klaimnya.

Baca juga: Cabup Setyo Wahono Komitmen Bangun Satu Lapangan Olahraga di Tiap Desa Bojonegoro

Terpisah, Rarandra selaku aktivis lingkungan dari Studi Ekologi dan Energi Terbarukan (SUKET) Bojonegoro mengungkap, udara di Kabupaten Bojonegoro saat ini kurang berkualitas.

Paling sederhana, kata dia, kualitas udara di Kabupaten Bojonegoro dapat dilihat di website IQAir. Di website itu, kualitas udara di Kabupaten Bojonegoro pada Kamis (17/10/2024) siang indeksnya 55.

"55 itu masuk kategori kuning. Kualitasnya sedang. Menimbulkan resiko kesehatan pernafasan," jelasnya.

Alumni Universitas Gajah Mada itu meminta, Pemkab Bojonegoro mengatensi dan memperbaiki kualitas udara yang masuk kategori sedang dan berisiko bagi kesehatan tersebut.

"Kawasan tutupan hijau perlu ditambah, deforestasi perlu dihambat, pemakaian energi fosil perlu dikurangi," tuturnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved