Sulawesi Utara
Selamat Datang di Superhub PDIP Jatim

Pakai Seragam Pemkab, Sulasno Minta Rp 700 Ribu ke Tiap Warga dan Janji Carikan Bansos

Kasus penipuan dialami para warga di Desa Pakel, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Penulis: Ani Susanti | Editor: Mujib Anwar
Dok Warga via Kompas.com
KASUS PENIPUAN - Sulasno tertangkap warga usai menipu warga dengan iming-iming dapat bansos. Saat beraksi, ia mendatangi rumah warga di Desa Pakel, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur dan mengaku sebagai petugas PKH yang tengah melakukan pendataan penerima bantuan sosial. 

TRIBUNJATIM.COM - Kasus penipuan dialami para warga di Desa Pakel, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Pelakunya adalah Sulasno (47), warga Desa Randuagung, Kecamatan Randuagung.

Modus yang dia lakukan adalah mengaku sebagai petugas program keluarga harapan (PKH).

Ia meminta uang ke warga dan menjanjikan bantuan sosial.

Awalnya, Sulasno mendatangi rumah warga di Desa Pakel, Kecamatan Gucialit, dan mengaku sebagai petugas PKH yang tengah melakukan pendataan penerima bantuan sosial.

Saat itu, Sulasno meminta sejumlah kartu identitas warga seperti kartu keluarga (KK) dan kartu tanda penduduk (KTP).

Tidak hanya itu, Sulasno juga meminta sejumlah uang kepada warga dengan iming-iming, namanya akan dimasukkan dalam daftar penerima bantuan sosial.

Tidak tanggung-tanggung, jumlah uang yang diminta Sulasno kepada korbannya mencapai Rp 700 ribu.

Kepala Desa Pakel, Sampurno mengatakan, pelaku berkeliling ke rumah-rumah warga dan mencari orang tua yang tidak terlalu mengerti perihal mekanisme pendataan bantuan sosial.

"Pelaku mengiming-imingi korban biar nanti dibantu mencairkan bantuan seperti bansos gitu, nominalnya beda-beda ada yang dimintai sampai 700 ribu," kata Sampurno di Lumajang, Selasa (26/8/2025), seperti dilansir dari Kompas.com.

Baca juga: Didatangi Wanita Ngaku Petugas Dinas, Penjual Buah Resah Ditariki Rp150 Ribu Dalih Berantas Nyamuk

Saat aksinya ketahuan, pelaku sempat dipukuli oleh warga yang geram karena keluarganya ditipu oleh Sulasno.

Video Sulasno dipukuli warga pun viral di media sosial Facebook hingga grup WhatsApp.

Sampurno menduga, Sulasno memang mempunyai niat jahat sejak awal.

Pasalnya, di baju yang digunakannya terdapat tanda pengenal berlogo Pemerintah Kabupaten Lumajang dan ada tulisan instansi asalnya yakni Dipenda.

Padahal, dinas yang ada dalam tanda pengenal yang dibawa Sulasno sudah tidak ada di Lumajang.

Selain itu, nama yang tertulis dalam tanda pengenal yang dibawa Sulasno tidak sama dengan KTP yakni Jainal Abidin.

Meskipun, foto yang dipasang adalah foto asli Sulasno.

"Ya sudah dipukuli itu sebelum saya datang (pelaku). Ini kan korbannya banyak bukan dari Desa Pekel saja, hampir semua di Gucialit dan Padang juga jadi korbannya," terang Sampurno.

Baca juga: Pedagang Bakso Syok Tiba-tiba Didatangi Pria Berpeci Ngaku Petugas BPOM, Uang Rp1,4 Juta Amblas

Sementara, Kasi Humas Polres Lumajang Ipda Untoro menjelaskan, saat ini pelaku telah diamankan polisi dan masih dalam proses penyelidikan mendalam di Satreskrim Polres Lumajang.

"Masih proses penyelidikan," ungkap Untoro singkat.

Di tempat lain, aksi penipuan orang ngaku pegawai pemerintah juga sempat  membuat warga resah.

Pasalnya, penipu sudah berhasil membuat para warga rugi jutaan rupiah.

Peristiwa ini dialami warga Kelurahan Joglo, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo.

Di mana sasaran penipu tersebut adalah pengusaha kecil atau UMKM seperti warung kelontong hingga usaha katering di wilayah tersebut.

Lurah Kelurahan Joglo, Aliek Budiarto membenarkan adanya penipu yang telah meresahkan warga.

Aliek menceritakan bahwa setidaknya penipu tersebut telah beraksi sebanyak 4 kali dan berhasil menipu dengan total kerugian mencapai beberapa juta.

Penipu tersebut diakui Aliek cukup lihai hingga mampu meyakinkan calon korban lantaran mengaku utusan dari instansi pemerintahan seperti Kantor Kelurahan Joglo maupun  Puskesmas Gambirsari.

"Benar di wilayah kami di kelurahan Joglo, terakhir kejadiannya kemarin sore (Rabu 8 Januari) didatangi seseorang, kemudian orang tersebut mengaku utusan Puskesmas Gambirsari untuk pesan beberapa ratus Snack untuk suatu acara," ujar Aliek, Kamis (9/1/2025) malam, melansir dari TribunSolo.

"Dia pintar, hafal kondisi dan situasi di wilayah kelurahan hingga membuat calon korban percaya. Hingga akhirnya pelaku mengatakan akan membelikan meja untuk Posyandu RW tersebut namun belum membawa uang. Jumlahnya kurang lebih Rp 2,5 juta. Korban pun percaya dan meminjamkan uang kepada pelaku," lanjut dia.

Korban pun baru sadar telah menjadi korban penipuan usai pelaku pamit. Atas insiden tersebut pun korban langsung mendatangi kantor kelurahan untuk menceritakan insiden yang ia alami.

Beberapa bulan sebelumnya, diduga pelaku juga sempat beraksi sebanyak 3 kali dan menyasar warung kelontong.

Bahkan Aliek menceritakan ada salah satu korban yang melapor bahwa pelaku beraksi dengan mengatakan ditugasi oleh dirinya untuk menghutang sejumlah bungkus rokok yang sedianya digunakan untuk acara kelurahan Joglo.

"Beberapa waktu lalu ada warung makan yang disasar juga dengan modus yang sama dan mengatasnamakan Puskesmas Gambirsari. Namun korban untuk untungnya lebih dulu menghubungi instansi yang bersangkutan dan akhirnya gagal.Beberapa waktu setelahnya sama lagi di warung itu lagi tapi beda nomor," urai Aliek.

Baca juga: Warga Kehilangan Rp 20 Juta setelah Diminta Aktivasi KTP Digital, Penipu Ngaku Petugas Disdukcapil

Aliek menjelaskan bahwa sebelum mendatangi calon korban, pelaku terlebih dulu menghubungi mereka melalui kontak WhatsApp.

"Ada warung kelontong juga menjadi korban dan penipu mengatasnamakan petugas Kelurahan Joglo untuk meminta rokok slop-slopan," cerita dia.

"Korban bahkan sampai datang ke rumah saya untuk menagih. Hingga akhirnya saya jelaskan bahwa tidak pernah menugaskan pegawai Kelurahan untuk melakukan hal itu," sambungnya.

"Jadi modusnya kurang lebih seperti itu. Pelaku menyasar ke warung-warung dan catering dengan mengatasnamakan instansi. Sebelumnya WA dulu dan akhirnya melancarkan aksinya," tambah Aliek.

Atas kejadian-kejadian itu pun pihak kelurahan juga disebut Aliek telah berkoordinasi dengan pihak keamanan maupun melakukan sosialisasi untuk menghimbau warga agar lebih hati-hati.

"Sudah, kita kan ada Bhabinkamtibmas. Setiap ada kejadian langsung kami kontak beliau-beliau dan kami menugaskan Kasi Pemerintahan juga untuk turun ke masyarakat agar korban tidak bertambah," kata dia.

Aliek berharap agar warga lebih berhati-hati dan waspada ketika ada tamu yang datang dan mengatasnamakan instansi pemerintahan.

"Ya saya harap warga berhati-hati. Ketika ada hal-hal seperti itu langsung menghubungi instansi berkaitan agar tidak menjadi korban penipuan," pungkasnya.

Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved