Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Kisah Chef Ervin Triana, Perempuan Tangguh di Balik Dapur Hotel Santika Pandegiling Surabaya

Chef Ervin Triana, satu dari contoh chef perempuan yang telah menggeluti dapur restoran sejak 27 tahun lalu.

Penulis: Nur Ika Anisa | Editor: Ndaru Wijayanto
tribunjatim.com/Nur Ika Anisa
CHEF ERVIN TRIANA- Chef Ervin Triana saat meramu hidangan di Hotel Santika Pandegiling Surabaya. Ia merupakan executive chef dengan pengalaman 27 tahun di dapur hotel. Satu di antara unggulannya adalah bumbu makanan tradisional, seperti bumbu hitam berbahan dasar kluwek yang kerab digunakan untuk makanan rawon dan beberapa lainnya 

Menurutnya, hal yang penting untuk diingat adalah tujuan dari apa yang dilakukan. Tumbuh dan berjuang menitih karir untuk keluarga, dan memberikan rasa percaya diri kepada para tim untuk tetap berkarya meski era makin modern dan kuliner lebih variatif.

Baca juga: Sambut Tahun Baru, Hotel Santika Pandegiling Surabaya Sajikan Nasi Goreng Tuna dan Wedang Rempah

“Zaman sudah berbeda, makanan juga fleksibel, bahkan ada trennya. Makanya saya selalu sempatkan untuk hunting kuliner, melihat apa yang tren, sambil sharing dan komunikasi bareng mereka,” ungkapnya.

Saat ini, Chef Ervin menjadi satu-satunya executive chef perempuan yang ada di Jawa Timur.

Semangat berkarir ini lah yang membawanya dari nol hingga sebagai koki profesional yang bertugas mengembangkan  keseluruhan aspek di dapur hotel.

“Saat ini, iya hanya saya (Executive chef perempuan di Jawa Timur), dulu ada juga di Malang, setahu saya,” tambahnya.

Perempuan kelahiran 1975 itu mengatakan, meski perkembangan kuliner semakin pesat, namun selera masyarakat tidak akan meninggalkan makanan tradisional dan khas Indonesia.

Masakan tradisional Indonesia disebutnya sebagai kuliner mahal. Kaya dan kuat akan rempah yang tidak semua orang dapat dengan mudah mengolahnya. Harus mengenal dan mengerti perpaduan rempah Indonesia, dan hal tersebut menjadi pelajaran yang mahal dalam dunia kuliner lokal.

“Menu tradisional itu mahal artinya tidak semua orang gampang mengenalnya karena harus kuat rempah-rempah, tidak asal dimasukan bumbunya tapi harus tahu bagaimana misal jika kebanyakan kencur, kebanyakan jahe, dan itu pelajaran yang mahal,” sebutnya.

Dalam perjalanan karir dengan Santika Group, Chef Ervin mengaku bukan tak menemui titik jenuh dan ego. Beberapa kali nyaris goyah ke tempat lain, namun hatinya ingin tetap membersamai Santika.

Beruntung dukungan keluarga selalu hadir, meski dalam kesehariannya lebih banyak waktu dihabiskan di dapur restoran.

“Dulu saya pernah merasakan jenuh, ego, atau antara pengen mencari hal lain, tapi enggak ngerti kenapa dengan sendirinya tetap setia dengan Santika. Padahal saya sudah sampai menerima yang lain, tapi saya rasa kekeluargaannya di sini sangat kuat dan itu juga bisa dirasakan oleh para tamu loyal kami,” sebutnya.

Sebuah kalimat ‘cintai lah pekerjaan mu meskipun tidak memberimu banyak tapi bisa menghidupimu’, turut diamini oleh Chef Ervin Triana.

Menemukan passion dan mencintai pekerjaan di bidang fnb membuatnya terus belajar banyak tentang kuliner. Ia mengaku masih aktif untuk mengikuti pelatihan dan sempat sekolah kuliner di Singapura.

Satu di antara banyak resep, Chef Ervin sangat menyukai bumbu rempah kluwek seperti rawon. Ia juga mengkombinasikan bumbu tersebut dengan bumbu lainnya menjadi aneka hidangan nusantara.

“Yang berkesan lagi Covid benar-benar down, hotel sepi dan di rumah tiga bulan, akhirnya saya coba membuat resep ayam bakar ireng, coba dijual sendiri dan Alhamdulillah bisa diterima masyarakat, ya mungkin karena punya talenta masak jadi dipergunakan. Saya sangat mencintai apapun yang saya kerjakan,” ungkapnya

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved