Berita Viral
Fakta-fakta Kematian Aksenya, Mahasiswa UI Diduga Dibunuh 10 Tahun Lalu, Pelaku Belum Ditangkap
Nama Aksenya viral di media sosial setelah kematiannya 10 tahun lalu kembali diungkit.
TRIBUNJATIM.COM - Inilah fakta-fakta kematian Aksenya yang kembali menjadi perbincangan setelah 10 tahun berlalu.
Ya, mahasiswa Universitas Indonesia (UI) ini ditemukan tewas mengapung di Danau Kenanga UI, Depok, Jawa Barat, pada 26 Maret 2015 lalu.
Kematiannya masih menjadi teka-teki.
Awalnya, Aksenya disebut bunuh diri oleh polisi.
Namun, hal itu kemudian beralih menjadi kasus pembunuhan.
10 tahun berlalu, pelakunya belum ditangkap.
Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com
Baca juga: Pantas Bau di Kamar Tak Hilang, Sugiyono Kaget Rumah Kontrakannya Pernah jadi TKP Pembunuhan
Fakta-fakta kematian Aksenya
1. Awal mula kasus kematian Aksenya
Pada Kamis, 26 Maret 2015, jasad Akseyna ditemukan mengambang di Danau Kenanga UI, Depok, Jawa Barat, dengan ransel berisi batu yang diduga untuk menenggelamkan tubuhnya.
Butuh waktu empat hari bagi polisi untuk mengidentifikasi korban, yang akhirnya dikenali oleh keluarganya dari bentuk hidung serta pakaian yang dikenakannya.
Sebelum ditemukan meninggal, orang tua Akseyna sempat kehilangan kontak dengannya selama beberapa hari.
Setelah mendapatkan kabar bahwa ada jasad ditemukan di UI, mereka segera berkoordinasi dengan pihak kampus dan kepolisian.
Baca juga: Niat Tangkap Pelaku Penipuan, Polisi Malah Temukan Jasadnya di Freezer, Sudah Tersimpan 1 Tahun
2. Polisi sebut bunuh diri
Pada awalnya, polisi menduga Akseyna mengakhiri hidupnya sendiri. Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya surat wasiat dalam bahasa Inggris yang menyiratkan keinginan untuk bunuh diri.
Analisis awal menunjukkan tulisan dalam surat itu mirip dengan tulisan tangan Akseyna.
Namun, orang-orang terdekatnya mulai mencurigai ada yang tidak beres.
Akseyna dikenal sebagai sosok cerdas dan ceria. Selain itu, ada banyak kejanggalan dalam kasus ini yang perlahan mulai mencuat ke permukaan.
3. Kasus beralih ke dugaan pembunuhan
Seiring waktu, penyelidikan mulai mengarah ke dugaan pembunuhan.
Beberapa bukti yang menguatkan kemungkinan ini antara lain hasil visum menunjukkan adanya air dan pasir di paru-paru Akseyna.
Kondisi itu mengindikasikan bahwa Akseyna masih hidup ketika ditenggelamkan.
Selain itu, ahli grafologi menyatakan, tulisan pada surat wasiat kemungkinan bukan tulisan tangan asli Akseyna.
Baca juga: Pilu Feni Ere Hilang 1 Tahun Kini Tinggal Kerangka, Ditemukan di Hutan, Mobil Ada di Rumah Kosong
Bukti lainnya yakni, robekan di bagian tumit sepatunya mengindikasikan bahwa Akseyna mungkin telah diseret sebelum ditenggelamkan.
Luka-luka tak wajar di wajahnya yang mengindikasikan adanya kekerasan sebelum kematian.
Krishna Murti, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, bahkan mempertanyakan mengapa Akseyna memilih menenggelamkan diri di danau yang dangkal jika memang berniat bunuh diri.
4. Penyelidikan tak kunjung tuntas, keluarga berjuang terus
Meski semakin banyak indikasi bahwa Akseyna dibunuh, kasus ini tidak kunjung menemukan titik terang.
Salah satu kendala utama adalah keterlambatan identifikasi korban, yang membuat polisi kehilangan momentum untuk mengamankan bukti-bukti penting di tempat kejadian.
Keluarga Akseyna tak pernah berhenti menuntut keadilan.
Sang ayah, Kolonel (Sus) Mardoto, terus mendorong kepolisian untuk melanjutkan penyelidikan.
Pada 2020, kasus ini sempat dibuka kembali, namun perkembangan yang diharapkan tidak kunjung terlihat.
5. Kasus kembali dibuka
Pada 2024, sembilan tahun setelah kematian Akseyna, polisi akhirnya memutuskan untuk melanjutkan penyelidikan.
Kapolres Metro Depok Kombes Pol Arya Perdana menegaskan, pihaknya akan mengkaji ulang penyidikan sebelumnya dan berencana memanggil kembali saksi-saksi yang telah diperiksa.
Baca juga: Pria Asal Bali yang Tewas di Sungai Banyuwangi Diduga Korban Pembunuhan, Motor Digadaikan Rp 7 Juta
“Ada beberapa poin dari pihak keluarga yang mempertanyakan hal-hal yang belum ditanyakan kepada saksi. Dan apakah akan kita panggil kembali saksi-saksi yang sebelumnya sudah diperiksa, itu mungkin saja terjadi," kata Arya kala itu.
Namun, hingga kini, belum ada titik terang mengenai siapa pelaku di balik kematian Akseyna.
Apakah kasus ini akan tetap menjadi misteri yang tak terpecahkan, atau justru akan ada babak baru dalam pencarian keadilan untuk Akseyna?
Namun hal yang pasti, keluarga dan publik masih menunggu jawaban yang pasti atas tragedi ini.
Di sisi lain, seorang wanita menangisi kasus pembunuhan adiknya yang tak kunjung usai di hadapan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Empat tahun berlalu, pelaku belum terungkap.
Dia adalah Irma Erpianah.
Dedi Mulyadi kala itu dihampiri Irma ketika memimpin pembongkaran bangunan liar di Kali Sepak, Desa Srijaya, Tambun Utara, Kabupaten Bekasi, Jumat (14/3/2025).
Dedi tengah berdiri berdampingan dengan Kapolres Metro Bekasi Kombes Mustofa menyaksikan pembongkaran bangunan liar dari tepi anak Kali Bekasi.
Lalu, seorang perempuan yang mengenakan baju berwarna cokelat dan berkerdung hitam menghampiri Dedi sambil menangis sesenggukan.
Belakangan diketahui, perempuan tersebut bernama Irma Erpianah.
Kepada Dedi, ia mengadukan kasus pembunuhan adiknya, Muhammad Sam'an Fadhila, yang sudah empat tahun tak terungkap.
Adapun, Sam'an Fadhila ditemukan tewas di saluran irigasi, Kampung Karang Getak, Desa Sukawangi, Kecamatan Sukawangi, Kabupaten Bekasi, pada 2021.
Saat itu, korban ditemukan tewas saat masih mengenakan seragam SMA.
Baca juga: Sindiran Menohok Dedi Mulyadi ke Jagoan Cikiwul, Singgung Beda Sikap: Ditangkap Malah Nangis
Di hadapan Dedi, Irma tak kuasa membendung air matanya sembari menceritakan kasus pembunuhan adiknya.
"(Kasus pembunuhan adik) di Sukawangi, Tambelang, Pak," kata Irma mengadu ke Dedi sembari menunjukkan foto adiknya semasa hidup, melansir dari Kompas.com.
"Kasus pembunuhan?" tanya Dedi kepada Irma. "Iya, Pak," jawab Irma.
"Waktu itu dibunuhnya di mana?" kata Dedi.
"Dibunuhnya ditaruh di irigasi depan rumah, sudah terbunuh," ungkap Irma.
"Tapi pembunuhnya belum terungkap?" tanya lagi Dedi.
"Belum, Pak. Ini sudah jalan empat tahun," jelas Irma.
Baca juga: Dedi Mulyadi Beri Tukang Becak THR Rp3 Juta, Syaratnya Libur saat Mudik Lebaran 2025: Diam di Rumah
Mustofa yang berada di samping Dedi lantas ikut dalam perbincangan tersebut.
Mustofa menanyakan surat laporan kasus itu.
Selain itu, Mustofa juga memberikan nomor teleponnya untuk mengawal kasus adik Irma.
Dedi kemudian meminta Irma segera bertukar nomor teleponnya dengan Mustofa.
Dedi berharap pertemuan ini membuka jalan keluar atas kasus adik Irma.
"Nanti WA-in, kasusnya apa, tahun berapa. Mudah-mudahan ada hikmahnya," imbuh dia.
Irma kemudian mencium tangan Dedi sebelum mengakiri pertemuan itu.
-----
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Berita Jatim dan berita viral lainnya.
kasus kematian Aksenya
Universitas Indonesia
mahasiswa
viral di media sosial
berita viral
TribunJatim.com
Tribun Jatim
Aksenya Ahad Dori
Tukang Ojek Jual TV Demi Bayar Seragam Anak Rp 841 Ribu, Ternyata Pihak Sekolah Diduga Pungli |
![]() |
---|
Nasib Kades Ditikam Ketika di Lokasi Perkemahan, Meninggal usai Sempat Dilarikan ke Rumah Sakit |
![]() |
---|
Turis Amerika Kaget Uang Rp 32 Juta Miliknya Hilang di Homestay saat Liburan di Banyuwangi |
![]() |
---|
Minta Rekaman CCTV Full Dibuka, Keluarga Pasien Tuding Dokter Syahpri Pemicu Pertikaian: Dia Melotot |
![]() |
---|
Sosok Setya Novanto Terpidana Korupsi e-KTP Bebas Bersyarat, Eks Ketua DPR RI dan Ketum Golkar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.