Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Sebulan Diberi Makan Singkong, 4 Bocah Boyolali Dirantai hingga Terpaksa Nyuri, Watak Pelaku Keras

 Terungkapnya kasus empat bocah kecil atau bocil Boyolali dieksploitasi menjadi sorotan warga. Selain dieksploitasi, empat anak itu juga disiksa

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
TribunSolo.com/Tri Widodo - IST
EKSPLOITASI DAN PENYIKSAAN ANAK - Rumah diduga pelaku yang melakukan eksploitasi empat anak di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Senin (14/7/2025). Dan potret korban. 

TRIBUNJATIM.COM - Terungkapnya kasus empat bocah kecil atau bocil Boyolali dieksploitasi menjadi sorotan warga.

Selain dieksploitasi, empat anak itu juga diduga mengalami penyiksaan hingga kakinya dirantai.

Selama ini mereka tinggal di sebuah rumah di Desa Mojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Sebulan terakhir, mereka cuma diberi makan singkong rebus.

Sosok pelaku adalah  SP (65), warga Dukuh Mojo RT 13 RW 05, Kecamatan Andong, berasal dari luar daerah. 

Empat anak yang tinggal di rumah SP adalah SAW (14) dan IAR (11) yang merupakan kakak beradik dari Kabupaten Semarang.

Kemudian MAF (11) dan adiknya VMR (6) dari  Kabupaten Batang.

Keempatnya tidak disekolahkan di sekolah formal.

SAW  dan IAR baru tinggal di rumah itu selama setahun.

Sementara, MAF dan adiknya sudah 2 tahun.

"Anak-anak itu mengaku hanya diberi singkong rebus selama sebulan terakhir. Mereka tak pernah diberi nasi oleh pemilik rumah, SP," kata Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Mukhsin, Minggu (13/7/2025), melansir dari TribunSolo.

Baca juga: Bocah 10 Tahun Kesakitan Disiksa 4 Pria usai Dituduh Curi Uang Rp700 Ribu, Orangtua Tak Terima

Peristiwa ini terungkap setelah salah satu dari anak tersebut tertangkap mencuri kotak amal masjid.

Menurut Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Mukhsin, MAF yang mengambil uang kotak amal masjid Darussalam di Desa Kacangan, Kecamatan Andong menjadi pembuka kasus ini.

Awalnya, dia kepergok mondar mandir di masjid pada Minggu dini hari  01.30 WIB.

Anak itu pun kemudian diantar warga pulang.

Namun warga malah dibuat terkejut saat sampai di rumah tersebut.

Ternyata ada tiga anak lainnya dalam kondisi tidur di luar ruangan dengan kaki dirantai.

“FAF mencuri kotak amal karena tak tega melihat adiknya kelaparan dan berniat membeli makanan,” imbuhnya.

Baca juga: Warga Tasikmalaya Takut Tolong Balita yang Jarinya Dipotong Ibu, Ayah Pasrah Lihat Penyiksaan: Lapar

Bagus Muhammad Mukhsin, yang pertama kali menemukan pertama anak-anak tersebut, menyampaikan bahwa mereka dalam kondisi trauma. 

Anak-anak itu bahkan sempat memohon agar tidak dilaporkan ke pengasuh (pelaku, -red) karena takut mendapat perlakuan kasar.

“Intinya mereka ngomong jangan bilang-bilang karena nanti dipukuli, dimarahi, dianiaya lah istilahnya. Anak-anak itu ketakutan, terus saya bilang kalau dianiaya suruh bilang ke saya, akhirnya mereka mengaku,” ujar Muhksin, Senin (14/7/2025).

Setelah mendapatkan pengakuan dari para anak, pihak desa kemudian mengambil langkah cepat dengan melaporkan kasus tersebut ke kepolisian. 

Anak-anak itu juga menyampaikan keinginan untuk kembali ke daerah asal mereka karena merasa sudah tidak sanggup tinggal di lokasi tersebut.

“Mereka minta pulang. Katanya tidak tahan karena sering disiksa dan tidak diberi makan,” lanjut Bagus.

Saat ini, keempat anak tersebut telah diamankan dan berada di bawah perlindungan Polres Boyolali. 

Mereka untuk sementara tinggal di rumah singgah milik pemerintah kabupaten.

“Untuk saat ini mereka telah tinggal di tempat aman. Di rumah singgah Boyolali,” ungkap Bagus.

Dia menyebut, pelaku telah diserahkan ke Polres Boyolali.

Pelaku Berwatak Keras

SP (65) telah diamankan polisi karena dugaan eksploitasi dan kekerasan terhadap empat anak.

‎Selain harus mempertanggungjawabkan perbuatannya, dia juga diperbincangkan karena kepribadian yang mencolok di mata warga.

‎Sejumlah warga pun mendatangi rumah pelaku, untuk sekedar melihat dan memperbincangkan SP.

Bagus Muhammad Mukhsin mengungkapkan, SP dikenal sebagai pribadi tertutup.‎

‎SP disebut enggan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.

‎“SP itu jarang bergaul dengan warga. Orangnya tertutup dan terkesan keras,” kata Muhksin kepada wartawan, Senin (13/7/2025).

‎Bahkan, sikap keras SP sudah lama menjadi buah bibir warga.

Baca juga: Pengakuan Paman Soal Bocah Korban Penyiksaan sampai Kaki Cacat, Tante Tersangka: Dulu Enggak Parah

‎Menurut Bagus, ada tetangga yang berniat baik membantu SP mengangkat jemuran pakaian saat hujan turun.

Bukannya berterima kasih, SP justru menanggapinya secara tidak menyenangkan.

‎“Pernah warga nolongin angkat jemuran karena kehujanan. Tapi SP malah tidak senang. Baju itu malah dicuci ulang oleh dia,” tutur Muhksin.

‎Lebih jauh, Bagus juga menyoroti pola pikir SP yang dianggap tidak sejalan dengan masyarakat sekitar

Dia menyebut SP menganut keyakinan berbeda yang kerap dijadikan alat untuk memengaruhi orang lain.

‎“Kepercayaannya itu beda dari warga lainnya. Mindset-nya dia itu mendoktrin seseorang untuk ikut dalam aliran yang keras,” ujar Muhksin.

‎Pihaknya pun berharap agar SP dihukum karena perbuatannya yang telah tega memperlakukan anak.

‎"Anak dirantai. Seperti binatang saja, " pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved