PO Larang Kru Putar Lagu dalam Bus
Stop Putar Musik Hindari Royalti, Sopir Bus Pariwisata di Mojokerto Diprotes Penumpang Emak-emak
Sopir Bus Pariwisata, Yanto (47) warga Brangkal, Mojokerto sempat dikomplain emak-emak terkait larangan memutar musik di dalam bus
Penulis: Mohammad Romadoni | Editor: Ndaru Wijayanto
Poin penting:
- Sopir Bus Dikomplain Penumpang Karena Tidak Ada Musik
- Larangan Musik Berdampak ke Layanan dan Reputasi PO
- Sopir Khawatir Jadi Sasaran Royalti
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Mohammad Romadoni
TRIBUNJATIM.COM, MOJOKERTO- Sopir Bus Pariwisata, Yanto (47) warga Brangkal, Mojokerto sempat dikomplain emak-emak terkait larangan memutar musik atau lagu di dalam bus, selama perjalanan pulang dari Kudus (Jateng) menuju Kabupaten Mojokerto, (Jatim).
Pengalaman itu baru pertama kali dialaminya, imbas larangan bagi semua kru PO Bus memutar lagu lantaran takut dituntut membayar
royalti lagu Indonesia.
"Penyewa bus protes, kenapa tidak boleh memutar musik. Sudah saya jelaskan ada larangan dari PO kami, untuk memutar musik atau lagu di dalam bus," kata Yanto saat dijumpai di garasi PO bus pariwisata, Desa Banjaragung, Puri, Mojokerto, Senin (18/8/2025).
Ia menceritakan, mendapat surat edaran dari PO melalui WhatsApp yang melarang seluruh kru memutar musik atau lagu di perangkat audio bus, selama perjalanan maupun di garasi.
Bersamaan dengan itu, penumpang memintanya untuk memutar musik dalam perjalanan pulang mengantarkan rombongan wisatawan dari Kudus kembali menuju Kabupaten Mojokerto, pada Minggu (17/8/2025) kemarin.
Dirinya pun berupaya menjelaskan secara gamblang kepada penyewa bus, terkait adanya aturan sehingga melarangnya memutar musik tersebut.
Baca juga: Takut Kena Royalti, Po Bus Harapan Jaya Stop Putar Musik, Gantikan Dengan Konten Internal
"Sudah menyewa kok tidak ada musiknya, kalau begitu nggak menyewa bus kalau tidak ada hiburannya," ucap Yanto menirukan penumpang yang protes tersebut.
Menurut dia, aturan larangan memutar musik di dalam bus akan membuat kecewa penumpangnya yang sudah menyewa bus.
"Ya akhirnya penumpangnya kecewa, dampaknya ke sopir bus," celetuknya.
Yanto mengungkapkan, dirinya berharap pemerintah dapat mengaji ulang terkait aturan dan membebaskan lagu diputar di dalam bus.
Apabila aturan ini dibiarkan berlarut-larut, akan membebani sopir yang berpotensi menjadi sasaran dituntut membayar royalti lagu.
"Harapannya, ya ditiadakan aturannya dihapus itu kan untuk hiburan," bebernya.
Baca juga: Takut Kena Royalti, PO Bus di Jatim Kompak Larang Kru Putar Lagu saat Perjalanan
Ia menyebut, sopir pun terancam berpotensi kehilangan pelanggan atau penyewa bus jika aturan royalti pemutaran lagu menyasar PO bus pariwisata.
"Kalau aturan itu tidak dihapus, kita sopir bus pariwisata kena imbasnya. Masyarakat yang tadinya kecewa terus tidak menyewa bus, kan kita juga dirugikan. Sopir makan apa kalau bus tidak jalan (Disewa), masa selama perjalanan sunyi," ungkap Yanto.
Pengelola Otobus PT Djoko Kendil Mojokerto, M Aziz Al Huda mengaku, larangan memutar musik di dalam bus dikhawatirkan bakal berdampak jangka panjang di sektor usaha transportasi pariwisata.
PO Larang Kru Putar Lagu dalam Bus
Tribun Jatim Network
jatim.tribunnews.com
takut kena royalti
berita Mojokerto
Takut Kena Royalti, Po Bus Harapan Jaya Stop Putar Musik, Gantikan Dengan Konten Internal |
![]() |
---|
Takut Kena Royalti, PO Bus di Jatim Kompak Larang Kru Putar Lagu saat Perjalanan |
![]() |
---|
Sebut Pemutaran Lagu di Bus Termasuk Komersial, Pakar HKI UM Surabaya: Wajib Bayar Royalti |
![]() |
---|
Ramai Tagar TransportasiIndonesiaHening di Medsos usai Muncul Larangan Putar Lagu dalam Bus |
![]() |
---|
BREAKING NEWS - PO di Jatim Larang Kru Putar Lagu dalam Bus karena Takut Ditagih Royalti |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.