Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Berita Viral

Kisah Anak Pedagang Pasar dan Tukang Las Lolos Masuk ITB, Ingin Perbaiki Kondisi Ekonomi Orang Tua

Sang ayah bekerja sebagai tukang las rel kereta api, terkadang menjadi kuli bangunan saat pekerjaan utama sepi.

Penulis: Alga | Editor: Mujib Anwar
Dok ITB
DITERIMA DI ITB - Risma Dewi Mulyani, putri seorang pedagang pasar, dan Sofi Rizqa Agustiani, putri seorang tukang las rel kereta api, yang berhasil lolos masuk ITB. 

Siswa berprestasi asal Desa Rancasari, Kecamatan Pamanukan, tersebut, tak hanya rajin belajar.

Sejak duduk di bangku SMA, ia juga sudah mandiri untuk membiayai sekolahnya.

"Untuk nambah-nambah uang jajan dan biaya sekolah, saya bekerja part time, yakni mengajar les privat anak SD dan SMP," kata Naufal.

Baca juga: Gelapkan Rp931 Juta, Kecurangan Mantan Pegawai Bank BUMN Terungkap Manfaatkan 180 Rekening

Naufal berasal dari keluarga tidak mampu dan ayahnya dalam kondisi stroke.

Ibunya yang bernama Dede Ningsih hanya seorang tukang masak jika ada yang memanggil dalam acara hajatan di kampung.

"Maklum, sejak saya masuk SMA, ayah sudah tak bekerja terkena stroke, dan ibu hanya seorang ibu rumah tangga dan bekerja sebagai tukang masak di acara hajatan di kampung."

"Itu pun jika ada yang manggil untuk masak di hajatan," ungkapnya.

Ia mengaku ingin membuat bangga keluarga dan mengubah nasib keluarganya untuk masa depan lebih baik.

Anak bungsu dari dua bersaudara ini bertekad ingin mengangkat derajat keluarganya agar taraf hidup dan ekonominya jauh lebih baik ke depan.

"Melihat ekonomi keluarga yang makin memburuk jelas pukulan berat buat saya, ini juga yang membuat saya prihatin dan inisiatif untuk tidak ingin membebankan orang tua," ucapnya.

Lebih lanjut, Naufal mengatakan, dirinya sangat optimistis dengan pendidikan tinggi bisa mengangkat ekonomi keluarga.

"Saya berpikir bahwa satu-satunya jalan untuk saya bisa mengangkat ekonomi keluarga, salah satunya dengan pendidikan," ucapnya.

"Maka dari situlah, saya selalu fokus buat belajar dengan konsisten."

"Misal kalau ada teman ngajak nongkrong ke cafe, pasti saya tolak dengan alasan pengin belajar, dan selain itu ya karena tidak punya uang."

"Dan dari kebiasaan itu muncul hobby buat selalu konsisten belajar. Dan alhamdulillah berbuah hasil diterima di Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB," imbuhnya.

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved