Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Jember

Angka Pengangguran Lulusan Perguruan Tinggi di Jember Meningkat 2,92 Persen di 2024

BPS merilis tren pengangguran terbuka bagi lulusan perguruan tinggi meningkat 2,92 persen di Kabupaten Jember

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Samsul Arifin
TribunJatim.com/Imam Nawawi
Wisuda Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Jember 2024. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis tren pengangguran terbuka bagi lulusan perguruan tinggi meningkat 2,92 persen di Kabupaten Jember Jawa Timur pada 2024.

BPS merilis pada Agustus 2024 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kabupaten Jember sebesar 3,23 persen alias 49.420 orang. Angka tersebut relatif menurun dibandingkan 2023 TPT sebesar 4,01 persen.

Puluhan ribu pengangguran tersebut, 7,24 persen diantaranya lulusan perguruan tinggi. Persentase ini meningkat 2,92 persen sebab pada 2023 angkanya masih 4,32 persen.

Sementara pengangguran untuk lulusan SMK mengalami penurun, dari 11,01 persen di 2023, tahun ini menjadi 7,62 persen. Begitu juga lulusan SMA sebelumnya 5,32 persen berubah menjadi 3,36 persen.

Begitu pun pengangguran lulusan SMP, tahun lalu 5,17 persen sekarang berkurang menjadi 2,37 persen. Sementara pengangguran lulusan SD relatif sedikit naik, sebelumnya 1,92 persen kini menjadi 2,12 persen.

Baca juga: Perahu Terbalik Dihantam Ombak, Nelayan Hanyut  di Pantai Payangan Jember, Tim SAR Sisir Tepi Laut

Kepala BPS Jember Tri Erwandi mengatakan, tren pengangguran tertinggi lulusan SMK dan universitas. Namun bukan berarti mereka tidak bekerja.

"Mungkin mereka masih menunggu (pekerjaan), mungkin sedang ikut tes, atau sedang menunggu kesempatan menunjukan skill-nya," ujarnya, Rabu (11/12/2024).

Menurutnya, para lulusan perguruan tinggi dan SMK memiliki tantangan sendiri untuk bisa mendapatkan kerja sesuai bidang keahlian masing-masing.

Baca juga: 5.313 Pasutri di Jember Cerai Selama 2024, Penyebabnya Ekonomi hingga Pasangan Berjudi

"Penting kalau sudah punya ilmu, seperti mekanik ya sudah buka usaha sendiri saja.Tetapi karakteristiknya seperti itu pengangguran dari pendidikan, tetapi itu bukan ini berlaku secara umum," ulas Tri.

Menanggapi hal tersebut, Dr. Ciplis Gema Qori'ah S.E, M.Sc Pakar Ekonomi Pembangunan Universitas Jember menilai, pengangguran terjadi karena spesifikasi kebutuhan tenaga kerja tidak sesuai dengan penawarannya. 

"Demikian halnya lulusan perguruan tinggi yang tidak terserap di pasar kerja. Hal itu disebabkan tidak bertemunya permintaan dan penawaran yang sepadan," tanggapnya. 

Baca juga: Sosok Anak Bakar Rumah Orangtua di Cirebon Ternyata Pengangguran, Ngamuk Tak Dibelikan Sepeda Motor

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember ini mengatakan, bila kondisi tersebut terjadi berpotensi menurunkan daya beli, konsumsi, bahkan pertumbuhan ekonomi pun juga akan tersendat. 

"Kedua, dampak ke depan bisa mendorong terjadinya arus pencarian kerja orang Indonesia ke luar negeri. Jika mendapat pekerjaan di luar negeri maka sangat mungkin pekerja Indonesia yang berpindah warga negara. Seperti kasus tenaga kerja Indonesia bekerja di Singapura," ulas Ciplis.

Baca juga: Kesaksian Tetangga soal Tabiat Gunawan Sadbor Sebelum Ditangkap, Bantu Pengangguran dan Anak Yatim

Ciplis menilai, tantangan lulusan perguruan tinggi saat ini berada pada kemampuan mengimplementasikan ilmunya pada tempat kerja yang sesuai latar belakang program studinya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved