Breaking News
Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

WCC Kritik Keras Dugaan Kekerasan Seksual Oknum Perangkat Desa di Jombang

SP (34) mengaku jadi korban bujuk rayu, tekanan psikologis, hingga ancaman yang diduga dilakukan oleh OS, oknum perangkat Desa Ngogri, Jombang.

Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Dwi Prastika
TRIBUNJATIM.COM/ANGGIT PUJIE WIDODO
PERDA PERLINDUNGAN PEREMPUAN (Arsip) - Direktur Women Crisis Center (WCC) Ana Abdillah saat dikonfirmasi saat agenda catatan akhir tahun di gedung PKK Pemkab Jombang, Kabupaten Jombang, Jawa Timur pada Rabu (26/2/2025). Ana menanggapi kasus dugaan kekerasan seksual oknum perangkat Desa Ngogri Jombang. 

Poin Penting:

  • Women Crisis Center (WCC) Jombang menyatakan keprihatinan dalam kasus dugaan kekerasan seksual oknum perangkat Desa Ngogri Jombang.
  • Ana Abdillah menegaskan, persoalan ini bukan sekadar relasi pribadi yang salah arah.
  • WCC mendorong penegak hukum dan lembaga pengawasan desa untuk bersikap tegas, termasuk melakukan penyelidikan independen.

Laporan Wartawan TribunJatim.com, Anggit Puji Widodo

TRIBUNJATIM.COM, JOMBANG - Di balik dinding diam Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh, Jombang, Jawa Timur, tersimpan kisah memilukan dari seorang perempuan berinisial SP (34). 

Kepada wartawan, ia mengungkapkan pengalamannya menjadi korban bujuk rayu, tekanan psikologis, hingga ancaman yang diduga dilakukan oleh OS, seorang oknum perangkat desa setempat. 

Dugaan kekerasan seksual ini bukan sekadar persoalan personal, tetapi memperlihatkan wajah relasi kuasa yang timpang dan berbahaya.

Menyikapi fenomena tersebut, Women Crisis Center (WCC) Jombang menyatakan keprihatinan mendalam.

Direktur WCC, Ana Abdillah, menegaskan, persoalan ini bukan sekadar relasi pribadi yang salah arah, melainkan bentuk kekerasan seksual yang serius dan terstruktur.

“Relasi kuasa di sini sangat jelas. OS berada dalam posisi struktural yang kuat sebagai perangkat desa, sedangkan SP adalah perempuan yang rentan secara sosial dan psikologis,” ucap Ana, saat dikonfirmasi pada Selasa (29/7/2025).

WCC mengecam keras pihak-pihak yang mencoba menggiring opini publik bahwa kasus ini hanyalah “perselingkuhan biasa.”

Menurut Ana, narasi semacam itu berbahaya karena mengaburkan fakta bahwa korban berada dalam tekanan dan manipulasi terus-menerus.

Baca juga: Ulah Pak Kades usai Berduaan dengan Siswi SMA di Penginapan, Hakim Jatuhi Hukuman Penjara

“Dalam situasi ketimpangan kekuasaan, relasi konsensual menjadi ilusi. Ancaman, manipulasi emosional, dan ketergantungan psikologis menjadikan korban terjebak tanpa bisa keluar,” jelasnya.

WCC juga mengkritik respons kepala desa dan Inspektorat yang dinilai tidak peka gender dan justru meremehkan kasus ini.

Pendekatan seperti ini, kata Ana, berpotensi melanggengkan impunitas dan menambah beban psikologis bagi korban.

“Pendekatan yang tidak berpihak pada korban justru menghambat pemulihan dan menutup akses keadilan. Ini bukan semata masalah hukum, tapi soal keberpihakan pada korban,” ungkapnya.

WCC Jombang menyatakan kesiapan untuk mendampingi SP secara hukum dan psikologis.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved