Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Idul Adha 2025

Jelang Idul Adha, Permintaan Sapi dan Kerbau di Trenggalek Melonjak, Harga Ikut Terkerek Gegara PMK

Momentum Hari Raya Idul Adha 1446 H menjadi berkah bagi pengusaha ternak di Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek

TRIBUNJATIM.COM/SOFYAN ARIF CANDRA
LARIS - Pengusaha ternak di Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Arief Rahman menunjukkan kerbau peliharaannya, Selasa (3/6/2025). Permintaan kerbau dan sapi meningkat jelang Idul Adha 1446 H. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Sofyan Arif Candra

TRIBUNJATIM.COM, TRENGGALEK - Momentum Hari Raya Idul Adha 1446 H menjadi berkah bagi pengusaha ternak di Kelurahan Ngantru, Kecamatan/Kabupaten Trenggalek, Arief Rahman, Selasa (3/6/2025).

Pada hari raya kurban tahun ini hewan ternak dagangan Arief hampir habis terjual. Dari 17 ekor sapi dan kerbau di kandangnya, 14 ekor diantaranya telah terjual.

Sedangkan tahun lalu ia hanya berhasil menjual 8 ekor saja.

"Mayoritas terjual di Trenggalek, ada juga yang kirim ke luar kota, ke Tulungagung dan Kediri," kata Arief, Selasa (3/6/2025).

Baca juga: Terdampak PSN Bendungan Bagong, 11 KK di Trenggalek Segera Direlokasi, Jadi Langganan Banjir  

Arief mengambil hewan ternak dari petani lokal yang kemudian ia rawat beberapa bulan untuk kemudian dijual saat Idul Adha datang.

Menurut Arief, ia bisa mendapatkan harga yang lebih terjangkau dari peternak lokal Trenggalek, namun konsekuensinya ia harus blusukan ke desa-desa dengan medan yang tak mudah.

Dengan harga beli yang terjangkau, ia berani menjual dengan harga yang lebih kompetitif dibandingkan pengusaha ternak lainnya.

"Paling mahal saya menjual Rp 28 juta, sapi simental dengan berat 550 kilogram tinggi 150 centimeter. Kalau di daerah lain harganya sudah Rp 30 juta," jelas Arief.

Sedangkan yang paling murah, ia menjual seekor sapi dengan harga Rp 23 juta. Sapi tersebut mempunyai berat 390 kilogram.

Arief mengakui, jelang Idul Adha harga sapi mengalami kenaikan. Selain permintaan yang naik, adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) juga turut menjadi faktor melonjaknya harga sapi.

Baca juga: Momen Hari Lahir Pancasila, BPBD Trenggalek Bikin Jalur Evakuasi Warga Langganan Banjir

"Barang agak susah di dapat, apalagi untuk mendapatkan sapi yang bagus dan tidak cacat PMK. Tapi Alhamdulillah (penularan PMK) sudah turun, kami juga kontrol cek kesehatan 2-3 hari sekali, Alhamdulillah sehat," tambahnya.

Sedangkan untuk kasus pada kerbau, menurut Arief tidak mengalami kenaikan harga karena permintaan yang cenderung stabil.

Ia menjual kerbau paling mahal dengan harga Rp 28 juta. Kerbau tersebut memiliki berat 500 kilogram dan tinggi 140 centimeter.

Kerbau tersebut dibeli oleh orang Kediri yang menjadi langganannya setiap tahun.

"Sehari - hari kita memang spesialis kerbau, kita sediakan sapi saat Idul Adha saja," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved