Berita Kesehatan
Sering Dikira Serangan Jantung Padahal Regurgitasi, Cek 4 Fakta Penyakit GERD yang Perlu Diketahui
Kemunculan kasus pengidap penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease) berangsur mengalami peningkatan di Indonesia.
Bagian ini adalah yang terpenting, yaitu terkait bagaimana caranya mengidentifikasi penyakit GERD dan cara penyembuhannya.
Penanganan GERD dibagi dua: non-farmakologis dan farmakologis. Pertama, perubahan gaya hidup sangat dianjurkan, seperti mengonsumsi porsi kecil tapi sering, menghindari makanan pemicu (pedas, berlemak, asam), menurunkan berat badan jika gemuk, mengatur pola tidur (tinggikan kepala saat tidur), serta mengelola stres.
Kedua, terapi obat diberikan sesuai keparahan:
Penyembuhan non-farmakologis: Perbaikan pola makan dan gaya hidup sehari-hari.
Contohnya, makan lebih lambat, tidak langsung berbaring setelah makan, dan relaksasi untuk mengurangi stres.
Penyembuhan farmakologis: Proton Pump Inhibitors (PPI) atau obat maag komersil yang ada di apotek menjadi pertolongan pertama untuk menurunkan produksi asam lambung.
Selain itu, obat prokinetik (mendorong pengosongan lambung) sering ditambahkan agar asam lambung tidak mudah naik dan untuk mengurangi regurgitas
Secara medis, RS Premier Surabaya juga membuka layanan penanganan penyakit GERD. Langkah tidakan yang akan dilakukan dokter spesialis RS Premier Surabaya akan mempertimbangkan beberapa pilar utama penanganan serta pemeriksaan.
Dimulai dari riwayat keluhan (subyektif) dan hasil pemeriksaan (obyektif). Salah satu pemeriksaan penunjang yang krusial adalah endoskopi lambung.
“Salah satu gold standard yang sampai sekarang diyakini dan masih dianut oleh berbagai guideline adalah endoskopi”. sebut dr. Ulfa.
Dengan endoskopi, dokter dapat melihat langsung kondisi saluran pencernaan atas melihat erosi atau luka akibat asam lambung, serta menilai seberapa parah refluks.
"Endoskopi memperjelas diagnosis jika keluhan GERD belum dapat dipastikan hanya dari gejala. Bagi kasus yang sulit sembuh, pemeriksaan tambahan seperti pH-metri 24 jam juga dapat dilakukan, namun prinsipnya dimulai dari skrining gejala lalu konfirmasi endoskopi," imbuhnya.
Waspada Lonjakan ISPA Pasca Haji dan Musim Liburan, ini Penjelasan Dokter Spesialis Paru RS Premier |
![]() |
---|
Cegah Osteoporosis Lewat 10.000 Langkah Menuju Tulang Kuat, Ribuan Orang Jalan Kaki di Surabaya |
![]() |
---|
Revolusi Layanan Kesehatan dengan AI: Seberapa Aman? |
![]() |
---|
Melindungi Privasi di Era Digital: Mengatasi Kebocoran Data Rekam Medis Pasien COVID-19 |
![]() |
---|
Gangguan Otak Penyebab Stroke Berhasil Diatasi, Begini Penjelasannya! |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.