Tim Doktor Mengabdi UB Latih Warga Olah Limbah Jelantah dan Batok Kelapa Jadi Produk Bernilai
Warga dibekali kemampuan mengolah limbah batok kelapa dan minyak goreng bekas menjadi produk yang bernilai ekonomis.
TRIBUNJATIM.COM - Warga Desa Pace di Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, Jawa Timur mulai mengembangkan potensi lokalnya lewat pelatihan pengolahan limbah bersama Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (UB).
Sebagai informasi, Desa Pace berperan sebagai desa penyangga Taman Nasional Meru Betiri, Jember, Jawa Timur.
Melalui program Mahasiswa Membangun Desa – Doktor Mengabdi (MMD-DM) 2025, warga dibekali kemampuan mengolah limbah batok kelapa dan minyak goreng bekas menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Selama kegiatan berlangsung selama dua pekan mulai dari 1–14 Juli 2025, para dosen dan mahasiswa UB terjun langsung ke lapangan.
Mereka antara lain Dr. Siti Asmaul Mustaniroh, STP, MP dan Dr. Eng. Elya Mufidah, MP dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), serta Dr. Nila Firdausi Nuzula, S.Sos., M.Si., Ph.D. dari Fakultas Ilmu Administrasi (FIA), yang juga menerapkan pendekatan kelembagaan dan manajerial kepada masyarakat.
Baca juga: Khofifah Datangkan Tim Ahli dari Universitas Brawijaya Deteksi Titik Rawan Longsor di Trenggalek
Tim UB bersinergi dengan Kelompok Kerajinan Batok Kelapa “Tunas Wana”, Kelompok Masyarakat Jelantah (KMJ) “EcoOil Sejahtera”, serta mendapat dukungan dari Balai Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Resort Baban.
Ketua Tim Doktor Mengabdi UB, Maharani Pertiwi K., S.Si., M.Biotech., Ph.D., menjelaskan bahwa Desa Pace merupakan sentra kelapa, namun limbah batoknya selama ini hanya dimanfaatkan sebatas arang atau kerajinan sederhana.
Untuk meningkatkan kualitas produk, tim membawa tiga mesin Teknologi Tepat Guna (TTG), yaitu scroll saw, disc sander, dan mini hand grinder.
Peralatan ini membantu mempercepat proses produksi kerajinan batok kelapa hingga 40–60 persen serta menghasilkan ukiran yang lebih rapi dan detail.
Selain pelatihan teknis, tim juga menyusun modul SOP tertulis agar proses produksi lebih aman, ergonomis, dan konsisten.
Tidak hanya fokus pada batok kelapa, Tim UB juga mengenalkan cara memanfaatkan minyak goreng bekas menggunakan teknologi penyaringan sederhana agar bisa diolah menjadi sabun padat dan cair.
Bersama KMJ “EcoOil Sejahtera”, warga dilatih membuat sabun rumah tangga dari limbah jelantah, yang sebelumnya sering dibuang ke lingkungan.
“Minyak jelantah sering mencemari tanah dan air. Kami ingin memperkenalkan bahwa limbah ini bisa diolah menjadi sabun yang aman,” ujar Maharani.
Kegiatan ini turut mendapat apresiasi dari Kepala Balai TN Meru Betiri, RM Wiwied Widodo, S.Hut., M.Sc., yang hadir langsung di Desa Pace.
Ia menilai pelatihan ini bukan hanya meningkatkan pendapatan warga, tetapi juga memperkuat upaya konservasi kawasan hutan penyangga melalui pendekatan ekonomi sirkular.
Universitas Brawijaya
limbah batok kelapa
TribunJatim.com
Tribun Jatim
berita viral
Jember
Taman Nasional Meru Betiri
Anggaran TKD Dipangkas Rp 243 M, Pemkab Ponorogo 'Pusing 7 Keliling' Amankan Gaji dan Infrastruktur |
![]() |
---|
Alasan Orang Tua Masih Beri Uang Saku ke Anak Meski sudah Dapat MBG di Sekolah, Sempat Cicipi Menu |
![]() |
---|
Lurah Fadli Didorong ke Parit karena Tegur Warga yang Pasang Polisi Tidur Sembarangan: Dia Keberatan |
![]() |
---|
Fraksi Gerindra Desak Pemkot Surabaya Serius Realisasikan Pokir Dewan |
![]() |
---|
Subhan Tak Ada Kata Damai Gugat Gibran Rp 125 Triliun, Mediasi Gagal Kini Masuk Tahap Persidangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.