Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Dulu Cuma Makan Singkong Rebus, Kini Bocah yang Dirantai itu Dipondokkan Wabup Batang: Dibiayai

Nasib bocah tersebut membuat hati Wakil Bupati Batang, Suyono terketuk. Diketahui, dua bocah tersebut asal Desa Klidang Wetan, Kecamatan Batang

Editor: Torik Aqua
Dokumentasi Suyono dan Tribun Solo
DIPONDOKKAN - Wakil Bupati Batang, Suyono saat menemui dua bocah asal Batang yang menjadi korban penyekapan. Suyono menyebut telah berkomunikasi dengan pihak di Boyolali untuk membawa pulang anak-anak tersebut dan berencana memondokkan mereka di Pondok Pesantren Darul Ulum milik Ketua MUI Batang di Desa Tragung, Kecamatan Kandeman. (kanan) kondisi rumah yang mengeksploitasi bocah yang dirantai. 

"Anak-anak itu mengaku hanya diberi singkong rebus selama sebulan terakhir. Mereka tak pernah diberi nasi oleh pemilik rumah, SP," kata Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Mukhsin, Minggu (13/7/2025), melansir dari TribunSolo.

Baca juga: Bocah 10 Tahun Kesakitan Disiksa 4 Pria usai Dituduh Curi Uang Rp700 Ribu, Orangtua Tak Terima

Peristiwa ini terungkap setelah salah satu dari anak tersebut tertangkap mencuri kotak amal masjid.

Menurut Kepala Desa Mojo, Bagus Muhammad Mukhsin, MAF yang mengambil uang kotak amal masjid Darussalam di Desa Kacangan, Kecamatan Andong menjadi pembuka kasus ini.

Awalnya, dia kepergok mondar mandir di masjid pada Minggu dini hari  01.30 WIB.

Anak itu pun kemudian diantar warga pulang.

Namun warga malah dibuat terkejut saat sampai di rumah tersebut.

Ternyata ada tiga anak lainnya dalam kondisi tidur di luar ruangan dengan kaki dirantai.

“FAF mencuri kotak amal karena tak tega melihat adiknya kelaparan dan berniat membeli makanan,” imbuhnya.

Baca juga: Warga Tasikmalaya Takut Tolong Balita yang Jarinya Dipotong Ibu, Ayah Pasrah Lihat Penyiksaan: Lapar

Bagus Muhammad Mukhsin, yang pertama kali menemukan pertama anak-anak tersebut, menyampaikan bahwa mereka dalam kondisi trauma. 

Anak-anak itu bahkan sempat memohon agar tidak dilaporkan ke pengasuh (pelaku, -red) karena takut mendapat perlakuan kasar.

“Intinya mereka ngomong jangan bilang-bilang karena nanti dipukuli, dimarahi, dianiaya lah istilahnya. Anak-anak itu ketakutan, terus saya bilang kalau dianiaya suruh bilang ke saya, akhirnya mereka mengaku,” ujar Muhksin, Senin (14/7/2025).

Setelah mendapatkan pengakuan dari para anak, pihak desa kemudian mengambil langkah cepat dengan melaporkan kasus tersebut ke kepolisian. 

Anak-anak itu juga menyampaikan keinginan untuk kembali ke daerah asal mereka karena merasa sudah tidak sanggup tinggal di lokasi tersebut.

“Mereka minta pulang. Katanya tidak tahan karena sering disiksa dan tidak diberi makan,” lanjut Bagus.

Saat ini, keempat anak tersebut telah diamankan dan berada di bawah perlindungan Polres Boyolali. 

Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved