Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Viral Kampung Jutawan di Desa Terpencil, Warganya Kaya Bangun Masjid Rp3,6 M & Punya Rumah Mewah

Siapa sangka, di kampung tersebut banyak dijumpai rumah-rumah mewah yang berdiri di sepanjang jalannya.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
YouTube/Hardi ArtVenture
Kampung jutawan di Bandung Barat 

Melansir dari Kompas.com, kampung tersebut terletak di Mandun, Desa Cabbiya, Kecamatan Talango.

Kampung tersebut dijuluki sebagai Kampung Tajir lantaran warga beramai-ramai membangun rumah mewah baru dan bernuansa modern.

Ya, rumah-rumah di kampung tersebut tampak megah bak istana dengan desain kontemporer menjulang tinggi.

Sebanyak 15 rumah mewah berjajar, rata-rata dipagari tembok setinggi tiga meter dengan pintu gerbang baja di bagian depannya.

Mereka membangun rumah tersebut mengombinasikan gaya modern-klasik dengan menambahkan dua pilar besar di bagian depan rumahnya.

Bak ketiban durian runtuh, kampung warga desa di Sumenep, Madura, tersebut mendadak dikenal sebagai Kampung Tajir.

Ternyata bukan tanpa alasan mereka menjadi warga kampung yang dikenal tajir.

Hal itu karena ada kisah di balik pemilik rumah yang mengadu nasib ke Jakarta.

Desa Cabbiya, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menghebohkan publik karena kini disebut Kampung Tajir
Desa Cabbiya, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menghebohkan publik karena kini disebut Kampung Tajir (via Kompas.com)

Rumah yang dibangun Ati (46) di kampung Mandun, Desa Cabbiya, Kecamatan Talango, Kabupaten Sumenep, merupakan buah dari jerih payahnya.

Ia mengaku bisa membangun rumah mewah tersebut berkat usahanya buka warung kelontong di Jakarta.

"Saya sudah 20 tahun (buka warung kelontong) di Jakarta, dan alhamdulillah bisa bangun (rumah) ini," kata Ati kepada Kompas.com, Senin (6/2/2023).

Ati dan sang suami mengadu nasib ke Jakarta sekitar tahun 2003 silam.

Ia mengaku bingung lantaran di kampung halamannya tidak ada lapangan pekerjaan yang menjanjikan.

Awalnya Ati bersama suaminya mengelola warung kelontong milik orang lain.

Sebagai karyawan, setiap hari mereka bergantian menjaga warung selama 24 jam penuh, tujuh hari dalam seminggu.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved