Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dulu Pendapatannya Rp 100 Ribu Sehari, Sahrin Bisa Sarjanakan 7 Anaknya Hasil 20 Tahun Jualan Kenari

Inilah kisah Sahrin, yang 20 tahun berjualan buah kenari di Kota Ternate. Sehari-hari, Sahrin berjualan di Pasar Higienis Bahari Berkesan.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
KOMPAS.com/AGUS SUPRIANTO
KISAH SUKSES - Ibu Sahrin saat menjajakan dagangannya, buah kenari kering di emperan Pasar Higienis Bahari Berkesan, Kota Ternate. Ia sudah 20 tahun berjualan hingga bisa sarjanakan tujuh anaknya. 

“Anak kandung dan anak tiri saya yang sekolahkan semuanya. Mereka sepantaran. Sangat terasa saat ujian dan masuk tahun ajaran baru."

"Jauh-jauh hari saya sudah harus simpan uang sedikit-sedikit. Harus ada simpanan, jangan sampai saat mereka minta tidak ada uang,” kata Sahrin.

Baca juga: Kisah Sukses Pemuda Gresik Bisnis Sepatu Second Branded, Terjual Ratusan Pasang per Bulan: Anak Muda

Saat anak tertuanya masuk kuliah.

Sahrin kemudian memutuskan berhenti berjualan keliling dan memutuskan mulai berjualan di pasar.

“Jualan di pasar sekitar 10an tahun. Sebelumnya, kalau di Ternate pagi di bandara. Nanti siang jualan di depan apotik. Tapi, kalau kapal Pelni masuk, jualan di pelabuhan,” ujar Sahrin.

Setelah menetap berjualan di pasar, Sahrin juga menambah variasi dagangannya berupa kacang goreng dan cabai rawit.

“Kacang goreng dan cabai rawit hanya selingan. Lebih utama ya jualan buah kenari kering dan halua,” kata Sahrin.

Untuk saat ini, halua kenari ukuran panjang dijual dengan harga Rp 5.000 per bungkus.

Sementara yang bulat isi lima Rp 10 ribu per bungkus.

Sedangkan, kenari kering dijual Rp 180 per kilogram

Kalau cup besar Rp 30 ribu dan cup kecil Rp 10 ribu.

Baca juga: Kisah Sukses Pemuda Lamongan Bisnis Jamu Tradisional, Niat Mulia Jadi Pemicu, Omset Belasan Juta

Bahan baku buah kenari didapatkan dari Pulau Makian.

Dia dapatkan hanya dengan modal kepercayaan dari petani kenari.

“Lidah ini modal, jadi bisa orang percaya kita. Jadi kita sangat menjaga kepercayaan orang. Kalau langganan itu antar biasanya 50-60 kilogram. Belum dibayar, jual habis baru setor.”

“Saya selalu berusaha menjaga agar modal tetap ada, agar bisa tetap jualan. Keuntungan itu buat kita makan dan kebutuhan sehari-hari, tapi modal harus tetap ada. Supaya bisa diputar,” sebut Sahrin.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved