Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pembacokan Saksi Paslon di Sampang

Penjelasan Polisi Soal Carok di Sampang Madura, Sosok Kiai yang Terlibat hingga Jumlah Tersangka

Penjelasan polisi Polda Jatim terkait carok di Sampang Madura, sosok ulama yang terlibat hingga jumlah tersangka yang ditangkap.

Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM/LUHUR PAMBUDI
3 pelaku pembacokan saksi Paslon Pilkada Sampang nomor urut 2 Slamet-Mahfudz di Desa Ketapang Laok, Ketapang, Sampang, berhasil ditangkap Anggota Polda Jatim 

Kubu Kiai HN merasa tersinggung atas perbuatan saksi ASR yang tetap mengumpulkan para santri untuk melaksanakan zikir bersama, tanpa izin figur kiai yang lebih sepuh, yakni dirinya.

Sempat terlontar percakapan di antara keduanya yang menandai adanya perseteruan.

"Kurang ajar, di sini kamu cuma pendatang kok mendatangkan orang. Kurang ajar," ujar Kiai HN.

"Kurang ajarnya seperti apa? Di sini cuma mampir. Salahnya di mana? Masak mau ditolak kan tidak enak," jawab saksi ASR.

Ternyata, jawaban dari saksi ASR itu dibantah lagi oleh Kiai HN.

"Diam kamu! Nanti tak tempeleng kamu," ujar Kiai HN.

"Coba kalau berani nempeleng," ujar saksi ASR pada Kiai HN.

"Dari keterangannya, kami dapat karena kan di awal itu sudah ada bahasa yang tadi saya sampaikan itu bahwa; kalau mau carok nanti saja dulu. Dan itu dianggap sebagai tantangan. Nah itu yang dianggap sebagai pemicu juga," terang Farman dalam konferensi pers di Gedung Bidhumas Mapolda Jatim, Kamis (21/11/2024). 

Percekcokan dan adu mulut antara saksi ASR dengan Kiai HN itu, akhirnya dilerai oleh salah satu pengasuh lain dari ponpes tersebut, yakni Kiai Muhtar (MH). 

Kiai MH dibantu korban Jimmy Sugito Putra berusaha menarik tubuh saksi ASR agar tidak terjadi perkelahian atau kontak fisik. 

Bahkan, korban Jimmy Sugito berusaha melindung saksi ASR dari kejaran massa yang marah akibat percekcokan dan adu mulut dengan Kiai HN, sebelumnya. 

Di tengah kemelut tersebut, mendadak berembus isu yang tak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Isunya, telah terjadi pemukulan terhadap Kiai HN, sehingga hoaks tersebut membuat massa sekonyong-konyong marah dan mulai menyerang Jimmy Sugito.

Tak pelak, lanjut Farman, pecahlah peristiwa pembacokan secara beramai-ramai terhadap Jimmy Sugito Putra, yang dilakukan oleh ketiga tersangka. 

Akibatnya, Jimmy Sugito mengalami luka parah hingga dibawa ke RSUD Ketapang. Namun, nyawanya tidak tertolong. 

"Kejadian pemukulan itu sendiri tidak ada, hanya saja kelompok ini itu terpisah, sehingga tidak mengetahui secara pasti isu tersebut. Tapi pada saat mereka merapat mendekati Kiai Hamduddin ada omongan-omongan mulut itu seolah-olah ada pemukulan terhadap Kiai Hamduddin, makanya mereka spontan bereaksi melakukan pengejaran terhadap kelompok korban," pungkasnya. 

Di sisi lain, kematian Jimmy Sugito Putra, korban pembunuhan oleh sekelompok orang di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Sampang, Madura, menjadi luka bagi pihak keluarga.

Korban yang juga sebagai pendukung sekaligus saksi dari pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Sampang nomor urut 2, Slamet-Mahfudz itu dikenal memiliki kepribadian yang baik dan selalu mengedepankan sopan santun.

Hal tersebut disampaikan paman korban, Abu Sidik.

Dia mengaku sangat mengenal keponakannya tersebut. 

Abu Sidik mengatakan, dari kecil sampai korban berkeluarga hingga memiliki anak tidak pernah neko-neko dengan orang lain, termasuk tetangga dan warga lainnya.

"Keponakan (korban) saya ini sangat ramah, adat sopan santun ketimuran yang diterapkan oleh keponakan saya ini," ujarnya, Senin (18/11/2024).

Bahkan, dirinya sempat bertanya kepada warga lainnya di tempat tinggal korban.

Korban dinilai sangat baik dan rajin bekerja. Sebab, meskipun tengah malam, korban langsung pergi ke lokasi kerja misalkan ada panggilan. 

"Pekerjaan keponakan saya, petugas PLN jadi saat ada panggilan dari atasan ke lapangan dia langsung menuju ke lokasi," terangnya.

Pihaknya mewakili keluarga meminta kepada penegak hukum untuk menangkap seluruh pelaku dan menghukumnya seadil-adilnya, karena persoalan ini telah menghilangkan nyawa orang.

"Insyaallah kalau dari keluarga tidak akan melakukan tuntutan seperti balas dendam, karena kita orang berpendidikan," tuturnya.

"Jadi kami hanya memohon kepada penegak hukum agar seluruh pelaku diamankan karena sejumlah pelaku telah terekam video dan jelas ciri-cirinya," imbuhnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved