Jejak Sunyi Penghayat Kepercayaan Kapribaden di Jombang, Keyakinan Hidup Menyatu dengan Sang Urip
Tapi di balik ketenangannya, ia menyimpan keyakinan mendalam pada jalan spiritual yang ia pilih, Penghayat Kepercayaan Kapribaden
Penulis: Anggit Puji Widodo | Editor: Samsul Arifin
Dari Tubuh ke Urip, Dari Kunci ke Asmo
Menurut ajaran ini, tubuh manusia terdiri dari tujuh lapisan. Rambut, kulit, daging, otot, tulang, sumsum, dan darah. Namun yang lebih utama adalah keberadaan urip roh yang berasal dari Tuhan dan menjadi inti kehidupan.
Setelah menerima Kunci, seseorang dapat meminta Asmo, atau nama bagi urip-nya. Proses ini bukan sekadar simbolik. Dalam pandangan mereka, memberi nama pada urip adalah bentuk penghormatan dan kesadaran bahwa diri sejati bukan semata tubuh, melainkan roh yang berasal dari Yang Maha Esa.
“Kalau sudah bisa mijil, menyatukan raga dan urip maka setiap tindakan bisa lebih selaras dengan petunjuk Tuhan,” terang Herman.
Harapan Setelah Keputusan MK
Sejak Mahkamah Konstitusi mengakui kepercayaan sebagai identitas yang sah pada kolom agama di KTP, para penghayat Kapribaden tak lagi merasa serba salah dalam urusan administrasi.
Kini, mereka bisa menikah di catatan sipil dan dimakamkan sesuai adat setempat tanpa harus berpura-pura menjadi penganut agama resmi.
“Kami tidak ingin macam-macam. Harapan kami hanya bisa beribadah tanpa rasa takut,” ungkap Herman.
Baginya, semua agama adalah baik. Tak ada alasan menolak doa siapa pun untuk orang yang meninggal. Kapribaden percaya bahwa doa adalah bentuk cinta, dan cinta tak mengenal batas sekat kepercayaan.
Membuka Tabir Sejarah
Kapribaden sendiri lahir resmi sebagai Paguyuban pada 30 Juli 1978. Di balik pendiriannya tersimpan cerita spiritual penuh simbol dan tantangan.
Sebuah “Sabdo Tinulis” sabda tertulis dalam aksara Jawa menjadi landasan awal.
Tongkat dari kayu galih kelor yang diberikan Romo Semono kepada salah satu pengikut menjadi simbol komando dan amanah.
Pada masa Orde Baru, ajaran ini berada dalam bayang-bayang kecurigaan karena diyakini memiliki kedekatan historis dengan Presiden Soekarno.
Meski begitu, pengikut Kapribaden tidak pernah mendesak pengakuan lewat promosi. Semua disampaikan dari mulut ke mulut, dari hati ke hati. Seperti yang diyakini Herman, “Kalau cocok, jalani. Kalau tidak, ya tidak apa-apa," bebernya.
Penghayat Kepercayaan Tuhan YME
penghayat kepercayaan
Penghayat Kepercayaan Kapribaden
berita jombang hari ini
TribunJatim.com
Tribun Jatim
jatim.tribunnews.com
Polisi di Madiun Nilai Pola Asuh Positif Jadi Tembok Pertama Pencegahan Kenakalan Remaja |
![]() |
---|
Warga Gerebek Kades yang Nikah Siri dan Ada di Rumah Janda, Tuntut Mundur dari Jabatannya |
![]() |
---|
Kebohongan Wali Kota Arlan Terkuak, Terbukti Mutasi Kepsek Tanpa Prosedur Benar, Nasib Bak Terbalik |
![]() |
---|
Kapolda Jatim Geram dengan Ulah Kelompok Anarkis yang Kerap Susupi Aksi Damai hingga Berujung Ricuh |
![]() |
---|
Sidoarjo Dapat Bantuan Jaringan Distribusi Gas Bumi 7.223 Sambungan Rumah, Untuk 2 Kecamatan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.