Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Penggalian Jenazah Bayi di Tulungagung

Hasil Autopsi Bayi yang Dikubur Ibunya di Samping Rumah di Tulungagung

Polres Tulungagung menerima hasil autopsi bayi yang dilahirkan MA (23) gadis sebatang kara asal Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung.

Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Tribun Jatim Network/David Yohanes
HASIL AUTOPSI - Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, menyampaikan hasil autopsi memastikan bayi yang meninggal di Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, karena ditenggelamkan, Kamis (14/8/2025). MA (23) gadis sebatang kara yang melahirkan bayi laki-laki itu terancam menjadi tersangka.  

Poin Penting:

  • Bayi laki-laki yang dikubur ibunya di samping rumah di Tulungagung tewas karena tenggelam.
  • Satreskrim Polres Tulungagung akan menggelar gelar perkara untuk menetapkan tersangka.
  • AKBP Muhammad Taat Resdi juga memerintahkan Kasat Reskrim memberikan pendampingan psikologis, mengingat tekanan yang dihadapi MA sangat besar.

Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes

TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Polres Tulungagung telah menerima hasil lengkap autopsi bayi yang dilahirkan MA (23) gadis sebatang kara asal Desa Sanggrahan, Kecamatan Boyolangu, Tulungagung, Jawa Timur.

Hasil autopsi menguatkan bayi laki-laki ini meninggal dunia karena ditenggelamkan.

Fakta ini didapat berdasarkan hasil destruksi asam yang sampelnya diambil saat autopsi.

“Fakta ini sinkron dengan pengakuan ibu bayi tersebut,” ungkap Kapolres Tulungagung, AKBP Muhammad Taat Resdi, Kamis (14/8/2025).

Dengan tambahan bukti ini, Satreskrim Polres Tulungagung akan menggelar gelar perkara untuk menetapkan tersangka.

AKBP Muhammad Taat Resdi menuturkan, bayi laki-laki itu dilahirkan dalam keadaan hidup pada Selasa (29/7/2025) pagi dengan panjang 53 cm dan berat 2,8 kg.

MA sempat memandikan anaknya dan membelikan susu UHT.

“Karena dia sebatang kara dan keterbatasan ekonomi, dia hanya beli susu itu pakai layanan pengantaran,” sambung AKBP Muhammad Taat Resdi.

Selain susu UHT, MA juga membeli minuman isotonik.

Minuman ini yang diberikannya ke bayi itu saat susu sudah habis.

Baca juga: Gadis Sebatang Kara Terduga Pembunuh Bayi di Tulungagung akan Dapat Pendampingan Psikolog

Kemudian saat kedua minuman ini habis, MA memasukkan jarinya ke mulut anaknya setiap kali menangis.

MA merasa panik dan tidak mampu merawat bayi, sementara dia sendirian tidak ada tempat untuk berbagi.

“Di satu sisi dia takut dan malu, tapi ada anak yang harus dia rawat. Kondisi itu yang mendorong dia melakukan kekerasan,” papar AKBP Muhammad Taat Resdi.

Sumber: Tribun Jatim
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved