Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Hidupi Adik Sebatang Kara, Anak Yatim Piatu Diarak Warga Imbas Curi 4 Tandan Pisang, Polisi Prihatin

Harus menghidupi adiknya sebatang kara, seorang anak yatim piatu baru-baru ini ramai dibicarakan karena diarak warga telanjang dada ke balai desa.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribunnews Bogor/dok. polresta pati
ANAK YATIM MENCURI - AAP (17), warga Kecamatan Trangkil, Kabupaten Pati dimintai keterangan di Balai Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu, Kabupaten Pati seusai kedapatan mencuri empat tandan pisang dari kebun warga, Senin (17/2/2025). Kisah hidup sang pelajar jadi sorotan oleh polisi. 

Lokasi ini ia pilih berdasarkan tingkat keramaian yang fluktuatif pada siang dan malam hari.

Meski sudah dua tahun berjualan, tantangan tetap menghampiri pria yang sebelumnya bekerja sebagai petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) selama tujuh tahun ini.

Dengan penghasilan kotor antara Rp100.000 hingga Rp150.000 per hari, Azis berjuang keras mencukupi kebutuhan istri serta dua anaknya yang kini duduk di bangku SD dan SMK.

"Bersihnya paling Rp 50.000 sehari. Itu buat anak sekolah, jajannya, dan kebutuhan lain," ujar Azis.

Baca juga: Polisi Periksa Guru Haryati usai Dilaporkan Orang Tua Murid, Imbas Hukum Siswa Duduk di Lantai

Meski mengandalkan penghasilan kecil, Azis tetap memprioritaskan pendidikan anak-anaknya.

Da tidak ingin buah hatinya terjebak pusara kehidupan sebagai pria tak mempunyai ijazah.

Oleh karena itu, Azis mengusahakan apa pun keperluan sekolah anak yang dibutuhkan, berapa pun nominalnya, meski ujung-ujungnya dia pusing sendiri.

"Kadang ada kebutuhan mendadak, itu yang berat."

"Misalnya anak minta Rp50.000 untuk kegiatan sekolah. Kalau dadakan begini, bingung cari uangnya dari mana," keluhnya.

Beruntung, Azis mempunyai adik yang selalu meminjamkannya uang sekadar Rp10.000, Rp20.000, atau Rp30.000.

Dia juga bersyukur kedua anaknya selalu memahami kondisi keluarganya yang terhimpit kebutuhan sehari-hari.

Azis tak menampik bahwa secara tidak langsung, salah satu anaknya yang masih duduk di bangku kelas 2 SD harus memahami kondisi keluarganya.

Baca juga: Siswa SMK Keluhkan Jalan ke Sekolahnya Penuh Lumpur: Kayak di Pelosok, Reaksi Admin Gerindra Disorot

Azis juga berbagi kisah tentang utang yang masih membebaninya sejak menjadi PPSU.

Uang-uang tersebut dia gunakan untuk modal usaha istrinya yang kini tak lagi berjalan.

"Ya kurang lebih di bawah Rp50 juta," ungkap Azis termenung.

Sewaktu masih bekerja sebagai petugas PPSU, Azis mengaku terlena dengan penghasilan yang dia anggap besar.

Ia pun membeli sejumlah barang tanpa berpikir panjang.

"Makanya kadang-kadang, gaji besar itu berpengaruh, banyak kebutuhan. Jadi, ya punya utang," ujar Azis.

Oleh karena itu, utangnya masih bergulir hingga sekarang.

Untuk menutupi, Azis sempat menjual motor demi membayar utang.

"Bayar utang motor, (gadaikan) sertifikat surat tanah. Setelahnya, saya jual motor buat ambil surat tanah," kata dia.

Walau penghasilan pas-pasan, Azis bersyukur bahwa Tuhan masih memberikan rezeki untuknya.

Dengan kehidupannya yang sekarang, Azis mengambil hikmah bahwa ia tidak lagi memiliki utang.

"Semenjak dagang begini, alhamdulillah, enggak ada utang. Saat itu (jadi petugas PPSU) gaji gede, jadi kebanyakan kebutuhan," imbuh Azis.

Baca juga: Turis Kena Begal Lapor Polisi Malah Diminta Bayar Rp200 Ribu, Curiga Uangnya untuk Kebutuhan Sendiri

Sebagai kepala keluarga, Azis berharap pemerintah dapat memberikan bantuan berupa sembako, terutama beras, yang menurutnya sangat membantu mengurangi beban hidup sehari-hari.

Meski begitu, ia tetap bersyukur atas fasilitas KIS (Kartu Indonesia Sehat) yang dimiliki keluarganya.

"Anak-anak juga dapat KJP (Kartu Jakarta Pintar), jadi bisa beli kebutuhan sekolah. Alhamdulillah ada yang membantu," katanya.

Abdul Azis mungkin hanyalah satu dari banyak pedagang starling yang bertahan hidup dengan segala keterbatasan.

Namun perjuangannya menjadi bukti, bahwa semangat pantang menyerah mampu mengatasi segala rintangan.

Memasuki usia senja, ia tetap optimis menjalani hari-hari dengan harapan yang sederhana, yakni keluarganya cukup makan dan anak-anaknya bisa bersekolah hingga selesai.

Berita viral lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved