Penangkapan Pelaku Mutilasi di Ngawi
Senyum Antok Keluar Hotel usai Mutilasi Uswatun, Santai Tenteng Koper Merah, Fakta Baru Terkuak
Senyuman Antok pelaku pemutilasi jasad Uswatun Khasanah yang ditemukan di Ngawi itu terekam dengan jelas. Gelagatnya disoroti.
Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Ia menambahkan, "Dampak yang ditimbulkan harus dipikirkan. Kalau kita melakukan perbuatan hanya mengikuti hawa nafsu, dampaknya mungkin tidak terasa untuk diri sendiri, tapi dampak untuk keluarga dan orang tercinta lebih besar."
Baca juga: Dendam Antok Pelaku Mutilasi usai Uswatun Doakan Anaknya Jadi PSK, Ngebet Dinikahi dan Labrak Istri
Jasad Sempat Disimpan 36 Jam
Menurut keterangan Direktur Ditreskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Farman, pembunuhan ini diduga sudah direncanakan dengan matang oleh Antok sejak Minggu (19/1/2025).
Tersangka memancing Uswatun untuk bertemu dengan iming-iming uang satu juta rupiah.
Uswatun, yang merupakan wanita dua anak, dijanjikan uang tersebut agar bersedia menemuinya di Terminal Gayatri, Tulungagung, pukul 17.00 WIB.
Setelah itu, mereka berdua melanjutkan perjalanan ke hotel di kawasan Jalan Mayor Bismo, Semampir, Kota Kediri, sekitar pukul 22.00 WIB.
Di dalam kamar hotel, cekcok antara Antok dan Uswatun tak terhindarkan. Dalam keadaan emosi, Antok berupaya mencekik leher Uswatun hingga korban berontak dan kepalanya terbentur lantai, mengakibatkan luka pendarahan hebat.
Pendarahan itu membuat Uswatun kehilangan kesadaran dan akhirnya meninggal dunia.
"Pengakuannya ada percekcokan dan terjadilah korban dicekik oleh yang bersangkutan sehingga meninggal," ujar Farman dalam konferensi pers yang berlangsung pada Senin (27/1/2025).
Jasad korban disimpan di rumah nenek
Setelah memastikan korban tewas, Antok menutupi tubuh Uswatun dengan kain seprai hotel dan meninggalkan hotel dengan mobil Suzuki Ertiga milik korban.
Sekitar pukul 00.30 WIB, ia pergi ke rumahnya di Tulungagung untuk mengambil koper merah dan perlengkapan lain yang dibutuhkan. Tersangka mengajak keponakannya, MAM, untuk membantunya membawa koper dan perlengkapan seperti tali pramuka, kantong plastik, dan pisau yang ia beli di minimarket.
MAM kembali pulang setelah membantu menurunkan barang-barang dari mobil.
Antok menyuruhnya untuk kembali menjemput pada pukul 05.00 WIB. Begitu MAM datang, mereka berdua membawa koper yang berisi tubuh korban ke rumah kosong milik nenek Antok di Dusun Banaran, Gombang, Pakel, Tulungagung.
Di sana, jasad korban disimpan selama 36 jam.
Lalu tersangka membawa mobil korban untuk dijual seharga Rp57 juta kepada seseorang di Kabupaten Sidoarjo.
Tersangka kemudian kembali pulang ke rumah neneknya di Tulungagung dengan menumpang bus angkutan di Terminal Purabaya, Bungurasih, Sidoarjo, pukul 18.00 WIB.
Sesampainya di Tulungagung, sekitar pukul 08.00 WIB, Selasa (21/1/2025) tersangka mulai mengemas ulang paket potongan tubuh tersebut dengan plastik wrap.
Lalu, sekitar pukul 18.30 WIB, tersangka berinisiatif menyewa mobil Toyota Avanza Veloz yang akan dikendarainya untuk membuang tiga bagian tubuh korban.
Lalu, tersangka mengangkut paket potongan tubuh korban ke mobil dan membuangnya ke beberapa daerah lainnya.
"Caranya, menyiapkan koper. Diambil dari rumah. Kemudian juga menyiapkan barang yang dibutuhkan. Antara lain plastik lakban dan pisau. Yang dibeli di salah satu tempat," katanya.
Sekitar pukul 22.00 WIB, tersangka melakukan pembuangan koper berisi bagian tubuh korban di Dadapan, Kendal, Ngawi.
Lalu, berlanjut sekitar pukul 23.00 WIB, di kawasan Hutan Sampung, Jalan Raya Parang, Kabupaten Ponorogo, untuk membuang paket kedua yang berisi bagian potongan kaki korban
Farman mengungkapkan, tersangka sempat berupaya membuang paket ketiga yang berisi kepala korban dengan cara melemparkannya melalui jendela sisi kiri area kabin kemudi.
Namun, lemparan tersangka itu tak berhasil, karena paket berisi kepala korban sekonyong-konyong membentur kaca jendela mobil. Sehingga, paket tersebut masih teronggok di dalam ruang kabin mobil.
Kendati lemparannya gagal, tersangka juga tidak melanjutkan upayanya itu.
Ternyata, tersangka mengurungkan niatnya melakukan lemparan ulang untuk kedua kali karena terdapat pengendara motor yang sedang melintas di belakang mobilnya.
"Pertama dibuang kaki di Ponorogo, kemudian upaya membuang kepala ini sempat dilakukan pada saat membuang; kepala membentur jendela, akhir kembali kepalanya. Dan itu sempat urung perbuatan membuang kepala," ungkapnya.
Alhasil tersangka memutuskan membuang paket kepala tersebut keesokan hari di daerah lain yakni wilayah Jurug Bang, Desa Slawe, Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, pada Selasa (22/1/2025).
"Keesokan harinya dilakukan pembuangan ke dua (kepala) di Trenggalek," lanjutnya.
Berita viral lainnya
Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com
pelaku mutilasi di Ngawi
Uswatun Khasanah
kronologi mutilasi wanita dalam koper di Ngawi
Antok
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
penemuan mayat dalam koper merah
Alasan Sidang Tuntutan Kasus Mutilasi Koper Merah Kembali Ditunda |
![]() |
---|
100 Hari Meninggalnya Uswatun Khasanah, Keluarga Korban Mutilasi Gelar Doa dan Pengajian di Blitar |
![]() |
---|
Tersangka Kasus Mutilasi Uswatun Khasanah Nangis Ingat Anak |
![]() |
---|
Rekonstruksi Kasus Mutilasi Uswatun Khasanah di Tulungagung, 30 Adegan Diperagakan |
![]() |
---|
Antok Tersenyum Peragakan Sejumlah Adegan Pembunuhan dan Mutilasi Uswatun Khasanah di Hotel Kediri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.