Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Ning Ita-Cak Sandi Jilid II: Menyongsong Kota Mojokerto New Zero Stunting Tahun 2026

Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari berkomitmen mewujudkan Kota Mojokerto menuju New Zero stunting Tahun 2026.

Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Mohammad Romadoni
PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING: Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari saat paparan dalam kegiatan forum Rembug Stunting di ruangan Sabha Mandala Madya, Balai Kota Mojokerto, pada Rabu (12/3/2025). Targetkan Kota Mojokerto New Zero Stunting 2026. 

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Mohammad Romadoni

TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO- Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari berkomitmen mewujudkan Kota Mojokerto menuju New Zero stunting Tahun 2026.

Bukan hal yang tidak mungkin untuk mewujudkannya, karena saat ini Kota Mojokerto menduduki peringkat pertama dalam penurunan stunting tertinggi nasional, yaitu di angka 88 atau 1,54 persen tahun 2024.

Ning Ita sapaan Walikota Mojokerto, mengatakan dirinya bersama Wawali Rachman Sidharta Arisandi, akan meneruskan program unggulan dalam percepatan penurunan stunting di kepimpinannya jilid II.

"Tugas sinergitas artinya kolaborasi lintas sektoral yaitu rembug stunting. Karena rembug stunting menjadi sangat penting untuk dilakukan bersama-sama," kata Ning Ita saat membuka Rembug Stunting di ruangan Sabha Mandala Madya, Balai Kota Mojokerto, pada Rabu (12/3/2025).

Menurut Ning Ita, stunting di Kota Mojokerto mengalami penurunan signifikan berkat upaya dan sinergitas bersama.

Grafik penurunan stunting di Kota Mojokerto, di angka 7,72 persen tahun 2020, 4,84 persen tahun 2021, 3.12 tahun 2022, 2,04 di tahun 2023 dan 1,54 tahun 2024.

"Ini hasil kolaborasi dan mensukseskan bareng-bareng dalam menurunkan angka stunting. Kita terus akan berupaya sesuai tugas masing-masing untuk menurunkan stunting," bebernya.

Dirinya menyebut data stunting menggunakan 2 sumber data yakni dari e-PPGBM dan SSGI.

Program warisan Ning Ita periode pertama memiliki program 
Gayatri yang memiliki data valid setiap kepala keluarga di Kota Mojokerto.

Seluruh data tersebut yang sudah dimulai di Kota Mojokerto selama bertahun-tahun akan dijadikan secara nasional oleh pemerintah pusat, melalui DTSEN (Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional).

Data valid itu sangat penting untuk percepatan penurunan stunting maupun intervensi Pemkot yang tepat sasaran.

"Arahnya mengacu pada data itu dan kita punya data yang valid,
bahwa stunting 2024 di Kota Mojokerto masih 1,54 persen. Sehingga perlu dilakukan Rembug Stunting karena belum habis, kita targetkan nol stunting," ungkap Walikota Mojokerto pencetus 
tagline Spirit of Majapahit tersebut.

Program percepatan penurunan stunting selaras dengan program Presiden Prabowo Subianto dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

Termasuk Panca Cita Walikota Mojokerto yaitu, meningkatkan SDM melalui pembentukan SDM yang berkarakter, unggul, berdaya saing dengan cara pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, dengan program unggulan Mojokerto Cerdas, Mojokerto Berprestasi.

"Menyiapkan SDM unggul bebas stunting dan mewujudkan New zero stunting di Kota Mojokerto," kata Ning Ita.

Kadinkes PPKB Kota Mojokerto, dr Farida Mariana, menjelaskan, rembug stunting merupakan forum diskusi dalam membahas maupun merumuskan strategi dan, konsep perencanaan untuk penanganan stunting tahun 2026.

Rembug stunting bersama seluruh stakeholder terkait, termasuk berkoordinasi dengan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Riset Daerah (Bapperida) Kota Mojokerto, Agung Moeljono Subagijo.

"Dengan adanya rembug stunting ini adalah awal kegiatan keberlanjutan dalam penanganan stunting  tahun 2026. Tadi sudah ada rencana aksi di 2025," ujar Farida.

Ia mengungkapkan Kota Mojokerto menduduki peringkat pertama nasional dalam percepatan penurunan stunting. Dirinya optimistis capaian ini dapat terus dipertahankan bahkan ditingkatkan menjadi new zero stunting.

"Kita sudah nomor 1 tingkat nasional itu yang harus kita pertahankan, dan perlu ditingkatkan. Di Kota Mojokerto masih ada 88 stunting atau 1,54 persen," jelasnya.

Menurut Farida, dari total 18 kelurahan di Kota Mojokerto, ada dua kelurahan yang sudah zero stunting yakni, Kelurahan Meri dan Kelurahan Purwotengah.

"Tadi sudah ada 2 kelurahan yang zero stunting, dari 18 keluruhan. Kita harapkan masih ada 16 yang masih belum zero stunting. Nah, itu PR yang harus di sengkuyung bareng seperti yang disampaikan Bu Walikota Mojokerto, ini program keroyokan dalam percepatan stunting," pungkasnya.

Adapun, 4 rencananya aksi percepatan penurunan stunting tahun 2025, target penurunan stunting menjadi 1,23 persen atau 71 kasus stunting.

1. Semua kelurahan menjadi lokus prioritas penurunan stunting terintegrasi.

2. Melaksanakan kegiatan upaya percepatan stunting, baik intervensi spesifik, sensitif maupun kolaboratif, sesuai alokasi anggaran.

3. Meningkatkan kolaborasi dan sinergitas seluruh OPD dan pihak terkait dalam percepatan penurunan stunting.

4. Membangun komitmen publik dalam percepatan penurunan stunting secara terintegrasi.

Dalam forum tersebut juga dilaksanakan penandatanganan komitmen penanganan percepatan penurunan stunting di Kota Mojokerto.

Rembug Stunting ini dihadiri Perwakilan Bapenda Provinsi Jawa Timur, Kepala OPD, Dinkes, BPS, perwakilan Musrenbang setiap kelurahan, akademisi dan lainnya.

 

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved