Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Cerita Avan Anak Penjual Es Keliling Asal Ponorogo Diterima di ITB, Belajar hingga Tengah Malam

Perjuangannya ini bahkan diunggah oleh dosen ITB bernama Imam Santoso di Instagram pribadinya, Adalah Avan Ferdiansyah Hilmi.

|
TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum
DITERIMA ITB - Avan Ferdiansyah Hilmi, anak penjual es keliling asal Ponorogo diterima ITB di rumahnya, Jalan Bali, Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Selasa (8/7/2025) saat menunjukkan piala yang didapatkannya selama sekolah. 

Selain itu, Avan juga sibuk melayani pembeli yang membeli di toko kecil-kecilan miliknya.

“Setiap hari begini kalau pas longgar. Mumpung masih di Ponorogo, belum ke Bandung, bantuin ibu dan bapak,” ungkap Avan Ferdiansyah Hilmi sambil berkelakar, Selasa (8/7/2025).

Ketika masuk rumah yang hanya berukuran 6 kali 10 dipenuhi dengan piala. Maklum saja, kalau ada yang menyebutnya toko piala.

Baca juga: Pantas Devit Anak Kuli Angkut Dijemput Rektor ITB, 1 Kampung Ikut Mengarak, Dapat Laptop hingga Uang

Rumahnya sangat sederhana, ruang tamu, ruang makan hingga toko kecil menjadi satu.

Avan kemudian berkisah, ITB adalah kampus impiannya.

Seperti diketahui ITB adalah salah satu universitas terbaik, juga dalam jajaran kampus di Asia maupun dunia.

“Hanya mimpi saja awalnya. Karena tidak munafik masalah biaya juga saya pikirkan. Selain itu siswa SMAN 1 Ponorogo bertahun-tahun tidak ada yang keterima ITB,” katanya.

MEMBANTU IBU - Avan Ferdiansyah Hilmi, anak penjual es keliling asal Ponorogo diterima ITB di rumahnya, Jalan Bali, Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Selasa (8/7/2025) saat membantu ibunya Umi Latifah
MEMBANTU IBU - Avan Ferdiansyah Hilmi, anak penjual es keliling asal Ponorogo diterima ITB di rumahnya, Jalan Bali, Kelurahan Mangkujayan, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo, Jatim, Selasa (8/7/2025) saat membantu ibunya Umi Latifah (TribunJatim.com/Pramita Kusumaningrum)

Dia kemudian konsultasi kepada guru Bimbingan Konseling (BK) SMAZA—sebutan—SMAN 1 Ponorogo. Oleh gurunya diyakinkan untuk tetap optimis.

Seiring dengan itu, dia terus melakukan persiapan agar bisa lolos ITB dalam jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP).

Dia belajar keras sampai mengikuti lomba yang diadakan ITB.

“Kalau pas ujian begitu saya pulang sekolah sampai malam hari sekitar pukul 00.00 wib belajar. Dan tentu tidak lupa beribadah,” tambahnya.

Sehari-hari, siswa kelahiran 2006 itu juga tetap belajar. Akan tetapi tidak seperti mau ujian maupun lomba.

“Hanya review siang, malam dilanjut tetapi secukupnya,” tambahnya.

Seperti pepatah usaha tak mengkhianati hasil, Avan pun diterima dalam Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP). Dia keterima Fakultas Ilmu dan teknologi Kebumian, ITB.

Jauh sebelum SMA, Avan pun rajin mengikuti lomba. Prestasi perdananya adalah lomba penalaran Matematika di salah satu Mall di Ponorogo pada kelas 2 SD di SDN Mangkujayan 1 Ponorogo,

“Lama-lama uda siap, lomba resmi yang diadakan oleh sekolah di Ponorogo. Sampai ikut di tingkat provinsi sampai tingkat nasional,” tambahnya.

Ibu dari Avan, Umi Latifah mengatakan bersyukur anaknya diterima di ITB. Terlebih dia dan bapaknya hanya penjual es keliling.

“Istilahnya saya cuma orang kecil mbak, tapi anak keterima itu rasanya nano-nano. Alhamdulillah sekali,” pungkasnya.

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved