Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sugiyatmo Buruh Tekstil Cuma Dapat Upah Rp 1.000 Per Bulan Gajian, Beber Kondisi Perusahaan Bobrok

Curhat seorang buruh tekstil terkait upah yang diberikan kepadanya dari perusahaan, tetapi kondisi tersebut kini tengah jadi sorotan.

Penulis: Ignatia | Editor: Mujib Anwar
Tribun Solo - Kompas.com
DIUPAH SERIBU RUPIAH - Potret buruh sejarah bernama Sugiyatmo yang kini terpaksa dirumahkan mendapatkan upah sebesar seribu rupiah setiap bulan. Sugiyatmo berbagi ceritanya menafkahi keluarga hanya dengan Rp 1000, Jumat (2/5/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Inilah cerita Sugiyatmo yang ternyata menerima upah sangat kecil, bahkan dibandingkan tukang parkir.

Para buruh di pabrik tekstil di Kabupaten Karanganyar hanya mendapatkan upah sebanyak Rp1.000 setiap bulan.

Pemberian upah Rp 1.000 terjadi setelah para buruh dirumahkan.

Hal itu disampaikan salah satu buruh pabrik tekstil di Kabupaten Karanganyar Sugiyatmo (50) kepada TribunSolo.com, Kamis (1/5/2025), seperti dikutip TribunJatim.com, Jumat (2/5/2025).

Ia yang merupakan warga Desa Karangmojo, Kecamatan Tasikmadu, Kabupaten Karanganyar, mengatakan dirinya sudah dirumahkan sejak Juli 2024.

"Pada awalnya saya dirumahkan oleh perusahaan sejak Juli 2024 sampai sekarang dan ternyata mereka mengirim gaji saya setiap bulan ke rekening saya hanya Rp 1.000," kata Sugiyatmo.

Mengetahui gaji yang diterima setiap bulannya hanya Rp1.000, dirinya melaporkan hal tersebut ke Ketua FSP KEP Karangayar Danang Sugiyanto.

Ia menuturkan, perusahaannya sempat dipanggil Dinas Perdagangan Perindustrian Tenaga Kerja (Disdagperinaker) Kabupaten Karanganyar.

"HRD sempat dipanggil Dinas terkait pemberian upah seribu rupiah per bulan, alasan mereka bilang ini bukan mainan dan beralasan itu untuk menghidupkan rekening bank para buruh biar nggak mati," kata dia.

Sugiyatmo mengatakan bersama rekan buruh yang senasib melakukan gugatan Pengadilan Hubungan Industrial.

Baca juga: Sudah Terlanjur Lunas, Uang Sumbangan Tagihan Listrik Masruroh Digunakan untuk Hal yang Bermanfaat

Hasilnya, hakim memutus perusahaan wajib membayar hak-haknya bersama kawan-kawan buruh yang senasib.

Namun, ia harus menunggu tanggapan dari pihak perusahaan terkait tanggapan dari putusan itu selama 14 hari.

Selama dirinya dirumahkan, ia bekerja serabutan demi menghidupi keluarganya yang terdiri dari seorang istri dan dua anak.

Sugiyatmo buruh pabrik tekstil yang diberi upah cuma Rp 1000 tiap bulan
Sugiyatmo buruh pabrik tekstil yang diberi upah cuma Rp 1000 tiap bulan (TribunSolo.com)

"Saya sudah kerja di perusahaan sejak 1993 atau sudah 32 tahun lulus dari STM saya langsung kerja di sini, namun baru kali ini saya diperlakukan seperti ini," ungkap dia.

"Selama dirumahkan, saya menyambil pekerjaaan untuk mencari pemasukan demi keluarga," ungkap dia.

Ketua FSP KEP Karangayar Danang Sugiyanto, dalam kasus upah Rp 1.000 per bulan, ada 8 kelompok yang terdiri dari 10 sampai 15 orang yang sudah mengajukan gugatan di Pengadilan Hubungan Industrial.

Ia mengatakan, dari 8 kelompok, sebagian besar sudah mendapat putusan hakim yaitu, perusahaan wajib membayar hak dari para penggugat.

Baca juga: Dulu Baim Wong Ngode Jangan Ganggu Istri Orang, Kini Paula Verhoeven Diputus Selingkuh oleh Hakim

Inovasi meningkatkan penghasilan sebagai buruh akhirnya dilakukan sosok satu ini.

Berawal dari bekerja sebagai buruh tani, seorang ibu ibu di Malang sukses mengubah nasib keluarga.

Sunariah menjadi salah satu dari sekian juta pelaku usaha mikro di Indonesia yang kegigihannya patut dicontoh.

Bermula memiliki pekerjaan sebagai buruh tani harian memilih banting setir menjadi pengusaha yang berkembang secara bertahap.

Ibu asal Dusun Donorejo, Desa Tegalrejo, Malang ini awalnya merupakan buruh tani harian dengan bayaran Rp 30 ribu.

Tak ingin hidup susah terus menerus, pada tahun 2018, Sunariah mengambil keputusan untuk berjualan sayur keliling dan gorengan.

"Saya itu memang dari awal ingin jualan, di tahun segitu itu saya mulai ikut PNM Mekaar (Permodalan Nasional Madani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera), awal mulanya (akses modal) Rp 2 juta untuk jualan sayur keliling dan gorengan," kata Sunariah usai ditemui di Kantor PNM Cabang Malang, Kota Malang pada Jumat (11/4/2025), seperti dikutip TribunJatim.com dari Kompas.com, Minggu (12/4/2025).

Seiring berjalannya waktu, usaha Sunariah terbilang berjalan dengan baik. Dia beberapa kali juga mendapat pendampingan berupa penyuluhan wirausaha yang membantunya.

"Enaknya enggak ada jaminan kayak di bank, jadi dua minggu sekali itu kan bayar angsuran, terus kita sering dapat penyuluhan, kayak diajari menata uang jualan itu seperti apa, tidak mencampur uang pribadi untuk usaha, seperti itu," katanya.

Meski begitu, Sunariah tidak luput dari tantangan, seperti keuntungan yang didapatkan menurun dari usahanya saat menghadapi pandemi Covid-19.

"Tantangan paling sulit pas Covid-19, sepi pembeli, pemasukan kurang, mau bayar angsurannya susah, modalnya buat bayar angsuran, kadang modalnya kurang, tetapi terus berusaha dengan berjualan gorengan, dan bisa tertutupi," katanya.

Baca juga: Nasib Buruh Mogok Kerja Berakhir PHK Massal, Perusahaan Ngaku Rugi Gegara Demo, ‘Alasan Mereka Aja’

Tidak menyerah dengan keadaan, ibu dua anak ini memilih membuka usaha lainnya yakni toko sembako dan saat ini dibantu oleh anaknya. Saat ini, usahanya itu bisa memperoleh omzet sebesar Rp 9 juta dalam sebulan.

"Awal mulanya modal Rp 2 juta untuk sayur keliling dan gorengan, terus kedua saya Rp 3 juta, ketiga Rp 3 juta, terus-terus tambah sekarang Rp 8 juta, mau Rp 9 juta dari PNM," katanya.

Ke depan, di tokonya itu, Sunariah ingin menambah produk jualan yakni gas elpiji dan Alat Tulis Kantor (ATK).

"Saya mau tambah jualan gas (seperti pangkalan) tapi masih rencana, sama ATK (Alat Tulis Kantor)," katanya.

Sementara itu, Direktur Operasional PNM, Sunar Basuki mengatakan, ada 231 ribu nasabah PNM di Malang Raya. Dari jumlah tersebut, sebanyak 98 persen nasabah berjalan dengan baik seperti tertib membayar angsuran dan usahanya berkembang positif.

"Nasabah kita 70 persen perdagangan, usaha mikro, seperti makanan dan kerajinan tangan. Kita berharap nasabah terus bertambah, targetnya Malang bisa sampai 260-270 ribu, karena potensi di Malang yang belum dibiayai oleh Mekaar masih punya ruang," katanya.

Pihaknya juga berkomitmen terus melakukan pendampingan secara rutin terhadap seluruh nasabah Mekaar.

"Kita akan fokus terhadap pendampingan rutin, juga seperti program penyuluhan jualan online, membantu memfasilitasi sertifikasi halal, supaya usahanya semakin bagus," katanya.

Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved