Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Terdampak Wabah PMK hingga Jumlah Dokter Hewan Terbatas Akibatkan Populasi Sapi di Jember Menyusut

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jember, Widodo Julianto mengatakan, penyusutan populasi sapi mencapai 30 persen sejak PMK melanda.

Penulis: Imam Nawawi | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/Imam Nawawi
SAPI - Petugas Kesehatan hewan memeriksa sapi di Dusun Watu Ulo, Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Jember, Jawa Timur, Senin (28/7/2025). Populasi sapi di Jember menyusut akibat PMK. 

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Imam Nawawi

TRIBUNJATIM.COM, JEMBER - Dampak wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), populasi ternak sapi di Jember, Jawa Timur, mengalami penyusutan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jember, Widodo Julianto mengatakan, penyusutan populasi sapi mencapai 30 persen sejak PMK melanda.

Hal ini akan membahayakan ketahanan pangan di Bumi Pandalungan.

"PMK menyebabkan penyusutan populasi sapi hingga 30 persen. Ini jadi PR (pekerjaan rumah) besar, kami butuh ketepatan langkah untuk mengembalikan populasi,” katanya, Jumat (1/8/2025).

Menurutnya, hal ini karena keterbatasan jumlah dokter hewan di Jember, yang mengakibatkan proses vaksinasi PMK tidak berlangsung cepat.

"Saat ini hanya tersedia sekitar 100 tenaga paramedis dan dokter hewan. Mereka harus melayani 31 kecamatan dengan populasi ternak mencapai hampir 500 ribu ekor," ujar Widodo.

Selain itu, lanjut dia, tenaga program inseminasi buatan (IB) dan transfer embrio (TE) juga belum berjalan maksimal di Jember.

Padahal kedua metode ini dibutuhkan untuk percepatan kebuntingan dan peningkatan populasi ternak terutama sapi.

Baca juga: Penanganan PMK Jadi Fokus Komisi IV DPR RI, Daerah Zona Merah Masuk Prioritas

"Kondisi diperparah dengan dampak wabah PMK yang sempat melanda Jember," ungkap Widodo.

Di sisi lain, Widodo menjelaskan, cakupan vaksinasi ternak di Jember di akhir Juli 2025 baru sekitar 50 persen sapi.

Hal itu karena ada sebagian peternak menolak sapinya disuntik vaksin.

"Kendalanya adalah masih adanya trauma dan kesalahpahaman di kalangan peternak. Ada anggapan kalau divaksin justru ternaknya tambah sakit. Ini tantangan yang perlu kita jawab dengan edukasi terus-menerus,” imbuhnya.

Oleh karena itu, Widodo meminta agar pemerintah pusat maupun daerah dapat menambah jumlah tenaga kesehatan hewan di Jember, supaya populasi sapi tidak terus menyusut.

"Tanpa dukungan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memadai, program peningkatan ketahanan pangan berbasis peternakan sulit tercapai. Gus bupati juga sudah menyampaikan pentingnya penambahan SDM ini,” paparnya.

Sumber: Tribun Jatim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved