Warga Binaan Lapas Kelas IIB Tulungagung Produksi Kasur Sapi untuk Proses Inseminasi Buatan
Setiap bulan, Lapas Kelas IIB Tulungagung menyetor 6-7 matras ke Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Kabupaten Malang.
Penulis: David Yohanes | Editor: Dwi Prastika
Poin Penting:
- Warga binaan Lapas Kelas IIB Tulungagung memproduksi matras raksasa yang terbuat dari sabut kelapa untuk alas sapi dalam proses inseminasi.
- Satu matras sapi ini dijual seharga Rp 1.300.000.
- Setiap bulan para warga binaan bisa memproduksi 6-7 matras sapi.
Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, David Yohanes
TRIBUNJATIM.COM, TULUNGAGUNG - Sejumlah warga binaan Lapas Kelas IIB Tulungagung terlibat pembuatan matras raksasa yang terbuat dari sabut kelapa.
Matras atau kasur dengan ukuran 3x3,5 meter dan ketebalan 20-30 cm ini digunakan untuk alas sapi dalam proses inseminasi atau sering disebut kawin suntik sapi.
Setiap bulan, Lapas Kelas IIB Tulungagung menyetor 6-7 matras ke Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Kabupaten Malang.
“Untuk lapas di Jawa Timur, hanya Lapas Tulungagung yang memproduksi alas untuk inseminasi sapi,” ujar Kepala Lapas Kelas IIB Tulungagung, Maruf Prasetyo Hadianto, Minggu (17/8/2025).
Lanjutnya, proses produksi ini melibatkan 10 warga binaan.
Mereka sebelumnya telah mendapatkan pelatihan dari pihak luar yang punya kepedulian terhadap warga binaan.
Sementara untuk bahan baku, Lapas Tulungagung mendapat pasokan sabut kelapa dari wilayah Tulungagung dan Blitar.
“Mereka (warga binaan) sendiri yang mengerjakan. Mulai dari bahan baku, mengolahnya kemudian merangkainya menjadi produk jadi,” tambahnya.
Diakui Maruf, produksi matras sapi ini terkendala keterbatasan lokasi.
Baca juga: 12 Warga Binaan Lapas Kelas IIB Ponorogo Langsung Bebas usai Dapat Remisi Hari Kemerdekaan
Untuk 1 matras saja diperlukan tempat 4x4 meter sedangkan area workshop dalam lapas harus berbagi dengan kegiatan yang lain.
Karena kendala itu, setiap bulan para warga binaan hanya bisa memproduksi 6-7 matras sapi.
“Dalam sekali produksi, paling hanya buat untuk 2 alas sapi karena keterbatasan ruangan. Jadi memang tidak bisa digenjot,” katanya.
Satu matras sapi ini dijual seharga Rp 1.300.000.
Hasil penjualan kemudian dipotong untuk ongkos produksi berikutnya.
Sisanya akan dibagi kepada warga binaan yang terlibat produksi sebagai uang premi.
"Satu orang bisa mendapatkan Rp 300.000 sampai Rp 500.000. Semua langsung masuk ke rekening mereka,” ungkap Maruf.
Uang premi ini akan menjadi tabungan warga binaan dan akan jadi bekal saat mereka bebas.
Namun jika keluarga butuh uang, uang di rekening ini juga bisa ditransfer lewat layanan perbankan yang bekerja sama dengan Lapas Tulungagung.
Uang premi memang tidak diwujudkan dalam bentuk tunai, karena Lapas Tulungagung menekankan transaksi cashless untuk warga binaan.
“Produk kami sudah diakui kualitasnya. Ini bukan sekadar inovasi, tetapi juga pemberdayaan ekonomi bagi warga binaan,” tegas Maruf.
Pembuatan matras sapi ini dinilai punya nilai strategis karena mengolah produk limbah kelapa.
Proses pembuatannya sederhana namun punya nilai jual yang kompetitif.
Produk dari sabut kelapa ini juga mengurangi ketergantungan pada matras dari bahan sintetis.
“Secara tidak langsung produk ini juga membantu meningkatkan kualitas lingkungan dengan memanfaatkan limbah organik yang terbarukan,” pungkasnya.
Lapas Kelas IIB Tulungagung
Maruf Prasetyo Hadianto
inseminasi
kawin suntik
Tulungagung
TribunJatim.com
berita Tulungagung terkini
Tribun Jatim
berita Jatim terkini
Sosok Wanita yang Terima Wasiat Jaga Anak Kembar Mpok Alpa, Bayi Bernama Raffa dan Raffi Ahmad |
![]() |
---|
Kesaksian Satu-satunya Manusia yang Pernah Kejatuhan Meteorit, Memar Parah |
![]() |
---|
Semasa Hidup Mpok Alpa Pernah Nyaris Diguna-guna Teman Sendiri, Disuruh Makan Melati |
![]() |
---|
Drumband MTsN Batal Tampil Imbas Ulah Panitia Putar Lagu Demi Ulang Tahun Istri Pak Camat |
![]() |
---|
Polisi Sidoarjo Gerebek Arena Judi Sabung Ayam di Balongbendo, Peralatan Dibakar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.