Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Ibu Masak Ayam Bekas dari Tempat Sampah, Penghasilan Cuma Rp20 Ribu, Tak Mampu Beli Bahan Makanan

Warga di Bandung masak ayam bekas dari tempat sampah. Penghasilannya Rp20 ribu membuatnya tak mampu beli bahan makanan layak.

Instagram/dedimulyadi71
MASAK AYAM BEKAS - Warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Bandung masak ayam yang diambil dari tempat sampah. Penghasilannya cuma Rp20 ribu membuatnya tak mampu beli bahan makanan layak, Senin (14/7/2025). 

TRIBUNJATIM.COM - Seorang warga di Bandung memasak ayam bekas dari tempat sampah untuk keluarganya.

Penghasilannya yang hanya Rp20 ribu membuat warga tersebut tak mampu membeli bahan makanan yang layak.

Kondisi miris warga ini membuat Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi miris.

Warga masak ayam bekas dari sampah itu tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Bandung.

Dedi yang kala itu tengah menyusuri area sekitar TPA, menemukan salah seorang ibu memasak ayam untuk anaknya yang dipungut dari tempat pembuangan.

Dalam video yang diunggah di media sosial, Dedi Mulyadi awalnya bercerita tengah melakukan kunjungan ke sekitar kawasan TPA Sarimukti.

Baca juga: Dulu Penghasilan Bisa Bangun Rumah, Nasib Penjual Buku Tulis di Pasar Kini Merana, Omzet Menurun

Ketika itu, ia melihat rumah-rumah kumuh warga setempat yang bekerja di sana.

"Sore ini saya coba jalan-jalan ke area TPA Sarimukti. Menyusuri rumah-rumah yang kumuh, yang penuh dengan lalat,” kata Dedi Mulyadi, dikutip dari Tribun Jakarta pada Senin (14/7/2025).

Dedi mengatakan, rumah kumuh tersebut dipenuhi oleh lalat. 

Salah seorang ibu bersama anak dan suaminya, mengaku belum memiliki beras saat berbincang langsung dengan sang Gubernur.

"Kenapa ibu belum punya beras?" tanya Dedi Mulyadi.

"Belum punya uang," jawabnya.

AYAM BEKAS SAMPAH - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, memperlihatkan kondisi memprihatinkan warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Bandung. Salah satu warga, mengaku akan memasak ayam yang diambil dari tempat sampah.
AYAM BEKAS SAMPAH - Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, memperlihatkan kondisi memprihatinkan warga yang tinggal di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti, Bandung. Salah satu warga, mengaku akan memasak ayam yang diambil dari tempat sampah. (Tangkapan layar Instagram Dedi Mulyadi)

Ia mengaku hanya mendapat uang sekitar Rp 20 ribu hingga Rp 30 ribu dari hasil memilah sampah di lokasi tersebut dalam sehari.

Dengan pendapatan itu, ia bahkan tak mampu untuk membeli bahan makanan yang layak.

Ia pun kemudian memungut ayam dari tempat sampah untuk dimasak kembali.

"Ayam di tempat sampah dari pasar atau dari rumah, oleh ibu dipungut, oleh suami, terus mau dimasak?" tanya Dedi.

"Iya," jawab ibu tersebut.

Hal ini sontak membuat Dedi Mulyadi merasa prihatin.

Ia mengatakan bakal segera menata rumah-rumah kumuh yang ada di sekitar lokasi tersebut dalam waktu dekat.

"Nanti rumah-rumah kumuhnya akan ditata karena mereka kerjanya di sini, saya cariin tempat,"

"Nanti selama ini ditata, mereka pulang dulu cari kontrakan di sekitar sini. Ini keadaan," kata Dedi.

Baca juga: Pulang dari Menara Eiffel, Ibu-ibu WNI dan Sekeluarga Tangkap Pencopet, Aksinya Viral Tuai Pujian

Sementara itu kisah lainnya, atlet binaraga Kabupaten Malang viral karena makan ayam tiren untuk menambah asupan gizi jelang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur.

Kabar terbaru menyebutkan, mereka kembali berhasil menyabet juara umum pada ajang Porprov Jawa Timur 2025.

Prestasi itu merupakan ketiga kalinya mereka torehkan selama 3 tahun berturut-turut dalam ajang tersebut.

Ketua Persatuan Binaraga Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang Indra Khusnul mengatakan, dari 11 atlet yang bertanding, tiga atlet di antaranya meraih medali emas, satu perak, dan dua perunggu.

"Emas di kelas 70 kilogram. Terus man fitness over 170 sentimeter, dan man athletic up to 165 sentimeter," ungkapnya melalui sambungan telepon, Kamis (3/6/2025), melansir dari Kompas.com.

Khusnul merinci, kategori pertandingan yang diikuti oleh 11 Persatuan Binaraga Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang di antaranya kelas 60 kilogram, kelas 70 plus kilogram, mens fitness up to 170 sentimeter, kelas over 170 sentimeter, kelas mens physique 165 sentimeter dan 170 sentimeter.

Khusnul menyebut, pihaknya tetap memotivasi para atlet di tengah pro-kontra akibat memakan ayam tiren.

"Kita pacu mereka dengan penerapan tradisi juara umum. Kita tanamkan mental dan mindset mereka, bahwa kita harus juara umum," jelasnya.

Usai pro kontra ayam tiren itu, pihaknya harus berutang ke pihak ketiga untuk memenuhi kebutuhan para atlet.

"Bulan ini saja utang kita kurang lebih Rp 43 juta," jelasnya.

Baca juga: Nelangsa Siti Pedagang Mie Ayam dan Tahu Campur, Kios Diobrak-abrik Maling, 7 Tabung Gas LPG Raib

Sebelumnya diberitakan, rekaman video atlet binaraga Kabupaten Malang yang mengkonsumsi ayam tiren viral di media sosial.

Dalam rekaman berdurasi 16 detik itu terlihat dua orang atlet tengah membersihkan ayam tiren sebelum dimasak dan dikonsumsi.

Ayam tiren adalah ayam bangkai atau bangkai ayam yang mati sebelum disembelih.

Saat itu, Ketua Persatuan Binaraga Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang Indra Khusnul mengatakan, atlet terpaksa mengkonsumsi ayam tiren untuk memenuhi asupan protein hewani untuk persiapan mengikuti ajang Porprov Jawa Timur IX 2025.

Dalam video, tampak dua pria yang diduga atlet binaraga.

Salah satu pria dengan badan kekar memegang ayam yang sudah mati.

"Ayam tiren," ucap pria tersebut menunjukkan ayam mati ke kamera.

Setelah itu, ia dan rekannya membersihkan bagian dalam ayam dan memotongnya.

Dilansir dari Warta Kota, dua atlet dalam video disebut merupakan binaragawan di Kabupaten Malang.

Para atlet ini disiapkan untuk mengikuti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur IX 2025 yang akan digelar pada 29 Juni 2025.

Sebanyak 12 atlet akan ikut dan merupakan binaragawan berprestasi yang sudah dua kali meraih gelar juara umum.

Saat dikonfirmasi, pelatih Indra Khusnul membenarkan jika orang dalam video adalah atletnya.

"Iya, Mas, memang begitu," tutur Indra, kepada Surya Malang, Minggu (4/5/2025).

"Gimana lagi, wong selama ini belum ada bantuan anggaran. Kami cuma dijanji-janjikan saja oleh Dispora," tambahnya.

Indra menambahkan jika setiap atlet membutuhkan biaya sekitar Rp6,5 juta per bulan.

Biaya ini digunakan untuk makan Rp100 ribu per hari, suplemen Rp3 juta per orang per bulan, dan multivitamin Rp2 juta per orang setiap 10 minggu.

"Namun, selama ini sebisanya sendiri, karena belum ada bantuan. Padahal, atlet kami itu masih pelajar semua, mulai SMP, SMA dan kuliah," tuturnya.

Para atlet ini pun terpaksa membeli ayam tiren di peternakan.

Rata-rata mereka membeli sebanyak tiga karung ayam tiren dan dimasak sendiri.

Mereka memilih dahulu ayam yang belum berbau, lalu diambil bagian dada untuk direbus.

"Mereka beli sendiri, dengan mencari ke lokasi peternakan ayam, lalu dimasak sendiri."

"Itu karena mereka saking semangatnya, agar bisa juara, demi nama baik tanah kelahirannya (Kabupaten Malang)," kata Indra.

Kondisi terkini, para atlet binaraga Kabupaten Malang selama dua hari terakhir, akhirnya sudah tidak memakan ayam tiren lagi.

Sebab ada seorang dermawan yang membantu memberikan ayam segar sekaligus telur untuk memenuhi kebutuhan gizi.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved