Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Viral Nasional

Menag Nasaruddin Umar Jamin Biaya Haji Lebih Murah Tapi Kualitas Tetap Baik: Ongkos Turun

Biaya haji 1446 H/2025 M bakal diupayakan menjadi lebih murah. Namun murah yang dimaksud tetap berkualitas baik.

Editor: Torik Aqua
TRIBUNJATIM.COM/M TAUFIK
Jemaah Haji saat di Masjidil Haram Makkah, Selasa (11/6/2024) 

TRIBUNJATIM.COM - Biaya haji 1446 H/2025 M bakal diupayakan menjadi lebih murah.

Namun murah yang dimaksud tetap berkualitas baik.

Hal itu diungkap oleh  Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar.

Ia menjelaskan jika murah yang dimaksud masih tetap membuat lebih nyaman.

Baca juga: 2 Pria Bersaudara Jalan Kaki ke Mekkah untuk Bisa Haji Tahun Depan, Ingin Tiba di Arab saat Ramadan

Penegasan ini disampaikan Menag Nasaruddin Umar usai bertemu Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi dan Sekretaris Kabinet (Seskab) Teddy Indra Wijaya di Istana Kepresidenan, Jakarta pada  Jumat (27/12/2024).

"Kita membicarakan banyak hal, kira-kira apa nanti yang bisa membuat jemaah haji kita lebih nyaman, lebih tenang, dan yang paling penting juga adalah lebih murah. Tapi murahnya bukan berarti mengurangi kualitas pelayanan, jadi tetap ada efisiensi, efektif, tapi tetap tidak mengurangi kualitas," jelas Menag Nasaruddin, dikutip dari Kemenag.go.id.

"Misalnya pesawatnya, jangan-jangan kita mencari murah, tapi pesawatnya dicari pesawat tua. Jadi itu diwarning juga buat kita," lanjutnya.

Dalam pertemuan tersebut, juga dibicarakan kemungkinan efisiensi yang dilakukan salah satunya dengan mempersingkat masa tinggal jemaah haji.

"Di samping itu kita juga berbicara kemungkinan-kemungkinan apakah jemaah haji nanti bisa lebih pendek (masa tinggalnya) dari sebelum-sebelumnya. Karena itu kan dalam satu hari itu costnya sampai berapa," kata Menag.

Namun, menurut Menag, berbagai kemungkinan ini akan dibicarakan lebih lanjut dengan pihak pemerintah Arab Saudi selaku negara penyelenggara haji.

"Tidak bisa kita memutuskan sepihak hal-hal yang berkaitan dengan Saudi Arabia, itu kewenangannya Saudi Arabia. Tapi hal-hal yang berkaitan dengan dalam negeri, itu kewenangannya kita. Bapak Presiden, ingin jemaah haji tahun ini lebih baik, lebih efisien, lebih tertib dari tahun-tahun sebelumnya," kata Menag.

Dalam kesempatan yang sama, Wamenag Romo Syafi’i pun menyampaikan hal senada.

Menurutnya, Presiden Prabowo Subianto menginginkan penyelenggaraan ibadah haji 2025 harus lebih berkualitas.

"Pada saat yang sama, beliau melihat banyak cost yang bisa dirasionalisasi, sehingga kualitasnya lebih baik, dan harganya lebih murah," ujar Wamenag Romo Syafi’i.

"Tapi hampir kita pastikan ya, Pa Menteri, bahwa ongkos haji tahun ini turun. Berapa besarannya? Itu ga bisa disebut sekarang, karena harus ada kesepakatan di Panja (Panitia Kerja Haji)," paparnya.

Sementara itu, kisah perjuangan haji pernah dialami oleh warga di Kabupaten Batanghari, Jambi.

Perjuangan Maryani, wanita 56 tahun menabung uang receh untuk berangkat haji menjadi inspirasi.

Selama 4 tahun, Maryani telaten menyimpan uang receh hasil penjualan sembako di warungnya.

Maryani adalah wanita sederhana asal Desa Pulau Raman, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batanghari, Jambi.

Maryani diketahui setiap hari menjaga warung kelontong milik anaknya.

Ia memiliki impian yang besar untuk pergi haji ke tanah suci.

Untuk mewujudkan impian itu, ia menabung uang koin selama empat tahun.

Baca juga: Pecah Tangis Mega Aulia Mohon Tukang Bubur Naik Haji Tak Lagi Ditayangkan: Dosa Jariyah Saya

Di usianya yang sudah 56 tahun, Maryani tidak menyerah pada keterbatasan.

Akan tetapi malah memperjuangkan impian tersebut dengan penuh ketekunan.

Setiap uang koin hasil penjualan sembako di warungnya, ia simpan dengan rapi dalam celengan.

“Setiap ada uang koin, saya simpan di celengan, saya niatkan untuk ibadah haji. Alhamdulillah, Allah kasih jalan,” ujar Maryani, dikutip dari Tribun Jambi pada Sabtu  (14/12/2024).

Pada 10 Desember 2024 lalu, Maryani akhirnya berhasil mengumpulkan uang sebesar Rp 25 juta untuk biaya pendaftaran haji.

Dari jumlah tersebut, Rp 6 juta di antaranya adalah uang receh yang ia kumpulkan dengan penuh kesabaran dan ketekunan.

Maryani nabung uang receh demi berangkat haji.
Maryani nabung uang receh demi berangkat haji. (via Tribun Jambi)

Uang itu akhirnya disetorkan ke Kementerian Agama Kabupaten Batanghari melalui salah satu bank, yang menerima seluruh uang koin yang dikumpulkan Maryani.

Edi, anak Maryani, dengan bangga menceritakan perjuangan ibunya. 

“Di usia senjanya, ibu tetap menabung dengan penuh semangat, hanya demi bisa menunaikan ibadah haji. Keinginan untuk melihat Baitullah dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW adalah motivasi terbesar bagi ibu,” katanya.

Kisah Maryani adalah contoh nyata bahwa menunaikan ibadah haji bukan hanya soal kemampuan finansial, melainkan juga tentang niat yang tulus, usaha tanpa kenal lelah.

Suryani yakin impian itu bisa tercapai dengan doa dan perjuangan.

Maryani menunjukkan siapapun, dengan tekad dan kerja keras, bisa mewujudkan impian besar dalam hidupnya, meskipun harus melalui jalan yang tidak biasa.

Kisah inspiratif ini mengingatkan kita kekuatan hati dan ketekunan adalah kunci utama dalam meraih cita-cita, tak peduli berapa lama waktu yang dibutuhkan.

Petugas menghitung uang receh yang disetorkan Maryani untuk berangkat haji.
Petugas menghitung uang receh yang disetorkan Maryani untuk berangkat haji. (ISTIMEWA via Tribun Jambi)

Kisah lainnya, warga satu desa umroh bersama ini menjadi inspirasi.

Kisah perjuangan mereka bisa umroh bareng inipun menjadi sorotan hingga viral di media sosial.

Bagaimana tidak, berawal dari candaan impian umroh itupun menjadi kenyataan.

Warga desa di Jombang, Jawa Timur ini telah rutin menabung Rp10 ribu tiap harinya selama lima tahun.

Buah hasil menabung itu, mereka akhirnya bisa menuju Tanah Suci.

Sebanyak 35 orang yang berasal dari Desa Genukwatu, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, berangkat umrah secara bersama-sama.

Rombongan jemaah umrah yang merupakan warga satu kampung tersebut berangkat ke Tanah Suci pada Minggu (29/9/2024).

Saat ini, para jemaah sedang berada di Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umrah.

"Jadwal pulangnya tanggal 14 Oktober 2024, hari Senin," kata Sudirman, warga Desa Genukwatu, saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Rabu (9/10/2024).

Dia mengungkapkan, pemberangkatan umrah secara bersama-sama pada tahun ini merupakan periode kedua yang dilakukan warga Desa Genukwatu.

Baca juga: 20 Tahun Jualan Kopi, Yatno Kaget Dapat Uang dan Umroh Gratis dari Kapolres, Anak sampai Menangis

Pada 2023, sebut dia, sebanyak 55 orang dari beberapa dusun di Desa Genukwatu juga berangkat umrah bersama-sama.

Sudirman menuturkan, ide untuk berangkat umrah bersama-sama awalnya berupa candaan.

Saat itu, dia bersama puluhan warga melakukan perjalanan ke Jawa Tengah untuk ziarah ke makam salah satu wali dari Walisongo.

Sudirman yang kala itu masih menjabat sebagai Kepala Desa Genukwatu dan ikut dalam rombongan, diminta untuk menyampaikan sambutan.

Dalam sambutannya kala itu, Sudirman mengajak para peziarah Walisongo berdoa agar nantinya juga bisa berangkat umrah secara bersama-sama.

Namun, candaan Sudirman rupanya diamini para peziarah.

Mereka pun berdoa bersama agar rombongan itu bisa berangkat ke Tanah Suci secara bersama-sama.

"Waktu itu sebenarnya bercanda, tetapi semua waktu itu mengamini. Itu (berziarah) pada 2017," kata Sudirman.

Sepulang ziarah makam Walisongo, candaan untuk berangkat umrah secara bersama-sama masih terkenang di pikiran masing-masing peziarah.

Menurut Sudirman, karena tinggal di desa yang sama dan sering ketemu, gagasan untuk bisa berangkat umrah bareng-bareng makin menguat.

Baca juga: Mak Isah Pemulung Sujud Dapat Umroh Gratis, Peluk Kapolres saat Rumahnya Dikunjungi: Allah Izinkan

"Awalnya memang bercanda, tetapi kemudian banyak yang bertanya gimana caranya bisa umrah bareng-bareng," ujar dia.

Dari perbincangan ke perbincangan, ungkap Sudirman, muncul ide untuk membuka tabungan haji dan umrah bagi warga Desa Genukwatu, khususnya yang rutin mengikuti rombongan ziarah Walisongo.

Tercetusnya gagasan membuka tabungan haji dan umrah, terinspirasi dari penggalian dan pengelolaan dana santunan anak yatim yang telah berlangsung sejak 2012 di Desa Genukwatu.

Di Desa Genukwatu, tutur Sudirman, donasi dari warga setiap bulan bisa mencapai Rp 10 juta hingga Rp 12 juta.

Donasi dari warga tersebut, kemudian didistribusikan kepada anak yatim secara tunai dan ditabung atas nama anak yatim penerima santunan.

"Itu sudah berjalan bertahun-tahun. Nah, dari situ muncul inspirasi, kalau uang dikumpulkan sedikit demi sedikit, nantinya akan menjadi banyak," kata Sudirman.

"Waktu itu kemudian terpikir, bagaimana kalau kita menabung Rp 10.000 perhari. Kalau rutin setiap hari, hitungannya setelah 5 tahun pasti sudah banyak," lanjut dia.

Ide menabung untuk biaya haji dan umrah akhirnya disampaikan kepada masyarakat yang biasanya pergi berziarah ke makam Walisongo.

Rupanya, kata Sudirman, gagasan tersebut disambut baik oleh warga.

Pada 2018, pembukaan tabungan haji dan umrah kemudian diwujudkan bersama-sama dengan pengurus ranting NU Desa Genukwatu.

Saat dibuka, ungkap mantan Kepala Desa Genukwatu pada 2007 hingga 2019 tersebut, ada 200 orang yang ikut membuka tabungan haji dan umrah.

Pembukaan besaran tabungan, kata Sudirman, sangat bervariasi.

Ada yang membuka dengan jumlah Rp 10.000, Rp 200.000 hingga Rp 500.000.

"Jumlahnya tidak kita batasi, berapapun diterima. Karena memang pikiran kita dari awal, kalau rutin Rp 10.000 per hari, maka satu bulan ketemu Rp 300.000," ungkap Sudirman.

"Dari Rp 10.000 perhari, akan ketemu berapa setelah lima tahun? Pasti sudah banyak kan. Ternyata, setelah berjalan 3 tahun, banyak yang merasa perlu menambah jumlah tabungan agar bisa cepat berangkat," lanjut dia.

Hingga akhirnya, ungkap Sudirman, sebanyak 55 orang dari Desa Genukwatu yang bisa berangkat umrah secara bersama-sama pada September 2023.

"Tahun ini ada 35 orang, itu dari desa sini semua. Alhamdulillah, tahun depan ada banyak yang lunas dan bisa bareng-bareng berangkat umrah," kata Sudirman.

Dia menambahkan, untuk bisa berangkat umrah, setiap penabung wajib memenuhi jumlah tabungan minimal Rp 32,5 juta.

Jumlah minimal tabungan tersebut, lanjut Sudirman, ternyata bisa dipenuhi warga dengan cara rutin menabung.

Bahkan, ungkap dia, tahun lalu atau periode pertama pemberangkatan, ada jemaah yang setiap harinya bekerja sebagai buruh tani, bisa berangkat umrah bersama-sama setelah menabung selama 5 tahun.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews Tribunjatim.com

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved