Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Siasat Anak Kandung, Tenggak 18 Saset Obat Batuk Cair Sebelum Beraksi Imbas Cemburu, Buntuti Ibu

Diketahui anak berinisial S (30) menusuk ibu kandungnya, R (48) yang ditemukan tewas di kebun sawit. Motifnya akibat cemburu.

Editor: Torik Aqua
KOMPAS.COM/DOK. POLRES LAMANDAU
CEMBURU - Tersangka pembunuh ibu kandung, S (30), saat digiring aparat kepolisian dalam konferensi pers kasus tersebut yang digelar di Mapolres Lamandau, Nanga Bulik, Rabu (25/6/2025). (KOMPAS.COM/DOK. POLRES LAMANDAU) 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang pria nekat habisi nyawa ibu kandung akibat merasa cemburu.

Peristiwa itu terjadi di Desa Bukit Jaya, Kecamatan Bulik Timur, Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, pada Jumat (20/6/2025).

Diketahui anak berinisial S (30) menusuk ibu kandungnya, R (48) yang ditemukan tewas di kebun sawit.

Ternyata motif pria itu karena pelaku merasa ibunya lebih menyayangi adiknya dibanding dirinya.

Baca juga: 6 Tahun Pacaran, Wanda Bunuh Siska Gegara Utang Rp3,5 Juta, Keluarga Korban Syok: Selama Ini Baik

Kasus anak bunuh ibunya akibat cemburu kini di Mapolres Lamandau
CEMBURU - Tersangka pembunuh ibu kandung, S (30), saat digiring aparat kepolisian dalam konferensi pers kasus tersebut yang digelar di Mapolres Lamandau, Nanga Bulik, Rabu (25/6/2025). (KOMPAS.COM/DOK. POLRES LAMANDAU)

Kronologi Kejadian

Kepala Kepolisian Resor Lamandau, Ajun Komisaris Besar Polisi Joko Handono, menjelaskan, sebelum beraksi, tersangka meminum obat batuk cair sebanyak 18 saset.

Ia juga sudah mempersiapkan senjatanya.

“Tersangka berangkat dari rumah membawa pisau yang sudah dia asah, lalu menuju ke rumah korban, ibu kandungnya sendiri.

Sebelum sampai rumah korban, dia membeli rokok dan obat cair komix 1 pack berisi 30 saset, yang kemudian dikonsumsi tersangka sebanyak 18 saset sebelum melakukan aksinya,” ungkap Joko dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (25/6/2025).  

Tersangka lalu mengamati sekitar rumah korban dan tidak lama kemudian tersangka melihat korban dan adiknya, R, melintas menuju sekolah melalui jalan pintas di perkebunan kelapa sawit.

Tersangka mengikuti korban sambil bersembunyi di antara pohon kelapa sawit dan menunggu korban balik dari sekolah.

“Tak lama kemudian tersangka melihat korban berjalan sendirian dari sekolah menuju ke rumah melalui jalan sebelumnya.

Melihat hal tersebut, tersangka menyerang korban dari belakang dengan menusukkan pisau ke arah punggung korban berulang kali sehingga korban terjatuh ke tanah,” jelas Joko.

Motif Pembunuhan

Setelah korban terjatuh ke tanah, tersangka kembali melukai korban ke arah dada, perut, dan dagu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved